Cerita Rakyat Lutung Kasarung

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 Oktober 2021 18:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku yang berisi cerita rakyat Nusantara. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku yang berisi cerita rakyat Nusantara. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu warisan kebudayaan yang terus dilestarikan adalah cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang sudah dikenal sejak dahulu, dan dijadikan tradisi dalam suatu masyarakat di daerah tertentu.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai tradisi di suatu daerah, cerita rakyat juga berfungsi sebagai sarana hiburan sekaligus sarana pendidikan. Oleh sebab itu, tak jarang cerita rakyat dikenalkan dalam beberapa mata pelajaran ketika duduk di bangku sekolah.
Dari sekian banyak cerita rakyat Nusantara, cerita Lutung Kasarung adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari Suku Sunda, Jawa Barat. Cerita rakyat ini mengisahkan seorang pangeran yang dikutuk menjadi seekor lutung atau sejenis monyet.
Adapun pesan moral yang dapat dipetik dari cerita rakyat ini, yaitu semua manusia diciptakan memiliki derajat yang sama. Manusia tidak boleh sombong dan merendahkan orang lain, karena suatu saat mereka pasti saling membutuhkan.
Penasaran dengan kisahnya? Simak cerita rakyat Lutung Kasarung berikut ini yang dikutip melalui buku Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Lutung Kasarung oleh Dian K (2017: 01).
Penampakan lutung atau sejenis monyet. Foto: BKSDA Jawa Tengah

Cerita Rakyat Lutung Kasarung

Cerita bermula dari sebuah kerajaan di Jawa Barat, hiduplah kakak beradik Purbararang dan Purbasari, dua putri dari Prabu Tapa. Namun, keduanya memiliki sifat yang berbeda meski bersaudara.
ADVERTISEMENT
“Purbararang sombong dan pemalas. Sebaliknya Purbasari amat ramah dan rajin,” kata Dian. Purbasari tak pernah menganggap dirinya seorang putri raja. Dia bergaul dengan siapa pun, termasuk rakyat jelata. Ini yang membuatnya dicintai rakyatnya.
Ayahnya, Prabu Tapa mengetahuinya. Ketika Prabu Tapa semakin tua, ia menyerahkan takhta ke Purbasari. Tentu saja ini membuat Purbararang marah dan protes ke ayahnya.
Prabu Tapa berusaha menjelaskan dengan penuh kasih sayang. Ia tak mempermasalahkan sulung atau bungsu. Ia memilih Purbasari karena rakyat mencintainya.
Purbasari mewarisi segala kelembutan dan kebaikan hati ayahnya. Ia memerintah dengan bijaksana. Namun, kakaknya Purbararang sangat jengkel dan masih tidak terima.
Suatu hari, terdengar teriakan dari kamar Purbasari. Ia kaget karena kulit tubuhnya berbintik-bintik hitam, dan sebagian mengeluarkan nanah yang bau.
ADVERTISEMENT
Purbasari menangis. Tapi Purbarang tak kasihan melihat adiknya menangis. Ia malah membujuk ayahnya Prabu Tapa mengasingkan Purbasari.
“Ayah, jangan-jangan ini penyakit menular. Dia harus diasingkan! Ayah tak mau kan seluruh negeri terserang penyakit mengerikan?!”
Purbasari semakin menangis mendengar perkataan kakaknya. Ia tak ingin diasingkan. Tapi, Praba Tapa bimbang. Apalagi, tabib istana belum tahu penyakit yang diderita Purbasari.
Prabu Tapa akhirnya dengan meminta maaf lebih memilih mengasingkan Purbasari, supaya rakyat tak tertular jika penyakit tersebut menular.
Purbasari diasingkan di hutan. Di sana, patih istana membuatkannya rumah sederhana. Mengetahui hal ini, Purbasari sangat sedih, tapi demi rakyatnya dia ikhlas. Selama menjalani hari-harinya di hutan, Purbasari bermain dengan dengan hewan-hewan di sana. Ia tetap berusaha ikhlas.
ADVERTISEMENT
Suatu pagi, ketika Purbasari sedang memetik bunga, tiba-tiba ada hewan yang berayun-ayun di atas pohon. Hewan tersebut adalah lutung yang menyodorkan sebiji mangga ke Purbasari.
Purbasari begitu senang karena ia memiliki teman. Si Lutung memang tidak bisa berbicara, tapi ia amat mengerti Purbasari. Lutung juga ikut membantu Purbasari mencari makanan, dan mendengarkan segala keluh kesah Purbasari.
Purbasari kemudian memanggil Lutung dengan sebutan Lutung Kasarung, yang artinya Lutung yang tersesat. Waktu terus berjalan, meski sudah berbulan-bulan tinggal di hutan, penyakitnya belum juga sembuh.
Purbasari bercermin, memandang wajahnya dan bertanya kapan akan sembuh. Mendengar ratapan Purbasari, Lutung Kasarung memetik banyak bunga dan memberikannya. “Kamu ingin aku membasuh diri dengan bunga-bunga ini?” tanya Purbasari.
ADVERTISEMENT
Lutung mengangguk, akan tetapi Purbasari menolak. Tapi Lutung tak habis akal, ia terus memaksa dan melompat-lompat, serta menunjuk ke dalam hutan.
Purbasari penasaran dan melihat ke dalam hutan. Di sana ada danau luas yang airnya bening dan harum. Purbasari membasuh dirinya dengan air danau yang dicampur bunga-bunga pemberian Lutung.
Sungguh ajaib, penyakit kulit di tubuh Purbasari hilang. Tak ada lagi bintik-bintik dan bau yang tak sedap. Purbasari buru-buru pulang ke rumah dan menceritakan semuanya ke Lutung Kasarung. Mendengar itu, Lutung Kasarung bertepuk tangan gembira.
Purbasari tak henti-hentinya bersyukur dan berterima kasih ke Tuhan karena kesembuhannya. Ia ingin kembali ke istana. Ketika bersiap-siap, ada kereta kencana berhenti di depan rumahnya. Purbararang turun bersama pria tampan.
ADVERTISEMENT
Purbasari langsung memeluk kakaknya, berpikir ia sengaja dijemput. Tapi Purbararang hanya bilang ingin melihat kondisi adiknya. Purbasari menceritakan semuanya ke Purbararang.
Namun, Purbararang terus memikirkan cara agar Purbasari tidak kembali ke istana. Ia ingin tetap jadi ratu, apalagi Purbararang sudah menikah dengan Indrajaya.
Purbararang menawarkan syarat kepada Purbasari, jika ingin kembali ke istana. Pertama, Purbasari harus mengalahkan Purbararang soal rambut.
“Jika rambutmu lebih panjang dari aku, kamu boleh kembali ke istana,” kata Purbararang.
Purbasari mengurai rambutnya, dan ternyata jauh lebih panjang. Selama hidup di hutan, Purbasari tidak pernah memotong rambut.
Purbararang kalah dalam tantangan pertama. Ia pun mengajukan syarat kedua. Purbararang menantang Purbasari untuk menunjukkan calon suami yang lebih tampan. Purbasari terdiam, dia tak punya calon suami. Apalagi di hutan, ia hidup sendiri tak pernah bertemu manusia lain.
ADVERTISEMENT
Purbasari hendak mengakui kekalahannya. Namun, Lutung Kasarung menarik-narik jari Purbasari dan menunjuk dirinya. Purbasari akhirnya mengatakan, jika Lutung Kasarung adalah calon suaminya.
Seketika, Purbararang dan Indrajaya tertawa. Pikirnya, mana mungkin seekor lutung bisa mengalahi ketampanan Indrajaya. Ketika siap-siap balik ke kereta kencana, Purbararang mendengar suara aneh.
Tubuh Lutung Kasarung tertutup cahaya putih dan muncul pria jauh lebih tampan dari Indrajaya. Purbararang bertanya siapa pria itu, dan Lutung menjawab, “Aku Lutung Kasarung, calon suami Purbasari.”
Purbasari terkejut dan Lutung Kasarung menceritakan asal usulnya. Lutung Kasarung sebenarnya seorang pangeran yang sejak bayi dikutuk musuh ayahnya. Kutukan itu akan hilang, jika seorang perempuan mau mengakuinya sebagai calon suami.
Purbasari tersenyum bahagia, Lutung Kasarung jauh lebih tampan ketimbang Indrajaya. Purbarang mengaku kalah dan mengajak Purbasari ke istana dan kembali menjadi ratu. Lutung Kasarung tak beberapa lama, melamar Purbasari. Mereka menikah dan hidup bahagia.
ADVERTISEMENT
(VIO)