Konten dari Pengguna

Cerita Si Pitung, Tokoh Legendaris Asal Betawi

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
25 Oktober 2021 12:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cerita Si Pitung, tokoh legendaris asal Betawi. Sumber: MahdeenTV
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cerita Si Pitung, tokoh legendaris asal Betawi. Sumber: MahdeenTV
ADVERTISEMENT
Setiap daerah memiliki kisah atau legenda masing-masing. Kisah atau legenda tersebut biasanya dipercaya rakyat setempat sebagai sebuah kisah yang pernah terjadi pada zaman dahulu kala.
ADVERTISEMENT
Cerita rakyat di suatu daerah biasanya diperankan oleh tokoh. Tokoh-tokoh tersebut pada umumnya menjadi salah satu karakteristik dari daerah tersebut. Sebut saja seperti cerita si Toba yang kemudian menjadi ciri khas daerah Sumatera Utara.
DKI Jakarta sebagai salah satu daerah di Indonesia tentunya memiliki cerita rakyat. Salah satu tokoh dari cerita yang dikenal luas oleh masyarakat Betawi adalah legenda si Pitung.
Pitung merupakan cerita rakyat yang hingga kini dipercaya bukan hanya sekadar cerita saja, tetapi cerita ini berangkat dari kisah nyata. Seperti apa cerita Si Pitung ini? Simak penjelasan berikut ini.

Cerita Si Pitung

Pitung adalah tokoh utama dalam legenda Si Pitung. Pitung digambarkan sebagai seorang bandit pada zaman abad ke-19 di Batavia (sekarang Jakarta).
Wayang golek yang menggambarkan si Pitung sebagai seorang ' Jago'. Foto: Dok. Buku 'Batavia Kala Malam' Margreet van Till
Dikutip dari buku Sahabatku Indonesia, Membaca Jakarta: Cerita Rakyat yang ditulis oleh Yolanda Putri Novytasari, terdapat beberapa versi cerita dari Si Pitung, yakni:
ADVERTISEMENT
1. Orang Betawi
Menurut beberapa versi orang Betawi, si Pitung merupakan nama kelompok perampok yang terdiri atas tujuh orang dengan latar belakang suku yang berbeda.
Mereka merampok kompeni dan tauke, lalu hasilnya dibagikan kepada fakir miskin. Kata pitung merupakan akronim dari bahasa Jawa pitu pitulungan yang berarti ‘tujuh pertolongan’.
2. Kompeni Belanda
Menurut kompeni Belanda, Pitung adalah orang jahat yang dihukum mati dengan cara ditembak karena mengganggu stabilitas keamanan.
3. Cerita yang Beredar
Ada juga cerita lainnya yang mengatakan bahwa Pitung dibunuh dengan cara ditarik tiap-tiap anggota tubuhnya menggunakan kuda sehingga terbelah menjadi beberapa bagian. Ini karena Pitung memiliki ajian rawa rontek.
Tubuhnya dimakamkan di tempat yang berbeda. Ini karena menurut cerita, jika tubuhnya disatukan,ia akan hidup lagi.
ADVERTISEMENT
Namun, di antara ketiganya. Ada satu cerita yang dikenal luas oleh masyarakat Jakarta hingga luar daerah Jakarta. Berikut ceritanya:
Ilustrasi pertengkaran antara Pitung dan kompeni Belanda. Foto: Dok. Buku 'Batavia Kala Malam' Margreet van Till
Zaman dahulu di Rawabelong, Jakarta Barat, tinggallah seorang anak bernama Pitung. Sejak kecil ia disekolahkan di pesantren milik Haji Naipin.
Suatu hari ketika Pitung pulang dari pasar, ada segerombolan preman yang merogoh uang Pitung dari sakunya secara paksa. Pitung lantas mengeluarkan jurus bela diri yang didapatnya dari Haji Naipin.
Para preman akhirnya menyerah dan mengembalikan uang Pitung. Pimpinan preman mengagumi kehebatan Pitung.
Ia mengajak Pitung bergabung untuk mencopet uang di pasar. Pitung sejenak terdiam. Ia kemudian memberi mereka nasihat agar tidak lagi berbuat jahat, tetapi justru harus membantu orang lain.
ADVERTISEMENT
Apalagi, di sana banyak orang kelaparan dan kesusahan. Mereka bingung bagaimana cara melakukan kegiatan kemanusiaan, sedangkan mereka sendiri hidup berkekurangan. Pitung mendapatkan ide.
Ia dan gerombolan preman itu merampok orang-orang kaya yang jahat. Lalu, hasilnya diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Mereka kemudian melancarkan aksi tersebut.
Ketika melihat sepak terjang Pitung, koloni lantas mencoba menangkap Pitung. Namun, Pitung berhasil melarikan diri.
Polisi sempat menembaknya, tetapi—berkat jimatnya— Pitung kebal peluru. Pitung menjadi buronan polisi. Ketika mengetahui bahwa ajian Pitung akan hilang jika dilempari telur busuk, mereka langsung melempari Pitung dengan telur busuk.
Ketika ia mulai tidak berdaya, Pitung langsung ditembak mati. Meski dikenal sebagai pahlawan, Pitung tetap dianggap penjahat oleh kompeni karena menolong orang dengan cara yang tidak tepat.
ADVERTISEMENT
(SAI)