Konten dari Pengguna

Brand Equity Adalah Kekuatan Suatu Merek, Begini Cara Mengukurnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 November 2021 11:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi konsumen sedang melakukan pembelian produk. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi konsumen sedang melakukan pembelian produk. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Brand equity adalah istilah lain dari kekuatan suatu merek. Istilah ini sudah tidak lagi asing di dalam dunia pemasaran. Dalam dunia pemasaran, menghadapi persaingan yang ketat antarmerek sudah menjadi hal yang lumrah.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapi para sering, peran brand equity sangatlah dibutuhkan. Merek dikatakan kuat, apabila memiliki pembeda yang jelas, bernilai, berkesiambungan, dan menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller, brand equity adalah sejumlah aset yang berhubungan dengan merek, yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari merek tersebut. Brand equity juga dapat menilai kualitas hubungan para pelanggan dalam menggunakan merek terkait.
Melalui brand equity, dapat diketahui keinginan pelanggan untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak. Apakah ia hanya menjadi pengguna baru, atau mengarah menjadi pengguna setia.
Untuk mengetahuinya, brand equity dapat diukur menggunakan indikator-indikator tertentu. Lantas, apa saja indikator-indikatornya? Agar lebih memahaminya, simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Brand equity berkaitan dengan nilai tambah suatu produk. Foto Pixabay

Indikator Brand Equity

Soehadi dalam buku Perilaku Konsumen Edisi Ketiga oleh Dr. Nurgroho J. Setiadi, S.E., M.M. (2019: 51) menyatakan, brand equity dapat diukur berdasarkan tujuh indikator di antaranya sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Setelah diukur menggunakan indikator tersebut, brand equity dapat dikelompokkan menjadi enam kategori.
Pembeli dapat melewati fase puas, senang, hingga setia terhadap merek tertentu, apabila ia menemukan produk yang cocok. Foto: Pixabay

Kategori Brand Equity

Menurut Susanto dan Wijanarko dalam buku Pemasaran Produk dan Merek karya Dr. M Anang Firmansyah, S. E., M.M. (2020: 37), brand equity dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori, di antaranya meliputi:
ADVERTISEMENT
1. Brand Awareness
Brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu merek dan menjadikannya berbeda, bila dibandingkan dengan merek lainnya. Tingkatan brand awareness sendiri dibagi menjadi empat, yaitu:
2. Customer Perception
Customer perception didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Dalam hal ini, pelanggan berharap persepsi yang dibentuk sesuai dengan keinginannya.
3. Brand Association
Brand association adalah ingatan konsumen mengenai sebuah produk. Ingatan pada suatu merek akan lebih kuat, apabila dilandasi dari banyak pengalaman dalam menggunakan produk terkait.
Brand eqiuity adalah kekuatan sebuah merek yang digunakan untuk menghadapi para kompetitor. Foto: Pixabay
4. Brand Loyalty
Brand loyalty merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek. Brand loyalty memiliki tingkatan sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
5. Brand Image
Brand image adalah hal-hal yang muncul dalam benak konsumen, ketika ia melihat atau mendengar sebuah brand. Image yang positif terhadap sebuah merek, akan memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian.
ADVERTISEMENT
6. Brand Identity
Brand identity adalah segala elemen dari merek, yang meliputi nilai produk, komitmen, dan karakter sebuah perusahaan, agar dikenal oleh konsumen. Brand identity dapat disimbolkan dengan sebuah logo perusahaan.
(VIO)