Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Bentuk-bentuk Akulturasi Budaya Indonesia yang Beragam
27 Desember 2021 13:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap negara tentunya akan mengalami akulturasi kebudayaan yang terjadi melalui lingkungan masyarakat, termasuk juga di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal Akulturasi Budaya Lokal dengan Budaya Islam dalam Tradisi Kematian (Angalle Allo) di Kelurahan Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa yang disusun oleh Irmawati, akulturasi budaya merupakan proses bercampurnya dua unsur budaya atau lebih yang bersifat melengkapi, tanpa menghilangkan corak budaya yang lama.
Proses akulturasi akan terjadi apabila tiap-tiap kebudayaan yang saling berpadu itu seimbang.
Bentuk-bentuk Akulturasi
Berikut ini bentuk-bentuk akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Indonesia yang telah berkembang sebelumnya, menurut jurnal Perpaduan Budaya Lokal, Hindu Buddha, dan Islam di Indonesia oleh Nur Rokhman.
Bentuk-bentuk Akulturasi yang Dilihat dari Seni Bangunan
Seni bangunan yang berkembang pada masa Islam di Indonesia menunjukkan adanya perpaduan antara unsur kebudayan Islam dengan kebudayaan Indonesia yang telah ada.
ADVERTISEMENT
Berikut ini contoh bentuk-bentuk akulturasi budaya dari seni bangunan:
1. Masjid
Dengan adanya perpaduan budaya, bangunan masjid dan menara di Indonesia memiliki bentuk yang unik. Masjid hasil akulturasi budaya ini memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
2. Makam
Pemakaman mayat pada zaman Islam di Indonesia dipengaruhi oleh pandangan dan budaya yang berkembang sebelumnya. Kebiasaan zaman sebelum kedatangan dan perkembangan Islam juga masih dilakukan oleh masyarakat muslim.
ADVERTISEMENT
Contohnya, mayat akan dimasukkan ke dalam kubur batu pada zaman kuno di Indonesia. Kemudian, pada zaman masuknya Islam, mayat tersebut dimasukkan ke dalam peti.
Masyarakat Indonesia masih berpandangan bahwa makam merupakan kediaman terakhir seseorang yang abadi. Oleh sebab itu, makam pada budaya di Indonesia disesuaikan dengan kedudukan orang yang dikubur.
Misalnya, makam para raja atau orang-orang penting menurut sejarah akan dibangun layaknya istana. Seolah makam ini disamakan oleh orang tersebut dan akan dikelilingi oleh makam keluarganya serta pengiringnya semasa hidup.
3. Seni ukir
Selain seni bangunan, bentuk-bentuk akulturasi budaya di Indonesia juga dapat tercermin dari hasil seni ukirnya. Dalam ajaran Islam, penganutnya dilarang untuk mengukir, membuat patung, dan melukis makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
Para seniman di zaman keislaman Indonesia mengembangkan seni ukir dengan membuat motif-motif alam, seperti daun dan bunga. Kalau terpaksa harus melukis manusia dan binatang , merekaakan menggabungkan dengan unsur alam. Contohnya, lukisan manusia tanpa wajah.
4. Aksara dan seni sastra
Berkembangnya pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia juga berdampak pada bidang seni sastra dan aksara. Huruf arab biasanya digunakan untuk menulis dan menjadi sebuah kesenian yang dikenal dengan seni kaligrafi.
Dalam bidang seni sastra berkembang karya sastra hikayat, babad, dan suluk. Hikayat merupakan karya sastra yang berisi cerita sejarah atau dongeng . Kemudian babad ialah cerita sejarah yang bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat. Sedangkan suluk, yakni kitab-kitab yang isinya menjelaskan soal pelajaran agama (tasawuf).
ADVERTISEMENT
(FNS)