Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Bagaimana Sikap Anak Jika Orang Tua Memerintahkan Kemaksiatan? Ini Jawabannya
6 Januari 2022 20:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kedudukan orang tua sangat dimuliakan dalam ajaran agama Islam dan agama lainnya. Sebab itu, jangan pernah kita melakukan tindakan yang dapat membuat hati orang tua terluka.
Perilaku Taat Kepada Orang Tua
Menurut buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII SMP oleh Iis Suryatini, perilaku taat kepada orang tua merupakan salah satu kewajiban seorang anak yang harus dilakukan seumur hidupnya.
Melalui orang tua, Allah SWT menitipkan hambanya untuk diberikan kehidupan dan pendidikan supaya dapat menjadi hamba yang taat dan berguna bagi manusia lainnya.
Seorang anak dapat tumbuh dan berkembang berkat jasa ibunya. Sebab itu, jasa ibu tidak dapat tergantikan oleh apa pun. Rasulullah pernah bersabda mengenai besarnya jasa seorang ibu, yaitu:
ADVERTISEMENT
"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW sambil berkata; 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?' Beliau menjawab: 'Ibumu'. Dia bertanya lagi; 'Kemudian siapa?' Beliau menjawab: 'Ibumu'. Dia bertanya lagi; 'kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab: 'Ibumu'. Dia bertanya lagi; 'Kemudian siapa?' Dia menjawab: 'Kemudian ayahmu',” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Salah satu contoh taat kepada orang tua ialah menuruti perintah yang diberikannya. Namun, jika orang tua memerintahkan kemaksiatan atau kemusyrikan, sikap yang tepat adalah menolaknya dengan sopan.
Perilaku Maksiat
Menurut jurnal Hidayah bagi Pelaku Maksiat dalam Al-Qur’an yang ditulis oleh Febiyanti, pengertian maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT. Perilaku maksiat dapat berupa meninggalkan perintah dan melakukan larangan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Berikut ini jenis-jenis perilaku maksiat dalam Al-Qur’an yang wajib kamu ketahui:
1. Pandangan pertama (Al Lahazhat)
Pandangan pertama dapat menjadi pemicu tindakan maksiat yang dilakukan oleh seseorang, terutama apabila memandang lawan jenis yang dapat menimbulkan hawa nafsu (syahwat).
Oleh sebab itu, seseorang harus menjaga pandangannya supaya tidak menjerumuskan dirinya ke dalam perbuatan maksiat. Rasulullah pernah bersabda:
“Janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan berikutnya. Pandangan pertama itu boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya,” (HR. At-Turmudzi, Hadits Hasan Ghorib).
Rasulullah juga pernah bersabda:
“Palingkanlah pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian,” (HR. At Thobrani dalam Al Mu’jam Al Kabir).
2. Pikiran yang melintas di benak (Al Khothorot)
Setelah pandangan, pikiran yang melintas di benak juga bisa menjadi sumber perbuatan maksiat seseorang. Berbagai tindakan dan perilaku manusia berawal dari pikirannnya terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Jika berhasil mengendalikan pikirannya sendiri, manusia juga dapat mengendalikan perilakunya. Berlaku juga sebaliknya, baik atau buruk suatu tindakan manusia dapat dipengaruhi oleh pikirannya sendiri.
3. Ungkapan kata-kata (Al Lafazhat)
Salah satu perbuatan maksiat yang sering dilakukan manusia ialah mengeluarkan kata-kata yang tak pantas pada orang lain. Contohnya, ketika marah seseorang akan cenderung memaki orang lain dengan kata-kata kasar.
Hal tersebut tentunya akan menyakiti hati orang lain. Oleh sebab itu, lebih baik diam dibandingkan harus berbicara hal-hal yang tidak bermanfaat untuk orang lain.
(FNS)