Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apa Itu Tri Suci Waisak? Ini Pengertian dan Asal-usul Perayaannya
11 Mei 2024 4:12 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebagai perayaan penting dalam kalender keagamaan umat Buddha, Tri Suci Waisak adalah momen sakral yang menyatukan seluruh umat dalam perenungan dan penghormatan. Lantas apa itu Tri Suci Waisak? Simak penjelasannya berikut ini.
ADVERTISEMENT
Waisak merupakan hari raya bagi umat Buddha. Peringatan tersebut untuk merayakan 3 peristiwa penting. Karena itulah, Hari Raya Waisak juga kerap disebut dengan Tri Suci Waisak.
Apa Itu Tri Suci Waisak?
Mengutip dari kemenag.go.id, Tri Suci Waisak adalah hari suci yang sangat penting bagi umat Buddha di seluruh dunia, karena merayakan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama.
Peristiwa ketiga ini menggambarkan perjalanan hidup yang luar biasa dan pencapaian spiritual dari tokoh yang menjadi sumber ajaran agama Buddha.
Perayaan Tri Suci Waisak mengajak umat Buddha untuk memikirkan ajaran-ajaran penting yang diajarkan oleh Buddha, serta menjalani praktik keagamaan yang mendukung jalan menuju pencerahan dan kebahagiaan sejati.
Berikut adalah ketiga peristiwa yang dirayakan dalam peringatan Tri Suci Waisak:
ADVERTISEMENT
1. Kelahiran Siddharta Gautama
Pada tahun 623 SM, Siddharta Gautama lahir sebagai seorang pangeran di Taman Lumbini, yang terletak di perbatasan antara Nepal dan India saat ini. Kelahiran ini merupakan awal mula perjalanan spiritualnya.
Meskipun hidup sebagai pangeran, Siddharta merasa tidak puas dengan kehidupan duniawi dan mulai mencari makna kehidupan yang lebih dalam.
Kelahiran Siddharta dirayakan sebagai awal dari lahirnya seorang calon Buddha yang akan membawa pencerahan bagi banyak orang.
2. Pencapaian Penerangan Agung
Pada usia 35 tahun, pada tahun 588 SM, Siddharta mencapai penerangan agung di bawah pohon Bodhi di Buddha-Gaya (Bodh Gaya), India.
Setelah menjalani perjuangan panjang dalam mencari kebenaran dan menjalani praktik spiritual yang ketat, ia akhirnya menemukan kebenaran tentang penderitaan, asal-usulnya, dan cara mengatasinya.
ADVERTISEMENT
Momen ini menandai transformasi dirinya menjadi Buddha, atau "yang tercerahkan," dan membuka jalan bagi ajaran-ajarannya untuk disampaikan kepada umat manusia.
3. Parinibbana (Wafat) Buddha Gautama
Pada usia 80 tahun, di tahun 543 SM, Buddha Gautama mencapai parinibbana di Kusinara, India. Parinibbana dianggap sebagai pelepasan terakhir dari siklus kelahiran kembali, sebuah pencapaian tertinggi dalam agama Buddha.
Wafatnya Buddha menandai akhir dari keberadaan fisiknya di dunia, namun ajaran-ajaran dan warisannya terus berlanjut dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Asal-usul Tri Suci Waisak
Tri Suci Waisak adalah perayaan suci umat Buddha yang memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama: kelahiran Siddharta Gautama, pencapaian pencerahan agung, dan Parinibbana atau wafatnya Buddha Gautama.
Peristiwa ketiga ini memiliki makna mendalam bagi umat Buddha dan dihormati sejak zaman Buddha sendiri. Asal usul perayaan ini dapat ditelusuri ke tradisi panjang umat Buddha yang ingin menghormati dan mengenang perjalanan hidup dan ajaran Buddha.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, peringatan terhadap masing-masing peristiwa—kelahiran, pencerahan, dan wafat—dilakukan secara terpisah oleh para pengikut Buddha.
Kelahiran Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM menandai dimulainya perjalanan spiritualnya yang luar biasa.
Pencapaian pencerahan agung di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya pada usia 35 tahun menjadi momen kritis dalam hidupnya, yang mengubah dirinya menjadi Buddha dan membuka jalan bagi ajaran-ajarannya.
Parinibbana, atau wafatnya Buddha, terjadi di Kusinara pada tahun 543 SM dan menandakan pencapaian akhir dari perjalanan spiritualnya.
Seiring berjalannya waktu, perayaan ketiga peristiwa ini mulai digabungkan menjadi satu peringatan tahunan yang dikenal sebagai Tri Suci Waisak.
Penggabungan ini membantu umat Buddha memikirkan seluruh kehidupan dan ajaran Buddha dalam satu momen yang bermakna.
ADVERTISEMENT
Peringatan Waisak memungkinkan umat Buddha di seluruh dunia untuk bersama-sama menghormati dan memperingati tonggak-tonggak penting dalam perjalanan hidup Buddha.
Pada tahun 1950, keputusan penting diambil dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhis atau WFB) pertama yang diadakan di Sri Lanka.
Konferensi ini memutuskan bahwa perayaan Tri Suci Waisak akan diakui secara internasional sebagai perayaan tahunan umat Buddha di seluruh dunia.
Keputusan ini membantu memperkuat dan menyebarkan perayaan Waisak di berbagai negara dengan populasi umat Buddha.
Meskipun bentuk perayaan Waisak bervariasi berdasarkan budaya dan tradisi lokal, makna inti dari perayaan ini tetap sama: menghormati dan memikirkan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama.
Setelah keputusan WFB, perayaan Tri Suci Waisak menjadi lebih terorganisir dan meluas di berbagai negara dengan populasi umat Buddha.
ADVERTISEMENT
Meskipun bentuk perayaannya bervariasi berdasarkan budaya dan tradisi lokal, makna inti dari Waisak tetap sama: menghormati dan memikirkan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama.
Perayaan Waisak meliputi berbagai kegiatan keagamaan seperti meditasi, pembacaan sutra, dan upacara di kuil-kuil serta vihara-vihara.
Selain itu, umat Buddha juga sering melakukan kegiatan amal dan sosial, seperti memberikan sumbangan dan bantuan kepada yang membutuhkan. Beberapa tradisi melibatkan prosesi lentera dan hiasan warna-warni untuk merayakan peristiwa suci ini.
Ritual Perayaan Tri Suci Waisak di Indonesia
Di Indonesia, perayaan Tri Suci Waisak adalah momen penting bagi umat Buddha yang dilakukan dengan berbagai ritual keagamaan yang mendalam.
Ritual ini meliputi prosesi penyalaan lentera sebagai simbol pencerahan Buddha, pemandian Rupang Buddha untuk menghormati kelahiran Buddha, serta meditasi dan pembacaan sutra di kuil atau vihara.
ADVERTISEMENT
Prosesi Waisak yang terkenal di Borobudur, Jawa Tengah, melibatkan perjalanan dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Selain itu, umat juga melakukan pelepasan burung merpati dan ikan sebagai simbol kebebasan dan welas asih.
Kegiatan amal, seperti memberikan kontribusi dan bantuan kepada yang membutuhkan, juga menjadi bagian dari perayaan ini.
Ritual-ritual ini mencerminkan makna Tri Suci Waisak sebagai waktu untuk menafsirkan ajaran Buddha, berbagi kedamaian, dan menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai agama Buddha.
Jadwal Perayaan Tri Suci Waisak 2024
Tahun ini, perayaan Tri Suci Waisak 2024 akan kembali digelar di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Dalam rangka merayakannya, akan diselenggarakan rangkaian acara Waisak Nasional 2568 BE/2024 M di Candi Borobudur, dengan jadwal sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Minggu, 5 Mei 2024
Jumat, 17 Mei 2024
Sabtu, 18 Mei 2024
Minggu, 19 Mei 2024
Senin, 20 Mei 2024
Selasa, 21 Mei 2024
Rabu, 22 Mei 2024
ADVERTISEMENT
Kamis, 23 Mei 2024
Sementara itu, menurut informasi resmi dari WALUBI, Waisak Nasional 2568 BE/2024 M mengusung tema "Untuk Hidup Bahagia sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran yang Diajarkan oleh Sang Buddha" dengan sub-tema "Hindarilah Keserakahan Duniawi, Kebodohan, Kemarahan, dan Kebencian."
Itulah penjelasan tentang apa itu Tri Suci Waisak dan asal-usulnya. Melalui peringatan ini, umat Buddha di seluruh dunia bisa merenungkan warisan ajaran Buddha dan menjalani hidup dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT