Konten dari Pengguna

Apa Nama Bakteri yang Menyebabkan Penyakit Sifilis? Ini Jawabannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
25 Oktober 2021 15:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyakit sifilis merupakan penyakit menular seksual yang sangat berbahaya. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Penyakit sifilis merupakan penyakit menular seksual yang sangat berbahaya. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Penyakit sifilis atau raja singa merupakan jenis penyakit menular seksual yang sangat berbahaya. Penyakit ini telah lama dikenal oleh masyarakat, akibat dari hubungan seksual secara bebas dan berganti-ganti pasangan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Rangkuman Intisari 4 Mata Pelajaran Utama IPA karya Sukma Prawiti, S.Pd (2015: 158), penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri yang sangat kecil, yaitu Treponema pallidum. Jika diamati menggunakan mikroskop, bentuk bakteri ini seperti cacing.
Bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh melalui infeksi pada bagian tubuh yang lembab dan memiliki lapisan mukosa, misalnya pada mulut dan alat kelamin.
Bakteri ini dapat menimbulkan rasa sakit yang dikenal dengan istilah “chancre”, mirip rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyakit maag.
Lantas, apa saja gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit sifilis ini? Simak uraian gejalanya berikut ini, yang dikutip dalam berbagai macam sumber.
Ilustrasi tes darah yang mendeteksi seseorang menderita penyakit sifilis. Foto: Pixabay

Gejala Penyakit Sifilis

Dikutip melalui buku Penyakit Menular di Sekitar Anda karangan Obi Andareto (2015: 11), tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh penyakit sifilis bervariasi, sesuai dengan fase munculnya penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Umumnya, gejala penyakit ini berkembang melalui empat fase, yaitu fase primer, fase sekunder, fase laten, dan fase tersier. Berikut penjelasannya.
1. Fase Primer
Pada fase ini, penyakit sifilis akan membentuk luka atau ulkus pada tempat yang terinfeksi. Bagian tubuh yang paling sering terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum adalah penis, vulva, hingga vagina.
2. Fase Sekunder
Memasuki fase sekunder, di bagian kulit penderita sifilis akan muncul ruam. Ruam tersebut biasanya muncul dalam waktu 6-12 minggu setelah infeksi terjadi.
Ruam ini tidak dapat diobati, akan tetapi dapat menghilang dengan sendirinya. Pada beberapa kasus penyakit sifilis, dalam beberapa minggu atau bulan ruam baru akan kembali muncul secara terus-menerus.
3. Fase Laten
ADVERTISEMENT
Pada fase ini, penyakit sifilis umumnya tidak menunjukkan gejala sama sekali. Pengidap tidak akan merasakan gejala apa pun dalam beberapa waktu (tahap laten). Bisa saja gejala bertahan hingga satu tahun atau bahkan 5-20 tahun.
Penyakit sifilis yang disebabkan oleh bakteri menginfeksi bagian tubuh, seperti penis, vulva, hingga vagina. Foto: Pixabay
4. Fase Tersier
Ketika melewati fase tersier, penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. Gejala yang muncul bervariasi, dimulai dari yang paling ringan hingga sangat parah.
Sifilis fase tersier bisa terjadi kira-kira 3-15 tahun, setelah infeksi awal terjadi. Gejalanya bisa dibagi ke dalam tiga bentuk yang berbeda, yaitu:
Sifilis gummatous atau sifilis akhir bening, terjadi rata-rata setelah infeksi mulai terdeteksi. Fase ini ditandai dengan adanya pembentukan gumma kronik yang lembut, mirip peradangan bola tumor. Bentuk gumma umumnya memengaruhi kondisi kulit, tulang, hingga organ dalam yang dapat tumbuh di bagian mana pun.
ADVERTISEMENT
Neurofisilis merujuk pada infeksi yang melibatkan sistem syaraf pusat. Gejala ini tidak menimbulkan tanda-tanda fisik tertentu, tetapi berhubungan dengan keseimbangan tubuh yang lemah, serta nyeri pada ekstremitas (anggota gerak tubuh).
Akhir neurosifilis umumnya terjadi selama 4-25 tahun, setelah pertama kali infeksi mulai menjangkit tubuh penderita.
Sifilis kardiovaskuler biasanya terjadi 10-30 tahun setelah infeksi awal mulai menjangkit. Sifilis ini dapat menimbulkan efek serius, seperti kerusakan sistem syaraf, jantung, dan otak.
Selain itu, luka-luka mengerikan juga terus muncul di bagian mulut, daerah sekitar kelamin, atau bahkan seluruh tubuh penderita pada tingkat yang parah.
(VIO)