Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bagaimana Proses Kreatif Berekspresi dalam Seni Rupa? Simak Jawabannya di Sini!
7 Desember 2021 16:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Proses kreatif berekspresi dalam seni rupa adalah kegiatan merealisasikan konsep seni sebagai ekspresi pelaku kreatif (seniman). Inspirasi konsep seni dapat dipetik dari kehidupan psikologis pelaku kreatif.
ADVERTISEMENT
Menurut Lisa Aditya Dwiwansyah Musa dan Pertiwi Kamariah Hasis dalam Pembelajaran Seni Rupa untuk Anak Usia Dini, seni merupakan hasil ungkapan rasa keindahan, kebahagiaan, kesedihan, yang wujudnya dapat berupa gambar, lukisan, patung, dan lainnya.
Salah satu contoh proses kreatif seni rupa adalah berkreasi melalui seni lukis. Adapun hal yang dibutuhkan dalam proses kreatif seni lukis antara lain kanvas ukuran 60 x 60 sentimeter, palet, cat minyak atau cat akrilik, kuas, cucian kuas, kain lap, dan perlengkapan lainnya.
Selanjutnya, perhatikan proses kreatif berekspresi dalam seni rupa di bawah ini yang disadur dari buku Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 karya Sem Cornelyoes Bangun dkk.
Proses Kreatif Berekspresi dalam Seni Rupa
1. Mengamati
ADVERTISEMENT
Pada tahap ini, pelaku kreatif wajib mengamati realitas internal kehidupan spiritualnya. Ia dapat memusatkan perhatian pada kehidupan rohaninya. Hal tersebut bisa dari yang berkenaan dengan cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, kepribadian, dan pengalaman kejiwaan lain yang saat ini dialami.
2. Menanyakan
Selanjutnya, pelaku kreatif dapat bertanya ke diri sendiri, apa saja gejala kejiwaan yang paling sering muncul dan menjadi masalah. Pikirkan hal mana yang paling genting untuk disalurkan lewat penciptaan lukisan .
Dengan cara tersebut kehidupan batin dari pelaku kreatif dapat menjadi lebih tenang, sehat, dan seimbang. Kemudian tetapkan hal tersebut sebagai sumber inspirasi atau gagasan kreativitas yang akan dibuat.
3. Mencoba
Langkah selanjutnya adalah pelaku kreatif mencoba untuk meraba bagaimana wujud visual gagasan tersebut. Lalu membuat sketsa-sketsa alternatif mengenai rupa karya lukisan yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Contohnya, figuratif yang menyerupai bentuk alamiah. Atau semi-figuratif karena telah mengalami distorsi dari bentuk alamiahnya. Atau non-figuratif yang sama sekali tidak melukiskan gejala alamiah lagi, melainkan bentuk-bentuk abstrak.
Pada tahap ini tidak ada yang membatasi kebebasan kreativitas seniman dalam memilih gambaran wujud lukisan.
4. Menalar
Setelah membuat beberapa sketsa, pelaku kreatif perlu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari setiap sketsa tersebut. Penelaahan bisa dilihat dari aspek konseptual, visual, dan kemungkinan penggunaan media teknik berkarya yang sesuai.
Bila sudah, seniman dapat menetapkan salah satu sketsa yang paling representatif memenuhi harapan. Selanjutnya, ia dapat berekspresi dengan penuh rasa percaya diri.
Untuk menandai lukisan telah selesai atau belum, tolok ukurnya dapat diketahui melalui kepuasan yang seniman alami. Jika perasaan puas dalam mengekspresikan gagasan itu telah hadir, lukisan dapat dibubuhi tanda tangan atau inisial seniman.
ADVERTISEMENT
5. Menyajikan
Di tahap ini seniman dapat memberikan bingkai yang sesuai, baik ukuran, warna, maupun kesesuaian dengan aliran lukisan. Selanjutnya menuliskan ringkasan konsep, deskripsi visual, pembuatan label yang berisi judul, tahun penciptaan, media yang digunakan, ukuran, dan nama pencipta, serta foto karya lukisan.
Semua keterangan ringkasan konsep ini dicetak dan ditempelkan pada bagian belakang lukisan. Dengan demikian lukisan itu “siap dipamerkan”.
Penyajian seni lukis diselenggarakan oleh berbagai pihak dalam bentuk pameran. Pihak yang terlibat antara lain panitia pameran, galeri, kurator, sponsor, donatur, pers, dan lain-lain.
(ZHR)