Konten dari Pengguna

Bacaan Tarhim Subuh dan Hukumnya dalam Islam

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
19 Juni 2023 17:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bacaan tarhim subuh. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bacaan tarhim subuh. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Bacaan tarhim biasa dikumandangkan di masjid atau musola sebelum adzan Subuh, terutama selama bulan Ramadan. Bacaan tarhim Subuh umumnya berisikan doa, zikir, hingga sholawat nabi.
ADVERTISEMENT
Membaca tarhim telah menjadi tradisi umat Muslim di Indonesia. Tarhim awalnya dikumandangkan sebagai penanda waktu sahur di bulan Ramadhan. Selain itu, tarhim juga dikumandangkan di masjid-masjid untuk mengingatkan umat Muslim bahwa waktu sholat Subuh segera tiba.
Bacaan zikir dan sholawat yang dibaca saat tarhim Subuh ada banyak macamnya. Simak artikel berikut untuk mengetahui jenis bacaan tarhim Subuh.

Bacaan Solawat Tarhim Subuh

Ilustrasi bacaan tarhim. Foto: Pexels.
Bacaan tarhim Subuh yang paling terkenal adalah sholawat yang diciptakan Syekh Mahmud Khalil Al Hushari, ketua organisasi para penghafal Al Quran Jamiyatul Qurra’wal Huffadz di Mesir. Sebagai seorang qari, Syekh Mahmud Khalil Al Hushari memiliki suara yang indah dan penguasaan tartil yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman NU Online, Syekh Mahmud Khalil Al Hushari pernah berkunjung ke Indonesia dan diminta untuk melantunkan sholawat tarhim. Suara lantunan sholawatnya direkam di Studio Radio Lokananta, Solo.
Sejak itu, bacaan sholawat tarhim Subuh suara Syekh Mahmud Khalil Al Hushari diputar hampir di seluruh masjid Indonesia. Bacaannya adalah sebagai berikut:
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَاإمَامَ الْمُجَاهِدِيْنَ ۞ يَارَسُوْلَ اللهْ • الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَانَاصِرَ اْلهُدَى ۞ يَا خَيْرَ خَلْقِ اللهْ • الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَانَاصِرَ الْحَقِّ يَارَسُوْلَ اللهْ • الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَامَنْ اَسْرَى بِكَ مُهَيْمِنُ لَيْلًا نِلْتَ ۞ مَا نِلْتَ وَالأَنَامُ نِيَامْ وَتَقَدَّمْتَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّ كُلُّ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاَنْتَ الْإِمَامْ وَاِلَى الْمُنْتَهَى رُفِعْتَ كَرِيْمًا وَ سَمِعْتَ نِدَاءً عَلَيْكَ السَّلَامْ ۞ يَا كَرِمَ الْأَخْلَاقْ ۞ يَارَسُوْلَ اللهْ ۞ صَلىَ اللهُ عَلَيْكَ ۞ وَ عَلىَ عَلِكَ وَ اَصْحَابِكَ أجْمَعِيْنَ۞
ADVERTISEMENT
Ash-shalaatu was-salaamu ‘alaiyk, Yaa imaamal mujaahidiin, Yaa Rasuulallaah Ash-shalaatu was-salaamu ‘alaaik, Yaa naashiral hudaa, Yaa khayra khalqillaah Ash-shalaatu was-salaamu ‘alaaik, Yaa naashiral haqqi yaa Rasuulallaah Ash-shalaatu was-salaamu ‘alaaik.
Yaa Man asraa bikal muhayminu laylan nilta, Maa nilta wal-anaamu niyaamu, Wa taqaddamta lish-shalaati fashallaa kulu man fis-samaai wa antal imaamu wa ilal muntahaa rufi’ta kariiman wa ilal muntahaa rufi’ta kariiman wa sai’tan nidaa ‘alaykas salaam, Yaa kariimal akhlaaq yaa Rasuulallaah, Shallallaahu ‘alayka, Wa ‘alaa 'aalika wa ashhaabika ajma’iin.
Artinya: Sholawat dan salam semoga dilimpahkan padamu wahai pemimpin para pejuang, Yaa Rasulullah. Sholawat serta salam semoga diberikan kepadamu wahai penuntun petunjuk Ilahi, wahai makhluk yang paling baik.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan atasmu, wahai penolong kebenaran, Ya Rasulullah. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepadamu.
ADVERTISEMENT
Wahai Yang Memperjalankanmu pada malam hari, Dialah Yang Maha Melindungi. Kau memperoleh apa yang engkau dapat sedangkan seluruh manusia tidur. Di belakangmu ada semua penghuni langit saat mengerjakan sholat dan engkau jadi imam, Kau diberangkatkan menuju Sidratul Muntaha sebab kemulianmu dan suara ucapan salam atasmu kau dengar. Wahai yang sangat mulia akhlaknya, Ya Rasulullah, Semoga salawat selalu dilimpahkan kepadamu, untuk keluarga dan sahabatmu.

Hukum Membaca Tarhim Subuh

Ilustrasi bacaan tarhim subuh. Foto: Unsplash.
Merujuk pada buku Pendidikan Islam Risalah Ahlussunah Wal Jamaah An Nahdliyah oleh Subaidi, hukum membaca tahrim terbagi ke dalam dua pendapat. Sebagian ulama mengatakan amalah tarhim sebagai sunah, tapi ada juga yang mengatakan bid'ah.
Dasar hukum sunah bersumber dari sebuah hadis, dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda, “Kalian tak perlu mencegah Bilal untuk azan sewaktu sahur karena itu bertujuan untuk mengingatkan siapa saja yang masih berjaga sekaligus membangunkan yang tidur.”
ADVERTISEMENT
Dan dalam Kitab Fathul Bari Ibnu Rajab, Rasulullah juga menyarankan umat Muslim berzikir kepada Allah, termasuk pada dua pertiga malam. Dari Abdillah bin Muhammad bin Uqail, dari At Tufail bin Ubay bin Ka’b dari ayahnya, sesungguhnya Rasulullah ketika telah lewat dua pertiga malam, beliau bangun dan bersabda:
Wahai manusia, berzikirlah kepada Allah, pasti akan datang tiupan sangkakala pertama yang diikuti dengan yang keudua, datang kematian dengan kengeriannya." (HR Tirmidzi).
Dari hadis di atas, bisa disimpulkan bahwa membaca zikir dengan suara keras di akhir malam tidak ada salahnya, terlebih jika bertujuan untuk membangunkan orang agar beribadah dan bukan untuk riya.
(GLW)