Ciri-ciri Puisi Rakyat Beserta Jenis-jenis dan Contohnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
21 September 2021 13:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi puisi rakyat. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi puisi rakyat. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang sering dijumpai sehari-hari. Puisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu puisi baru dan puisi rakyat atau puisi lama.
ADVERTISEMENT
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat aturan-aturan baku dalam pembuatannya sehingga sang pengarang lebih bebas mengekspresikan perasaannya. Kebalikannya, puisi rakyat dibuat berdasarkan aturan-aturan yang mengikat.
Mengutip buku Materi Utama Bahasa Indonesia SMP oleh Hari Wibowo, S.S. M.Pd. dan Iin Hendriyani S.Pd., puisi rakyat merupakan jenis puisi yang berkembang pada kehidupan sehari-hari sebagai tradisi masyarakat setempat. Karena itu, puisi rakyat banyak tersebar secara lisan.
Puisi rakyat bersifat baku atau terikat oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik setiap bait, banyaknya suku kata pada setiap larik, hingga pola rimanya.

Ciri-ciri Puisi Rakyat

Mengutip buku Super Complete SMP/MTs 7, 8, 9 oleh Tim Guru Inspiratif, puisi rakyat dapat dibedakan dengan ciri-ciri berikut:
ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Puisi Rakyat

Ilustrasi membaca puisi rakyat. Foto: Pixabay
Puisi rakyat terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut beberapa di antaranya.
1. Pantun
Pantun adalah puisi rakyat yang terdiri dari empat baris, yaitu 2 baris sampiran dan 2 baris isi. Setiap baris pantun terdiri dari 8-12 suku kata. Rima pantun dapat bersajak ab-ab, a-a-a-a, ataupun aa-bb.
Contoh:
Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kali ada umur yang panjang
Boleh kita bertemu lagi
2. Gurindam
Gurindam merupakan puisi rakyat yang berisi nasihat dan menampilkan suatu sebab akibat. Gurindam memiliki sajak berakhiran a-a, b-b, atau c-c.
Contoh: Sebelum bicara pikir dahulu, agar tak melukai hati temanmu.
3. Syair
Syair merupakan jenis puisi rakyat yang berasal dari Arab. Syair dibentuk oleh empat larik per baitnya. Berbeda dengan pantun, seluruh larik dalam bait syair merupakan isi.
ADVERTISEMENT
Contoh:
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang aman Sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana
4. Mantra
Mantra merupakan puisi rakyat yang erat kaitannya dengan adat dan kepercayaan. Mantra sering dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh:
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi
5. Talibun
Mirip seperti pantun, talibun juga memiliki sampiran dan isi. Namun, sampiran dan isi pada talibun ditulis lebih dari 4 baris dengan irama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya. Isi talibun berdasarkan suatu perkara yang diceritakan secara terperinci.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan,
yu beli belanak pun beli,
ikan panjang beli dahulu.
Kalau anak pergi berjalan,
ADVERTISEMENT
ibu cari sanak pun cari,
induk semang cari dahulu.
6. Karmina
Karmina adalah pantun dua seuntai atau sering disebut dengan pantun kilat. Karmina mirip seperti pantun, tetapi hanya ada dua baris, baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi. Karmina biasanya berisi sindiran dan bersajak a-a.
Contoh:
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
7. Seloka
Seloka berisi pepatah atau perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran, atau bahkan ejekan. Seloka biasa ditulis memakai bentuk pantun.
Contoh:
Jalan-jalan ke kota bertemu Umi Pipik
Naik motor milik si Dahlan
Jadilah pengendara yang baik
Agar selamat sampai tujuan
(ADS)