Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Ciri-Ciri Filum Porifera, Pengertian, dan Klasifikasinya untuk Dipelajari
7 Oktober 2024 8:44 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Filum Porifera adalah salah satu jenis hewan berpori yang ada di dunia. Untuk bisa tahu lebih dalam tentang hewan ini, maka wajib tahu ciri-ciri Filum Porifera beserta pengertian dan klasifikasinya terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Filum Porifera disebut dengan hewan berpori karena memiliki lubang-lubang kecil pada tubuhnya. Lubang-lubang kecil ini berfungsi sebagai jalan masuknya air ke dalam tubuh.
Air yang masuk ke dalam tubuh Filum Porifera biasanya mengandung plankton dan bahan organik. Kandungan tersebutlah yang menjadi makanan dari filum Porifera yang biasanya hidup di lautan dengan air tenang dan jernih.
Pengertian Filum Porifera
Porifera berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata porus yang berarti lubang kecil dan kata ferre yang berarti mempunyai sesuai informasi dari buku Biologi Interaktif Kelas X IPA, Wijaya Jati, (2007:126).
Jadi, Porifera merupakan hewan berpori yang memiliki lubang di tubuhnya.
Porifera termasuk ke dalam filum dari kingdom animalia, yakni kelompok invertebrata. Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana, karena tidak memiliki kepala atau anggota badan lain layaknya hewan pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, banyak orang yang keliru mengidentifikasi Porifera sebagai tanaman laut. Apalagi bentuknya yang menyerupai spons, sehingga disebut dengan hewan spons. Umumnya, bentuk tubuh Porifera berbentuk seperti vas bunga yang menempel di perairan.
Pada tubuh Porifera terdapat saluran-saluran yang saling terhubung. Berbagai saluran tersebut terbuka di bagian ujung dan membentuk pori-pori. Pori-pori inilah yang membuat filum satu ini dinamakan filum Porifera.
Tubuh Porifera memiliki tekstur yang lunak dengan permukaan berpori (ostium). Terdapat pula rongga tubuh (spongocoel) dari lubang keluar (oskulum). Air yang mengalir dari ostium nantinya akan masuk ke spongocoel dan mengalir ke luar melalui oskulum.
Terdapat sekitar 10.000 spesies Porifera yang hidup di air laut. Hewan ini termasuk ke dalam hewan sessile, yakni hewan yang hidup melekat. Porifera juga mampu menyaring bakteri yang ada di sekitarnya dan dimanfaatkan untuk makanannya.
ADVERTISEMENT
Biasanya Porifera hidup di lautan dengan air tenang, jernih, dan tidak memiliki arus yang kuat. Selain itu, ada juga Porifera yang hidup di laut dangkal dan ada juga yang hidup di laut dalam.
Tidak hanya itu, Porifera juga bisa ditemukan di perairan air tawar seperti danau dan aliran sungai yang jernih tergantung sesuai jenisnya. Di Indonesia, hewan ini bisa ditemukan di perairan laut Sulawesi, NTB, dan NTT.
Ciri-Ciri Filum Porifera
Agar bisa membedakan Porifera dengan jenis filum lainnya, maka penting untuk tahu ciri-cirinya terlebih dahulu. Inilah ciri-ciri filum Porifera yang dikutip dari jurnal yang dimuat dalam situs repositori.unsil.ac.id.
ADVERTISEMENT
Klasifikasi Filum Porifera
Filum Porifera terbagi ke dalam 4 kelas, yakni: Calcarea, Hexactinellida, Demospongiae, dan Sclerospongiae. Bentuk tubuh Porifera ini berbeda antara setiap kelas dan memiliki ciri masing-masing. Berikut adalah informasi selengkapnya.
1. Kelas Calcarea
Kelas Calcarea memiliki sekitar 500 jenis yang terdiri dari 75 genera, 22 famili, dan 5 ordo. Pada kelas ini sistem saluran airnya dapat berupa asconoid, syconoid, sylleibid, atau leuconoid.
Bentuknya pun bervariasi, dari yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk koloni yang berupa bangunan serupa anyaman dari pembuluh kecil hingga lembaran. Kelas ini memiliki sejumlah karakteristik, yaitu:
ADVERTISEMENT
Kelas Calcarea adalah Porifera berkapur yang spikulanya. Sebab terdapat kandungan mineral karbonat kalsium yang membentuk diactines, triactines, tetractines, dan spikula multiradiote.
2. Kelas Hexactinellida
Selanjutnya adalah kelas Hexactinellida. Pada kelas ini Porifera memiliki sejumlah ciri-ciri tertentu, yakni sebagai berikut:
Porifera dalam kelas ini memanfaatkan mineral dari air laut untuk bisa membuat dan membentuk spikulanya. Spikulanya berbentuk bidang triaxon, yang pada masing-masing bidang terdapat 2 jari-jari (hexactinal).
Porifera Hexactinellida memiliki spikula triaxial silikat atau turunannya. Biasanya spikula diwakili oleh hexactins dengan tiga sumbu memotong pada sudut tegak.
ADVERTISEMENT
3. Kelas Demospongiae
Kelas Demospongiae merupakan kelompok Porifera yang paling dominan saat ini dan tersebar luas di alam dengan jumlah yang sangat banyak. Porifera jenis ini berbentuk masif dengan warna cerah, serta memiliki sistem saluran air yang rumit.
Spikula pada Porifera kelas ini hanya terdiri dari silikat dan beberapa spikula-nya hanya terdiri dari serat kolagen, bahkan tidak ada. Porifera dari kelas ini tidak memiliki spikula triaxon, tetapi spikulanya berbentuk monoaxon dan tetraxon yang mengandung silikat.
Terdapat sekitar 6.000 spesies dari kelas ini, yakni sebesar 85% dari semua Porifera yang ada. Pada kelas Demospongiae, Porifera-nya memiliki sejumlah karakteristik, yakni sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Biasanya jenis Porifera dalam kelas ini bisa dijumpai di laut, tetapi ada juga beberapa famili yang hidup di air tawar pada semua benua, kecuali Antartika. Saat ini kelas Demospongiae terdiri dari 14 ordo.
4. Kelas Sclerospongiae
Kelas Porifera lainnya adalah kelas Sclerospongiae. Berbeda dari jenis kelas lainnya, kelas ini memiliki beberapa ciri khusus. Ciri tersebut antara lain sebagai berikut:
Dari empat kelas Porifera yang ada, kelas Sclerospongiae memiliki 90% dari 4.500 hingga 5.000 spesies pada jumlah keseluruhan yang ada di dunia. Kelas ini terbagi menjadi 3 subkelas, 13 ordo, 71 famili, serta 1005 genera.
ADVERTISEMENT
Kelas Demospongiae ini adalah sejenis Porifera yang paling banyak dijumpai serta tersebar secara luas. Biasanya mudah ditemukan dalam perairan laut serta air tawar.
Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Porifera
Agar Porifera bisa hidup, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Umumnya, faktor terbesar dari keberlangsungan hidup Porifera adalah kualitas air dan banyaknya sedimen yang mengendap pada tubuhnya.
Porifera termasuk plankton feeder, sehingga memerlukan kualitas dan kesuburan perairan yang ideal untuk menunjang kehidupannya. Selain itu, ada faktor lain yang turut mempengaruhi pertumbuhan Porifera.
1. Suhu
Suhu yang optimal agar Porifera bisa tumbuh adalah >18 derajat celsius. Sementara, untuk suhu rata-rata tahunan berkisar antara 23-25 derajat celsius, dengan suhu maksimal berkisar antara 36 hingga 40 derajat celsius.
ADVERTISEMENT
2. Intensitas Cahaya
Kecerahan perairan dipengaruhi oleh sinar matahari yang masuk. Semakin tinggi intensitas cahaya, maka semakin tinggi nilai kecerahan perairan tersebut. Oleh karena itu, Porifera sangat menyukai perairan yang jernih.
3. Salinitas
Salinitas yang memenuhi standar baku mutu adalah 33 – 34 %. Sementara, untuk salinitas yang optimal untuk pertumbuhan Porifera adalah berkisar di 30 hingga 36%.
4. pH (Power of Hidrogen)
Derajat keasaman suatu perairan sangat berpengaruh terhadap kehidupan biota air, termasuk Porifera. Kisaran pH yang baik untuk pertumbuhan Porifera antara 7 hingga 8,5.
5. Kecepatan Arus
Kecepatan arus menjadi faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan Porifera. Porifera dapat tumbuh dengan normal pada kecepatan arus kurang dari 0,6 m/detik.
6. DO (Disolve Oxygen)
Faktor lainnya yang mempengaruhi adalah DO atau Disolve Oxygen. Nilai oksigen terlarut yang baik bagi organisme perairan adalah >5 mg/L. Hampir semua organisme, termasuk Porifera menyukai kondisi oksigen terlarut tersebut.
ADVERTISEMENT
Itu dia ciri-ciri filum Porifera dan informasi lainnya yang menarik untuk diketahui. Dengan mengetahui informasi tersebut, maka wawasan dan pengetahuan seputar biologi akan bertambah. (PRI)