Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Cerita Cindelaras dan Ayam Saktinya dari Jawa Timur
22 Oktober 2021 15:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Cerita rakyat merupakan hal biasa yang ada di setiap daerah di Indonesia, salah satunya adalah cerita Cindelaras dari Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kisah dari Cindelaras ini memberikan banyak makna dan arti hidup yang bisa dijadikan pembelajaran. Tidak hanya Cindelaras saja, ada beberapa cerita rakyat lainnya yang juga memberikan pembelajaran.
Lantas, bagaimana kah kisah dari Cindelaras yang terkenal di seluruh Jawa Timur? Simak kisahnya di bawah ini seperti yang dikutip dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara karya Sumbi Sambangsari.
Cerita Cindelaras dan Ayam Sakti
Awal mulanya kisah Cindelaras ini dimulai di sebuah kerajaan bernama Jenggala. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang pria bernama Raden Putra.
Lebih lanjut lagi, Raden Putra sendiri memiliki hobi, yaitu menyabung ayam. Bahkan ayam-ayam yang dipelihara oleh Raden Putra sangatlah banyak dan dipelihara dengan baik.
Oleh karena itu, setiap kali pertandingan menyabung, ayam yang dipelihara oleh Raden Putra selalu memenangkan pertandingan tersebut dan membuat ayam yang bertarung dengannya harus menerima kekalahan.
ADVERTISEMENT
Raden Putra memiliki seorang permaisuri dan seorang selir. Permaisuri yang dinikahi oleh Raden Putra memiliki sikap yang begitu baik, sehingga Raden Putra sendiri sangat menyayangi permaisurinya.
Karena perasaan sayang Raden Putra kepada sang permaisuri membuat sang selir merasa cemburu dan juga iri. Hingga suatu hari, kabar gembira datang dari permaisuri karena mendapati dirinya hamil.
Sontak hal ini membuat Raden Putra senang dan merasa sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah mengabulkan keinginannya. Sayangnya, kabar tersebut justru membuat selir semakin tidak menyukai permaisuri.
Akibatnya, sang selir memutuskan untuk melakukan rencana jahat, yakni dengan berpura-pura sakit. Mendengar kabar selirnya yang jatuh sakit, Raden Putra pun khawatir dan menanyakan kepada tabib tentang penyakit yang diderita oleh selir.
ADVERTISEMENT
Tabib yang sudah bekerja sama dengan selir langsung saja menyebutkan bahwa penyakit yang diderita oleh sang selir dikarenakan makanan beracun dari permaisuri.
Hal ini sukses membuat Raden Putra geram dan memutuskan untuk menyuruh para pengawalnya membunuh sang permaisuri di tengah hutan. Sayangnya, pengawal yang membawa permaisuri ke hutan tidak sanggup membunuhnya karena mengetahui bahwa permaisuri tersebut hanya difitnah.
Akhirnya, sang pengawal memutuskan untuk meninggalkan permaisuri di tengah hutan dalam kondisi hamil. Dan memalsukan kematian permaisuri dengan membunuh seekor rusa, lalu mengambil jantung dari hewan tersebut.
Waktu demi waktu berlalu, permaisuri pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Cindelaras. Suatu hari, ayam jago yang dipelihara oleh Cindelaras mengeluarkan suara lantang yang berbunyi seperti ini,
ADVERTISEMENT
"Tuanku bernama Cindelaras tinggal di hutan rimba, siapa sangka ia adalah putra dari Raden Putra,"
Hal ini membuat Cindelaras bertanya pada sang ibu. Mendengarkan cerita dari sang permaisuri, Cindelaras pun merasa marah dan ingin membalaskan dendamnya.
Pembalasan dendam Cindelaras dimulai dengan dirinya yang selalu mengikuti berbagai macam ajang adu ayam. Karena selalu menang dalam ajang tersebut, ketangguhan ayam Cindelaras pun didengar oleh Raden Putra.
Ia pun memanggil Cindelaras dan mengajaknya untuk bertarung ayam. Tantangan Raden Putra pun diterima oleh Cindelaras, tapi dia memberikan satu syarat kepada Raden Putra.
"Ampun paduka, saya mau bertanding adu ayam namun jika ayam hamba menang. Saya meminta kekuasaan atas kerajaan Jenggala ini," sahut Cindelaras.
"Jika ayam mu yang kalah, apa kau bersedia memberikan ayam itu kepadaku?" tanya Raden Putra.
ADVERTISEMENT
"Saya bersedia, Paduka," jawabnya kembali.
Raden Putra lantas tersenyum dan yakin bahwa ayam miliknya bisa mengalahkan ayam milik Cindelaras.
Pertandingan pun dimulai dan seiring berjalannya waktu, ayam milik Raden Putra mulai melemah. Hal ini dimanfaatkan oleh ayam miliki Cindelaras dengan menyerangnya dan otomatis membuat ayam milik Raden Putra kalah.
Namun siapa sangka jika ayam milik Cindelaras mengeluarkan kalimat yang sama dan menyebutkan bahwa Cindelaras adalah anak dari Raden Putra.
"Tuanku bernama Cindelaras tinggal di hutan rimba, siapa sangka ia adalah putra dari Raden Putra,"
Lantas saja Raden Putra terkejut dan memanggil kembali selir serta tabib untuk menanyakan kebenarannya. Keduanya pun mengakui perbuatannya yang terdahulu dan akhirnya mendapatkan hukuman dari Raden Putra.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat Raden Putra, permaisuri, dan Cindelaras, kembali bersama dan hidup bahagia.
(JA)