Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ciri Kebahasaan Syair: Kalimat Sapaan hingga Bersifat Simbolik
7 Oktober 2021 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu karya sastra berbentuk puisi kuno adalah syair . Syair berasal dari bahasa Arab, yakni syu'ur yang artinya perasaan. Kata syair dalam kesusastraan Melayu, merujuk pada pengertian puisi secara umum.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, syair terus berkembang dan mengalami modifikasi. Karya sastra ini berubah menjadi seni khas daerah Melayu dan melepaskan tradisi sastra syair yang berasal dari negeri Arab.
Syair tergolong sebagai karya sastra yang efisien dalam penggunaan kata dan mengandung banyak makna. Umumnya, kata-kata yang digunakan dalam syair bermakna secara simbolik. Namun, terdapat pula syair yang memuat makna denotatif.
Lantas, bagaimana ciri kebahasaan yang digunakan syair? Sebelum mengetahuinya, kenali struktur syair terlebih dahulu. Simak penjelasan berikut ini yang dirangkum dalam beberapa sumber.
Struktur Syair
Adapun struktur yang harus ada pada sebuah syair, berikut uraian strukturnya yang dikutip berdasarkan buku All New Target 100 Ulangan Harian SMP Kelas IX karangan Tim Guru Eduka (2018: 207).
ADVERTISEMENT
Ciri Kebahasaan Syair
Merangkum dalam buku Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas XI Program Bahasa karya Kusmayadi dan Ismail (2007: 70), berikut ciri-ciri kebahasaan syair yang membedakannya dengan karya sastra lainnya.
Contoh Syair
Agar lebih memahami bentuk syair, contoh syair adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Contoh 1
Rajin-rajinlah beribadat
Janganlah lupa mengerjakan salat
Dan perbanyaklah engkau berzakat
Untuk bekal nanti di akhirat
Contoh 2
Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah Paduka Sultan
Duduklah Baginda bersuka-sukaan
Abdul Muluk putera Baginda
Besarlah sudah bangsa muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
(VIO)