Apa yang Disebut dengan Pola Hidup Berpindah-pindah? Ini Jawabannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 Januari 2022 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kehidupan dengan pola hidup berpindah-pindah. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehidupan dengan pola hidup berpindah-pindah. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Pola hidup berpindah-pindah disebut dengan nomaden. Perilaku berpindah-pindah hunian tersebut dilakukan oleh kelompok manusia praaksara.
ADVERTISEMENT
Kehidupan masyarakat pada zaman prasejarah yang berkembang dipengaruhi oleh kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok. Di antaranya cara mendapat makanan, bagaimana mereka bertahan hidup, dan lain sebagainya.
Diperkirakan manusia zaman praaksara pada mulanya hidup dengan cara berburu dan meramu. Hidup mereka umumnya masih tergantung pada alam.
Untuk mempertahankan hidup, mereka menerapkan pola hidup yang berpindah-pindah, tergantung dari bahan makanan yang tersedia. Pola hidup berpindah-pindah disebut dengan nomaden.

Nomaden, Sebutan untuk Pola Hidup Berpindah-pindah

Secara spesifik, nomaden merupakan pola hidup yang berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain secara berkesinambungan.
Dalam buku berjudul Sejarah Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK yang ditulis Amurwani Dwi L. dkk., peralatan yang digunakan mereka masih terbuat dari batu sederhana. Hal ini berkembang terutama pada manusia Meganthropus dan Pithecanthropus.
ADVERTISEMENT
Tempat-tempat yang dituju oleh komunitas itu umumnya lingkungan dekat sungai, danau, atau sumber air lainnya yang termasuk daerah pantai. Mereka beristirahat di bawah pohon besar dan membuat atap serta sekat tempat istirahat dari daun-daunan.
Ilustrasi manusia praaksara dengan pola hidup berpindah-pindah. Foto: Pixabay.com
Menurut buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas X oleh Dwi Ari Listiyani, manusia purba sebenarnya telah pandai memilih tempat tinggal. Misalnya, di tepi sungai, di tepi danau, ataupun di pantai. Ada juga yang tinggal di dalam gua-gua atau ceruk-ceruk batu.
Mereka hidup di tepi sungai atau danau karena terdapat banyak ikan dan binatang lain yang menjadi buruan sehingga dapat dimakan. Ada pula yang hidup di tepi pantai karena menyediakan sumber makanan.
Demikian juga yang tinggal di gua-gua. Di daerah sekitarnya terdapat cukup sumber makanan, sehingga mereka bisa bertahan untuk hidup. Masa inilah yang disebut sebagai masa mencari dan mengumpulkan makanan (food gathering) dengan sistem hidup berpindah-pindah (nomaden).
ADVERTISEMENT

Ciri Kehidupan Saat Masa Berburu dan Berpindah-pindah

Adapun masyakarat praaksara yang memiliki perilaku nomaden atau kehidupan berburu dan berpindah-pindah memiliki ciri-ciri tertentu. Mengutip dari buku yang ditulis Dwi Ari Listiyani, ciri-ciri tersebut antara lain:
(AMP)