Konten dari Pengguna

Bacaan Itidal dalam Bahasa Arab dan Artinya beserta Keutamaannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
22 Agustus 2024 23:25 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bacaan Itidal. Foto: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bacaan Itidal. Foto: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Itidal merupakan rukun salat yang sangat penting. Itidal juga memiliki makna spiritual sangat mendalam. Bacaan Itidal yang diucapkan saat berdiri tegak setelah rukuk mengandung doa dan harapan agar ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Membaca bacaan saat itidal dengan khusyuk dan memahami maknanya maka kita akan merasakan kehadiran Allah Swt dalam setiap gerakan salat.
Selain itu juga dapat meningkatkan kualitas ibadah yang kita lakukan. Seseorang yang tidak membacanya pada saat itidal dianggap tidak sah dalam salat.

Pengertian Itidal dan Maknanya

Ilustrasi Bacaan Itidal. Foto: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan
Dikutip dari artikel ilmiah, “Konsep Terapi Salat Menurut Perspektif Moh. Ali Aziz”, Sopyan Hadi Budiman dkk, (2022:659), itidal adalah sebuah gerakan berdiri dari rukuk dalam salat.
Gerakan ini dilakukan dengan cara berdiri setelah melakukan rukuk sambil mengucapkan kata sami’allahu liman hamidah yang artinya adalah “Allah mendengar orang-orang yang memujinya.” Itidal merupakan rukun salat yang ketujuh.
Dalam artikel tersebut menurut Khalid Abu Syaidi, inti dan makna doa itidal adalah sebuah keyakinan pada Allah Swt bahwa hanya Dia-lah yang dapat memberikan dan mencegah suatu hal dengan kehendaknya.
ADVERTISEMENT
Jika Allah berkehendak untuk memberikan sesuatu pada manusia, maka tiada satupun yang berhak mencegahnya. Berlaku begitupun sebaliknya. Terdapat dua poin penting yang perlu dimaknai dari doa itidal, yaitu:

1. Hak Pujian Hanya untuk Allah Swt

Poin pertama yaitu, segala bentuk pujian adalah hanya untuk Allah Swt yang menguasai langit dan bumi beserta isinya.
Dia-lah Tuhan yang pantas untuk dipuji, oleh sebab itu manusia tidak boleh mengharapkan pujian dari orang lain baik itu pekerjaan atau hal lainnya. Jika hal itu terjadi, akan menyebabkan manusia tersebut menjadi sombong dan lupa diri.

2. Takdir Allah Swt

Poin kedua yaitu takdir Allah Swt, bahwa segala sesuatu yang terjadi baik hal buruk atau hal baik terjadi atas izin Allah. Jika Allah Swt sudah berkehendak, maka tak ada satu makhluk pun yang dapat menghentikan-Nya.
ADVERTISEMENT

Syarat Pelaksanaan Itidal

Ilustrasi Bacaan Itidal. Foto: Pexels/RDNE Stock project
Dikutip dari laman resmi Nahdatul Ulama yaitu https://islam.nu.or.id/ terdapat tiga syarat dalam pelaksanaan itidal, antara lain sebagai berikut:

Bacaan Itidal

Ilustrasi Bacaan Itidal. Foto: Unsplash/Utsman Media
Bacaan itidal adalah sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan dalam salat sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah saw., dalam Hadis Riwayat Bukhari No.796 dan Muslim No.409:
ADVERTISEMENT
إِذَا قَالَ الإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ . فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Idza qolal imamu sami’allahu liman hamidah, faqulul lahummu robbana lakalhamdu, fainnahu man wafaqo qouluhu qoulal malaikatihi gufiro lahu ma taqoddama min’ dzanbih.
Artinya: “Jika imam mengucapkan sami’allahu liman hamidah, maka hendaklah kalian mengucapkan ‘robbana wa lakal hamdu’. Karena siapa saja yang ucapannya tadi berbarengan dengan ucapan malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan dihapus.” (HR. Bukhari no. 796 dan Muslim no. 409)
Hadis lain juga menyebutkan bahwa malaikat akan berlomba untuk mencata amalan seseorang yang membaca doa itidal:
رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلاَثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا ، أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ
ADVERTISEMENT
Ro aitu bidh’atan wa salasina malakan yabtadiru wanaha, ayyuhum yaktubuha awwal.
Artinya: “Aku melihat ada 30-an malaikat, berlomba-lomba siapakah di antara mereka yang lebih duluan mencatat amalannya.” (HR. Bukhari no. 799)
Bacaan doa itidal terbagi dua yaitu bacaan versi Nahdatul Ulama (NU) dan versi Muhammadiyah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

Doa Itidal Versi Nahdatul Ulama (NU)

Pertama, saat bangun dari rukuk berdirilah tegak sambil mengangkat tangan seperti takbiratul ihram kemudian melafalkan bacaan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allahu liman hamidah.
Artinya: “Aku mendengar orang yang memuji-Nya.”
Kemudian saat berdiri dilanjutkan dengan membaca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.”

Doa Itidal Versi Muhammadiyah

Sama seperti sebelumnya, setelah membaca sami'allahu liman hamidah, kemudian dilanjutkan dengan melafalkan bacaan berikut:
رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ
Robbana walakal hamdu hamdan kasiran thayyiban mubarokan fihi.
Artinya: “Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala pujian, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah” (HR Bukhari No. 799).

Tata Cara Melaksanakan Itidal

Ilustrasi Bacaan Itidal. Foto: Unsplash/Annas Arfnahri
Berikut adalah tata cara melaksanakan itidal:

1. Bangun dari Rukuk dengan Perlahan

Setelah bangun dari rukuk, bangunlah perlahan dengan posisi badan yang lurus pada posisi semula. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan gerakan salat dan makna itidal itu sendiri
ADVERTISEMENT

2. Mengangkat Tangan dan Berdiri dengan Posisi Badan Lurus

Setelah berdiri tegak dengan tenang dari posisi rukuk, kemudian angkatlah tangan seperti takbiratul ihram sambil membaca sami'allahu liman hamidah.
Posisi berdiri yang lurus sesuai yang dianjurkan Rasulullah dalam Hadis Riwayat Bukhari 757 dan Muslim 397:
ثم اركَعْ حتى تَطمَئِنَّ راكِعًا، ثم ارفَعْ حتى تستوِيَ قائِمًا
“… lalu rukuk dengan tuma’ninah, kemudian angkat badanmu hingga lurus.” (HR. Bukhari 757, Muslim 397).

3. Wajib Tumaninah

Tumaninah memiliki arti diam sejenak dalam ketenangan di antara rukuk menuju sujud.
Tumaninah adalah bagian dari kesempurnaan salat baik pada saat rukuk, itidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah saw., dalam hadis Riwayat Imam Bukhari:
إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا وَافْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا
ADVERTISEMENT
Idza qumtu ilasshollati fakabbirroqro’ma tayassyaro maaka min’ qur aa’ni summar ka’hatta tathmainna rokian summar fa’hatta ta’dila qoiman summasjud hatta tathmainna syajidan summar fa’hatta tathmainna jalisya waf’al dzalika fi sholatika kulliha.
Artinya: “Jika kamu hendak mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al-Qur’an yang mudah bagi kamu. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma’ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma’ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud. Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh salatmu.” (HR Imam Bukhari).

4. Membaca doa Itidal dan Dilakukan Sebentar

Setelah tumaninah kemudian bacalah doa itidal sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Lakukanlah itidal dengan sebentar dan tidak melebihi berdiri pada saat membaca surat Al-Fatihah.
ADVERTISEMENT

Keutamaan Bacaan Itidal

Ilustrasi Bacaan Itidal. Foto: Unsplash/Mosquegrapher
Ada beberapa keutamaan membaca doa itidal, antara lain yaitu:

1. Sadar akan Ketergantungan Kepada Allah Swt

Keutamaan pertama yaitu sadar dan menunjukkan bahwa umat Muslim memiliki ketergantungan kepada Allah Swt. membaca doa itidal berarti manusia percaya dan mengakui bahwa segala sesuatu dan hal yang dimilikinya berasal dari Allah dan atas izin-Nya.

2. Mengakui Kepemilikan dan Pujian Allah Swt

Membaca doa itidal berarti mengakui bahwa kepemilikan pujian adalah milik Allah Swt dan hanya layak ditujukan pada-Nya. Ini juga dapat berarti ucapan rasa syukur dan penghormatan manusia akan sang Pencipta.

3. Menghapus Dosa

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa membaca doa itidal dapat menghapus dosa-dosa pembacanya. Malaikat akan mencatat amal baik dan Allah Swt akan memberi anugerah menghapus dosa yang telah lalu.

4. Meningkatkan Khusyuk dalam Salat

Membaca doa itidal dapat membantu meningkatkan khusyuk dalam salat. Saat itidal dianjurkan untuk tumaninah dan memahami makna dari setiap gerakan salat agar diterima oleh Allah Swt.
ADVERTISEMENT

5. Mendapat Berkah Ibadah

Doa itidal merupakan rukun salat dan tidak sah salat seseorang jika meninggalkannya. Maka dari itu pastinya ada keberkahan yang diharapkan pada saat membaca doa itidal agar senantiasa baik dalam menjalani kehidupan.
Demikian adalah bacaan itidal dalam bahasa Arab, teks latin, dan artinya beserta keutamaannya. Setelah mengetahuinya, jangan lupa untuk mengamalkannya selalu agar mendapat keberkahan dalam hidup. (Mit)