Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Buta Warna Parsial: Gejala, Jenis-jenis, dan Cara Mengetesnya
21 Februari 2022 16:32 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi buta warna parsial. Foto: Pixabay.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/77069017e97845652b987607a2ce6033e10bf6397b526a747c45424e2763ad63.jpg)
ADVERTISEMENT
Buta warna parsial merupakan berkurangnya kemampuan mata melihat sebagian warna. Karena tidak dapat membedakan beberapa warna, buta warna jenis ini dikenal sebagai buta warna parsial.
ADVERTISEMENT
Kondisi buta warna parsial kerap dialami sebagian orang, sehingga mereka kesulitan dalam membedakan warna-warna tertentu. Setiap orang yang mengalami buta warna parsial juga berbeda-beda dalam melihat warna .
Hal itu tergantung dari penurunan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi warna. Contohnya seseorang yang mengalami buta warna biru dan hijau akan sulit membedakan kedua warna tersebut dalam aktivitas sehari-hari.
Jika seseorang mengalami buta warna secara keseluruhan, kondisi tersebut dikenal sebagai buta warna total. Kondisi buta warna total membuat penderitanya tidak bisa melihat dan membedakan warna secara keseluruhan.
Apa Itu Buta Warna Parsial?
Lalu, apa yang dimaksud buta warna parsial dalam dunia medis? Melansir dari laman resmi Ciputra Hospital, buta warna parsial adalah penyakit yang menyerang organ mata, sehingga tak mampu membedakan corak warna.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang mengalami buta warna parsial bukan berarti tidak dapat melihat warna sama sekali, melainkan tak bisa membedakan warna-warna tertentu saja. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya pigmen warna dalam mata.
Dengan begitu, terdapat beberapa jenis warna yang tidak mampu ditangkap oleh mata seseorang yang mengalami kondisi tersebut. Dalam mata terdapat sel fotoreseptor berbentuk kerucut yang memiliki berbagai pigmen warna cahaya .
Sel fotoreseptor tersebut berfungsi untuk mengenali berbagai jenis warna yang dilihat oleh manusia. Tiap kerucut fotoreseptor memiliki kepekaan terhadap cahaya merah, hijau, atau biru.
Dalam kerjanya, sel fotoresptor akan menerima rangsangan visual berupa cahaya gelombang panjang dari objek yang dilihat oleh mata. Kemudian dari tiga jenis warna tersebut, mata dapat menerima rangsangan warna dari spektrum merah hingga ungu.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, seseorang bisa mengalami buta warna total atau parsial jika terdapat sel fotoreseptor yang rusak. Diperlukan pengecekan secara khusus dengan bantuan dokter untuk mengetahui kondisi tersebut.
Lantas, apa yang dilihat orang buta warna parsial? Melansir dari laman Colour Blind Awareness, kondisi buta warna parsial dikenal sebagai trikromat anomali. Seseorang yang mengalami kondisi ini memiliki masalah pada sel kerucut fotoreseptornya.
Hal tersebut karena salah satu jenis sel kerucut tersebut tidak dapat melihat cahaya secara sejajar. Dengan begitu, terdapat beberapa efek berbeda yang dihasilkan oleh mata tergantung dari jenis kerucut yang rusak.
Oleh sebab itu, penglihatan seseorang yang buta secara parsial akan berbeda-beda tergantung dari diagnosis jenis buta warna parsial yang diberikan oleh dokter.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman Healthline, buta warna parsial umumnya dialami oleh laki-laki dibandingkan wanita . Dengan persentase sebesar 8 persen pria dan 0,5 persen wanita.
Jenis-jenis Buta Warna Parsial
Mengutip dari laman National Eye Institute, berikut ini jenis-jenis buta warna parsial yang sering dialami:
Buta warna merah-hijau
Jenis buta warna parsial yang sering dialami ialah sulit membedakan antara merah dan hijau. Terdapat empat jenis buta warna merah dan hijau dalam dunia medis, yaitu:
1. Deuteranomali
Deuteranomali adalah jenis buta warna merah dan hijau yang membuat warna hijau terlihat lebih merah. Jenis buta warna ini dinilai masih normal dialami seseorang, sehingga ia masih bisa menjalani aktivitas sehari-hari.
2. Protanomali
Jenis buta warna merah dan hijau protanomali membuat warna merah terlihat lebih hijau dan kurang cerah. Seperti halnya deuteranomali, kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas seseorang.
ADVERTISEMENT
3. Protanopia dan Deuteranopia
Jenis buta warna merah dan hijau ini membuat seseorang tidak bisa membedakan merah dan hijau secara keseluruhan. Penderita yang mengalami kondisi ini akan terganggu aktivitas sehari-harinya, seperti kesulitan dalam memilih warna baju.
Buta warna biru, kuning, ungu, dan merah
Selain merah dan hijau, penderita buta warna parsial juga kerap mengalami kesulitan dalam membedakan warna biru, kuning, ungu, dan merah. Berikut ini jenis-jenis buta warna biru, kuning, ungu, dan merah dalam dunia medis:
1. Tritanomali
Kondisi tritanomali membuat penderita buta warna parsial sulit membedakan antara biru dan hijau maupun antara kuning dan merah.
2. Tritanopia
Ada juga kondisi tritanopia yang membuat seseorang tidak bisa membedakan antara warna biru dan hijau, ungu dan merah, serta kuning dan merah muda. Kondisi ini juga membuat warna terlihat kurang cerah dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu, sering kali orang bertanya apakah buta warna parsial bisa sembuh? Melansir dari laman Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo, secara umum tak ada pengobatan khusus untuk penderita buta warna. Mayoritas penderita buta warna parsial akan diminta mempelajari, mengenali, dan membedakan warna.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang belajar untuk mengenal warna melalui kecerahan dan lokasi. Kemudian cara lain yang dilakukan ialah dengan memperbesar atau mengganti kode warna.
Contohnya, warna merah muda diubah menjadi warna yang lebih terang dan besar. Kemudian, warna hijau didefinisikan sebagai warna yang lebih terang dibandingkan warna merah.
Meskipun dalam dunia medis sudah ada kacamata dan lensa kontak yang bisa membantu seseorang dengan buta warna parsial, kondisi itu tidak bisa memperbaiki penglihatan seperti normal.
Gejala Buta Warna Parsial
Setelah mengetahui jenis-jenis buta warna parsial, kamu juga perlu memahami gejala buta warna parsial yang kerap terjadi. Mengutip dari laman RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, berikut ini dua tipe gejala buta warna parsial:
1. Buta warna merah-hijau
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa gejala yang dialami oleh penderita buta warna merah-hijau, sebagai berikut:
2. Buta warna biru-kuning
Adapun beberapa gejala yang dialami seseorang penderita buta warna biru-kuning, yaitu:
Jika seseorang tidak bisa membedakan semua warna, ia mengalami kondisi buta warna total. Kondisi ini ditandai dengan penderita hanya dapat melihat warna putih, abu-abu, dan hitam.
Tes Buta Warna Parsial
Tes buta warna parsial dapat dilakukan dengan beberapa metode oleh dokter mata. Melansir dari laman Ciputra Hospital, berikut ini cara mengetahui kita buta warna parsial atau tidak:
ADVERTISEMENT
1. Tes Ishihara
Tes ishihara dilakukan dengan memberikan kartu yang berisi titik-titik warna. Beberapa dari titik-titik tersebut akan membentuk satu atau dua digit. Seorang penderita buta warna parsial akan mengalami kesulitan untuk melihat angka dalam titik-titik warna itu .
2. Cambridge color test
Serupa dengan tes Ishihara, Cambridge Color Test dilakukan dengan menggunakan layar komputer. Seseorang akan diminta untuk mencari huruf yang warnanya berbeda dari warna latar. Kemudian, ia perlu menekan tombol jika melihat huruf tersebut.
(FNS)