Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Jaka Tarub dan Nawang Wulan dari Jawa Timur
28 Oktober 2021 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Jawa Timur terdapat cerita yang berjudul Jaka Tarub dan Nawang Wulan.
ADVERTISEMENT
Penasaran seperti apa cerita Jaka Tarub dan Nawang Wulang? Berikut kisahnya seperti yang dikutip dari buku Cerita-Cerita Rakyat Nusantara karya Arni Windana.
Cerita Jaka Tarub dan Nawang Wulan
Kisah ini berawal dari desa Widodaren, Kabupaten Ngawi, di Provinsi Jawa Timur . Menruut legenda, desa Widodaren ini terbentuk dari cerita Jaka Tarub dan Nawang Wulan.
Mulanya, Jaka Tarub merupakan seorang pria tampan yang cukup populer di desanya. Ketampanannya tersebut membuat banyak perempuan di desa ingin menjadi istrinya.
Sayang, Jaka Tarub selalu menolak dan berpikir bahwa perempuan-perempuan di desa tersebut tidak cukup cantik untuknya. Di kemudian hari, Jaka Tarub melakukan pekerjaannya seperti biasa, yakni mengumpulkan kayu di hutan.
ADVERTISEMENT
Ketika ia menyusuri hutan, Jaka Tarub mendengar suara air terjun. Tidak hanya itu, dari apa yang ia dengar, Jaka Tarub merasa jika ada banyak suara gadis.
Karena penasaran, Jaka Tarub pergi ke arah suara yang ia dengar itu dan betapa terkejutnya dia melihat ada banyak perempuan cantik yang sedang mandi.
Ia lantas terpesona dengan kecantikan yang dimiliki oleh perempuan-perempuan tersebut. Namun tidak lama setelah itu, perempuan itu mengambil selendang miliknya dan terbang ke langit.
"Mereka bukan perempuan biasa, mereka bidadari dari kahyangan!" ungkap Jaka Tarub.
Di hari berikutnya, Jaka Tarub kembali ke air terjun tersebut dan memutuskan untuk mencuri salah satu selendang dari bidadari-bidadari itu.
Hal ini lantas membuat satu bidadari tidak bisa pergi ke langit. Bidadari ini pun bersedih dan menangis ketika saudara-saudaranya telah naik ke langit.
ADVERTISEMENT
Melihat bidadari ini menangis, Jaka Tarub lantas menghampiri dan bertanya, "Mengapa kamu menangis?"
"Aku kehilangan selendangku. Aku tidak bisa kembali ke rumah. Semua saudariku telah meninggalkanku. Namaku Nawang Wulan. Aku akan memberimu apa pun jika kamu dapat menemukan syalku,"
"Aku akan membantumu. Tetapi jika kita tidak dapat menemukannya, kamu bisa tinggal di rumahku. Kamu bisa menjadi istriku,” kata Jaka Tarub
Karena Jaka Tarub yang menyembunyikan selendang milik Nawang, maka ia berpura-pura mencari dan tidak menemukannya. Akhirnya, Nawang dan Jaka Tarub pergi ke rumah, kemudian menikah.
Tidak lama setelah itu, mereka memiliki anak perempuan. Kehidupan Jaka Tarub dan keluarganya pun bisa dikatakan berkecukupan. Itu disebabkan karena ilmu sihir yang dimiliki oleh Nawang.
ADVERTISEMENT
Hal ini menyebabkan Jaka Tarub, Nawang, dan anaknya tidak perlu bersusah payah mencari beras untuk dimakan. Nawang sendiri tidak memberitahu rahasia itu dan meminta Jaka Tarub untuk jangan pernah membuka tutup panci saat memasak.
Karena penasaran, Jaka Tarub membuka panci yang digunakan Nawang untuk memasak. Lalu betapa terkejutnya Jaka Tarub karena di dalam panci tersebut hanya ada satu butir beras.
Nawang yang mengetahui bahwa Jaka Tarub telah melanggar persyaratannya tersebut lantas marah. Hal ini juga yang menyebabkan keajaiban Nawang dalam memasak hilang.
Akibatnya, Nawang harus memasak nasi dalam porsi yang besar dan ini membuat Jaka Tarub harus bekerja dengan lebih giat. Lalu, ketika Nawang ingin mengambil beras terakhir, betapa terkejutnya ia melihat selendang miliknya ada di tempat penyimpanan beras.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat Nawang sedih sekaligus senang karena ia harus meninggalkan putri semata wayangnya.
"Aku akan pulang sekarang. Jaga putri kita. Ketika ada bulan purnama, bawa dia keluar dari rumah dan aku akan datang untuk menjemputnya," jelas Nawang.
Selain sedih karena harus berpisah dengan sang anak, Nawang juga marah kepada Jaka Tarub karena ia lah sosok yang mencuri selendang milik Nawang.
Meski Jaka Tarub sudah memaksa Nawang untuk kembali bersama, Nawang tetap tidak mau dan memilih untuk menepati janjinya saja untuk menyusui sang anak.
(JA)