Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Arti Gold, Gospel, dan Glory: Paham Imperalisme Kuno yang Dibawa Bangsa Eropa
9 September 2021 14:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia telah membawa pengaruh bagi kehidupan rakyat Indonesia. Tidak hanya di bidang ekonomi, pengaruhnya juga terdapat di bidang sosial, budaya, politik, hingga agama.
ADVERTISEMENT
Bangsa Eropa memang dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru. Bangsa Eropa yang melakukan penjelajahan di antaranya Portugis, Inggris, Spanyol, dan Belanda. Mereka berlomba-lomba meninggalkan wilayah Eropa.
Selain menyalurkan jiwa penjelajah, pelayaran Bangsa Eropa juga punya keinginan untuk menyebarkan agama Kristen dan Katolik serta urusan perdagangan rempah-rempah yang dilatarbelakangi jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani.
Konstantinopel ditutup untuk Bangsa Eropa, sehingga mereka mencari jalur laut untuk mencari rempah-rempah dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan yang besar dengan menjualnya langsung ke Eropa.
Keinginan Bangsa Eropa untuk membalas Turki dengan menguasai daerah yang dikuasi oleh Islam, memunculkan semboyan Gold, Gospel, dan Glory.
Apa arti semboyan Gold, Gospel, dan Glory yang dibawa Bangsa Eropa selama menjelajahi negara-negara di Asia termasuk di Indonesia? Berikut uraian lengkapnya yang dirangkum dalam beberapa sumber.
Arti Gold, Gospel, dan Glory
Dikutip dalam buku Sejarah SMA Kelas XI oleh Ignaz Kingkin Teja Angkasa dkk (2010: 76), Gold, Gospel, dan Glory atau yang lebih dikenal dengan semangat 3G merupakan paham imperalisme kuno yang dibawa Bangsa Eropa saat melakukan penjelajahan untuk menguasai beberapa wilayah negara, salah satunya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Gold (Kekayaan)
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan rempah-rempah di Eropa, Bangsa Eropa kemudian mengklaim daerah-daerah di Indonesia sebagai daerah kekuasaannya.
Bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara dan mengeruk kekayaan sebanyak mungkin. Monopoli perdagangan juga dilakukan Bangsa Eropa dengan pemaksaan. Saat itu, keuntungan perdagangan rempah-rempah diperkirakan mencapai 400 persen.
Gospel (Penyebaran Agama)
Orang-orang Eropa yang sebagian besar beragama Kristen dan Katolik merasa terdorong untuk pergi ke mana pun untuk mewartakan Kitab Injil. Kitab Injil disebarkan dan diperkenalkan ke orang-orang yang belum mengenal Tuhan.
Pada kapal yang ditunggangi Bangsa Eropa, biasanya terdapat pastor misionaris. Pada tahun 1546-1546 salah satu pastor bernama Fransiscus Xaverius bekerja di antara orang Ambon, Ternate, dan Morotai. Ia sekaligus meletakkan dasar-dasar misi keagamaan di sana.
Glory (Kejayaan)
ADVERTISEMENT
Merangkum buku Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu untuk SMP karangan Y. Sri Pujiastuti (2007: 111), tiap-tiap negara Eropa berusaha menguasai wilayah di Indonesia dengan usaha dan strateginya sendiri-sendiri, di antaranya yaitu:
1. Portugis
Portugis menjalin hubungan persahabatan dengan penguasa Malaka serta menetap di sana sebagai wakil raja Portugis. Portugis juga membuat benteng untuk memperkuat kedudukan Portugis di Malaka dan sekitarnya.
Tidak ketinggalan, di tahun yang sama Portugis juga tiba di Maluku dan berhasil menguasai Ternate dan Hitu. Penguasaan ini mengakibatkan Portugis dapat memonopoli peradangan rempah-rempah di Indonesia.
2. Inggris
Inggirs membentuk kongsi dagang yang merupakan gabungan para pengusaha London, EIC (East Indian Company). Inggris sempat menguasi wilayah perdagangan di Aceh, Jayakarta, Banjar, Gowa dan Maluku.
ADVERTISEMENT
3. Belanda
Belanda menjadi penguasa utama di Indonesia. Kekuasaan Belanda di Indonesia diawali dengan didirikannya VOC atau Perkumpulan Dagang Hindia Timur. VOC berhasil menguasai wilayah Malaka, Ambon, dan Jayakarta.
Setelah VOC mengalami kehancuran pun, wilayah Indonesia tetap di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda. Sejak saat itu, Indonesia diperintah langsung oleh pemerintah Belanda. Pemerintahan Belanda di Indonesia berlangsung sampai tahun 1942.
(VIO)