Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Berapa Umur Bumi Menurut Sains? Ini Penjelasannya
11 Januari 2022 14:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi planet bumi yang dapat diketahui umurnya melalui penelitian sains. Foto: Pixabay](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1641880684/gm7woicb1pi32ejh22mx.jpg)
ADVERTISEMENT
Tidak ada catatan mutlak berwujud akte tentang kapan planet Bumi terbentuk. Berbagai upaya dilakukan ilmuwan untuk bisa menafsirkan berapa umur Bumi.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ilmuwan rela menghabiskan ratusan tahun hanya untuk mengetahui umur Bumi yang sebenarnya. Oleh sebab itu, tak ada salahnya mempelajari umur Bumi berdasarkan proses terbentuknya secara sains.
Menurut buku Misteri-Misteri tentang Ruang dan Waktu oleh Bill Bryson (2008: 113), dengan menghitung usia batuan di kerak Bumi yang terus berubah, serta batuan di tetangga Bumi, seperti Bulan dan Meteorit yang berkunjung, dapat disimpulkan bahwa umur Bumi adalah 4,54 miliar tahun, dengan rentang kesalahan 50 juta tahun.
Agar lebih memahaminya, simak berbagai metode sains yang dilakukan ilmuwan untuk mengetahui umur Bumi berikut ini.
Penentuan Umur Bumi dari Berbagai Metode
Para ilmuwan telah melakukan berbagai upaya untuk menentukan usia planet tempat tinggal makhluk hidup ini, selama 400 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Mereka mencoba untuk memprediksi usia Bumi berdasarkan perubahan permukaan laut, waktu yang dibutuhkan Bumi atau Matahari untuk mendingin dan menyajikan suhu, serta salinitas laut.
Seiring kemajuan teknologi penanggalan, metode tersebut terbukti tidak dapat diandalkan, karena sejumlah hal bisa berkontribusi pada kesalahan penghitungan. Sebagai contoh, naik turunnya lautan terbukti sebagai proses yang selalu berubah, bukannya menurun secara bertahap.
Selain itu, untuk menghitung usia Bumi, para ilmuwan beralih ke bebatuan yang menutupi permukaannya. Namun, karena lempeng tektonik terus-menerus mengubah kerak Bumi, batuan pertama telah lama didaur ulang, dilebur, hingga dibentuk kembali menjadi formasi batuan baru.
Batuan tertua di Bumi yang ditemukan hingga saat ini adalah Acasta Gneiss di barat laut Kanada dekat Great Slave Lake, yang berusia 4,03 miliar tahun. Sayangnya, bebatuan yang berusia lebih dari 3,5 miliar tahun juga tak kalah banyak ditemukan di semua benua.
ADVERTISEMENT
Greenland membanggakan batuan supracrustal Isua miliknya yang diperkirakan berusia 3,7 hingga 3,8 miliar tahun, sedangkan batuan di Swaziland berusia 3,4 hingga 3,5 miliar tahun. Selain itu, terdapat pula batuan di Australia Barat berumur 3,4 miliar hingga 3,6 miliar tahun.
Tak sampai di situ saja, kelompok peneliti di Australia menemukan butiran mineral tertua di Bumi. Kristal zirkonium silikat kecil ini memiliki usia yang mencapai 4,3 miliar tahun.
Hal itu menjadikannya sebagai batu tertua yang ditemukan di Bumi sejauh ini. Namun, kelemahan penemuan ini adalah batuan sumbernya saja belum ditemukan.
Pencarian di Luar Angkasa
Di sisi lain, peneliti juga memeriksa berbagai meteorit yang ditemukan di Bumi. Beberapa sampel diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun dan mendukung kalkulasi lain tentang tanggal awal pembentukan Bumi.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 70 meteorit yang jatuh ke Bumi juga telah dihitung usianya dengan penanggalan radiometrik. Hasil penemuan menyatakan bahwa yang tertua berusia antara 4,4 miliar dan 4,5 miliar tahun.
Pada tahun 1953, Clair Cameron Patterson, ahli geokimia Institut Teknologi California, mengukur rasio isotop timbal dalam sampel meteorit. Sampel meteorit menunjukkan penyebaran dari 4,53 miliar hingga 4,58 miliar tahun.
Para ilmuwan menafsirkan kisaran tersebut sebagai waktu yang dibutuhkan tata surya untuk berkembang sekaligus peristiwa bertahap yang berlangsung selama kurang lebih 50 juta tahun.
Pada akhirnya, dengan mengandalkan hasil penelitian bebatuan di Bumi dan informasi yang dikumpulkan dari sistem yang mengelilinginya, para ilmuwan telah dapat memperkirakan usia Bumi sekitar 4,54 miliar tahun.
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, galaksi Bima Sakti yang memuat tata surya berusia kira-kira 13,2 miliar tahun, sedangkan alam semesta sendiri berumur 13,8 miliar tahun.
(VIO)