Konten dari Pengguna

Contoh Khutbah Idul Adha: Hikmah Kurban dan Kisah Nabi Ibrahim AS

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
28 Mei 2024 15:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh khutbah Idul Adha. Foto: Unsplash/Raka Dwi Wicaksana
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh khutbah Idul Adha. Foto: Unsplash/Raka Dwi Wicaksana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Contoh khutbah Idul Adha dalam artikel ini dapat dijadikan inspirasi untuk menyampaikan pesan-pesan penting peringatan Hari Raya Idul Adha kepada jamaah. Khutbah Idul Adha disampaikan usai melaksanakan salat Idul Adha.
ADVERTISEMENT
Jamaah salat id disunnahkan untuk tak segera pulang, melainkan duduk dan mendengarkan khutbah hingga selesai. Simaklah artikel ini untuk contoh khutbah Idul Adha yang bisa dijadikan referensi.

Contoh Khutbah Idul Adha

Ilustrasi contoh khutbah Idul Adha. Foto: unsplash/MuhammadAdil
Menyadur dari buku Khutbah Idul Adha 1437/2016 M, Pelajaran dari Hikmah Qurban Nabi Ibrahim AS. oleh H. Abdul Rahman, S.Ag., M.Pd.I, berikut ini contoh khutbah Idul Adha tentang Hikmah Kurban dan Kisah Nabi Ibrahim AS

Hikmah Kurban dan Kisah Nabi Ibrahim AS

Kaum Muslimin dan Muslimat jamaah Idul Adha rahimakumullah.
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas anugerah rahmat dan nikmatnya yang dilimpahkan kepada kita. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, tauladan terbaik atas segenap makhluk.
Hari ini, saya mengajak dan menyeru kepada hadirin semua, terutama kepada diri sendiri, marilah meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, karena itulah kunci bahagia dan sebaik-baiknya bekal bagi kita.
ADVERTISEMENT
Pada hari ini, 10 Dzulhijjah, suara takbir menggema, tahmid berkumandang, tahlil bersenandung, bersahut dari masjid, surau, dan mushala, dari perkotaan hingga pedesaan, masyarakat pegunungan, para nelayan, sampai ke seluruh pelosok tanah air bahkan ke penjuru dunia atas rasa bahagia dan syukur kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185 untuk kita selalu bertakbir atas petunjuk yang diberikan-Nya.
...وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥
Artinya: "Hendaklah kamu bertakbir (mengaggungkan Allah) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu." (QS Al-Baqarah: 185)
Pada saat yang bersamaan, ribuan bahkan jutaan umat manusia berdatangan dari penjuru dunia, meninggalkan sanak keluarga dan handai tolan serta menanggalkan semua atribut, pangkat dan jabatan mengunjungi tanah kelahiran Rasulullah SAW, Mekkah Al-Mukarramah, sembari tak henti-henti mengucapkan talbiyah sebagai ketundukan kepada Allah menerima panggilan suci melaksanakan ibadah haji.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan ini, saya mengajak jama'ah semua untuk merenungi dan mengambil pelajaran dari hikmah kurban Nabi Ibrahim AS, serta mari kita memahami dari kisah kesalihan dan keikhlasan Nabi Ismail AS.
Kisah indah, penuh haru, dan menyentuh hati, sarat dengan muatan hikmah tersebut selalu terngiang manakala 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dapat menghampiri. Sebagian kecil lembaran kisah tersebut tertuang dalam Al-Quran, salah satunya surat Ash-Shaffat ayat 102.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ۝١٠٢
Artinya: "Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar." (QS Ash Shaffat: 102)
ADVERTISEMENT
Kaum Muslimin dan Muslimat jamaah Idul Adha rahimakumullah.
Dari ayat tersebut, memberikan gambaran tentang kurban dan pengorbanan Nabi Ibrahim yang penuh dengan hikmah yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi umat Islam dan ditumbuh kembangkan dalam berbagai bentuk sikap mulia.
Pertama, peristiwa kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim terhadap Ismail merupakan simbol kepada semua manusia bahwa untuk mencapai kesuksesan dan ridha Allah harus semangat rela berkurban dan disertai kecintaan kepada Allah SWT atas segalanya.
Betapa sulitnya keadaan Nabi Ibrahim AS saat itu. Di satu sisi beliau adalah Nabi dan Rasul yang harus menyampaikan dan melaksanakan titah dan perintah Allah. Sedangkan di sisi lain beliau adalah seorang ayah yang secara naluri sangat cinta kepada anaknya.
ADVERTISEMENT
Kaum Muslimin dan Muslimat jamaah Idul Adha rahimakumullah.
Kedua, kurban pada hakikatnya menyembelih atau memotong sifat-sifat hewani, seperti egois, rakus atau tamak, mencuri atau korupsi, merampas hak-hak orang lain, serta kezhaliman bahkan tirani atau diktator.
Dalam kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, sesungguhnya Allah SWT tak memerintah untuk membunuh Ismail, melainkan membunuh rasa kepemilikan terhadap Ismail, karena hakikatnya semua adalah milik Allah SWT.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab Madarijus Salikin menjelaskan bahwa pemuasan nafsu merupakan perbuatan manusia yang membuat mereka tak berbeda dengan semua jenis hewan.
Kaum Muslimin dan Muslimat jamaah Idul Adha rahimakumullah.
Ketiga, pembagian hewan kurban kepada orang yang tak mampu hakikatnya adalah membangun kesetiakawanan dan solidaritas sosial ummat Islam sosial umat Islam dan memupuk rasa kebersamaan serta nilai-nilai persaudaraan, agar silaturahmi tetap terjalin dan ukhuwwah selalu terjaga.
ADVERTISEMENT
Kaum Muslimin dan Muslimat jamaah Idul Adha rahimakumullah.
Nanti, apabila malam telah semakin larut, saat suasana semakin sunyi, yang terdengar hanya suara jangkrik, sesekali desiran angin menerpa pohon, lalu kita terjaga dari tidur yang nyenyak, mimpi yang indah, segeralah mengambil air wudhu dan laksanakan salat Tahajud.
Setelah itu, kita bermunajat mendoakan orang tua kita dan berdoa kiranya Allah merekatkan antar kita persaudaraan yang kuat, ukhuwwah Islamiyyah yang utuh dan tak mudah goyah. Sehingga, kita meresakan kebersamaan dalam Islam.
Imam Al-Ghazali pernah berkata, "Ukhuwwah atau persaudaraan itu bukan pada indahnya pertemuan, tapi pada ingatan seseorang terhadap saudaranya di dalam doa."
Demikianlah khutbah ini semoga bermanfaat. Amin Ya Rabbal Aalamin.
ADVERTISEMENT
(NSF)