Konten dari Pengguna

Contoh Khutbah Idul Fitri 2024 dan Tata Cara Pelaksanaannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
22 Maret 2024 16:19 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
llustrasi khutbah Idul Fitri 2024. Foto: unsplash.com.
zoom-in-whitePerbesar
llustrasi khutbah Idul Fitri 2024. Foto: unsplash.com.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Khutbah merupakan salah satu rangkaian salat Idul Fitri . Meskipun hukumnya sunah, tetapi tetap sangat dianjurkan untuk dilakukan. Contoh khutbah Idul Fitri yang disampaikan bisa bermacam-macam, terpenting tema apa yang dipilih khatib.
ADVERTISEMENT
Dalil yang menjadi dasar pelaksanaan khutbah Idul Fitri adalah hadis dari Ibnu Abbas, di mana ia berkata, “Saya melaksanakan salat id bersama Rasulullah, dan sahabat. Semuanya melaksanakan salat sebelum khutbah berlangsung.” (HR. Muttafa’alaih)
Jika bertugas sebagai khatib, simak beberapa contoh khutbah Idul Fitri 2024 berikut ini beserta tata cara pelaksanaannya yang bisa menjadi panduan untuk mengamalkannya.

Contoh Khutbah Idul Fitri 2024

llustrasi khutbah Idul Fitri 2024. Foto: pexels.com
Dikutip dari laman kemenag.go.id, berikut contoh ceramah khutbah Idul Fitri 2024 yang bisa jadi referensi untuk khatib dengan judul "Pesan Persaudaraan di Hari Yang Fitri".
‎اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ
‎اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
ADVERTISEMENT
الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ . وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى : وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
ADVERTISEMENT
Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah SWT
Setelah sebulan lamanya kita berpuasa, sekarang tibalah masanya kita tumpahkan rasa senang dan rasa haru. Kita ungkapkan sepenuh hati rasa gembira dan rasa syahdu, sembari mengagungkan Nama Allah Azza wa Jalla.
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd”.
Betapa harunya kita karena Allah SWT telah menciptakan bulan Ramadan khusus untuk kita umatnya Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya ada satu malam, yakni malam Lailatul Qadar, yang lebih utama daripada 1.000 bulan.
Satu kali melakukan ibadah fardhu, maka pahalanya seperti mengerjakan 70 ibadah fardhu. Kita melakukan ibadah sunah juga dicatat pahalanya seperti mengerjakan ibadah fardhu.
ADVERTISEMENT
Saudaruku, kaum muslimin dan muslimat, wajar saja kalau kita punya rasa haru tersebut. Kita yang bergelimang dosa ini, oleh Allah SWT masih diberikan kesempatan langka untuk menghirup dan bernafas di bulan yang suci.
Sekalipun sepenuh hati kita mengakui, bahwa kita belum bisa manfaatkan waktu siang dan malam bulan Ramadan secara maksimal. Kita hanya mengharapkan semoga puasa kita, qiyamul lail kita, bacaan Al-Qur’an kita, sedekah dan zakat kita, yang tak seberapa, dapat menebus dosa kita.
Sebagai umat yang beriman, kita yakin dan percaya apa yang sudah diterangkan di dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 186 yang berbunyi:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
ADVERTISEMENT
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
Oleh sebab itu, beruntunglah kita di pagi hari ini, datang berduyun-duyun dari tempat tinggal kita, menuju mesjid tempat yang suci ini untuk menjalankan salat Idul Fitri secara berjamaah. Kita bermunajat untuk mengetuk bilik-bilik rahmat-Nya.
Pada hari ini, kita rayakan lebaran bersama-sama penuh suka cita dengan mengumandangkan takbir, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd.
Marilah Kita tanamkan bulat-bulat di dalam hati kita, bahwa ke depannya hidup kita akan menjadi lebih baik. Amal ibadah kita akan semakin meningkat sebagai manifestasi rasa syukur kita kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Selain kita bertekad untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah Yang Maha Pencipta, pada momen Idul Fitri kali ini, kita selayaknya juga memperbagus hubungan saudara, pertalian kerabat, dan interaksi sosial bermasyarakat.
Dalam ajaran Islam telah diatur bahwa menjalin hubungan baik “Hablum minan-naas” sama pentingnya dengan “Hablum minallah”. Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan lupa, baik kesalahan kita disengaja maupun tidak disengaja.
Baik kepada keluarga, saudara, tetangga, maupun teman dan kerabat. Marilah kita perbaiki dengan bermaaf-maafan. Allah SWT telah berfirman dalam Surat An-Nur ayat 22:
وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
ADVERTISEMENT
Di samping itu ada juga satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasannya bagida Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh seorang sahabat,
“Wahai Rasulullah! Sesungguhnya ada seorang perempuan yang rajin qiyamullail di malam hari, rajin puasa di siang harinya, rajin mengerjakan kebaikan dan bersedekah, akan tetapi dirinya menyakiti tetangganya dengan tutur katanya”
Rasulullah SAW menjawab, “Tidak ada kebaikan padanya dan dia termasuk penghuni neraka.” Na’uzdubillah min dzalik.
Jamaah sholat Idul Fitri yang berbahagia
Kita semua tahu Allah itu Al-Tawwab (Maha Penerima Taubat). Kasih sayang-Nya mengalahkan murka-Nya. Rahmat-Nya jauh lebih luas dari azab-Nya. Selama seorang hamba memohon ampun kepadaNya, Allah akan mengampuninya.
Namun, manusia tidak seluas itu kasih sayangnya. Manusia tidak sedalam itu kewajarannya. Bisa dibilang manusia adalah mahluk yang paling susah meminta maaf dan memaafkan.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Rasulullah mengajari umatnya untuk menahan diri. Jangan mudah mengumbar kata, jangan gampang menyebar berita, jangan sering menghardik sesamanya. Karena Rasulullah tahu, ruang maaf manusia terbatas, tidak seluas dan sedalam Tuhannya.
Mendapatkan maaf manusia jauh lebih berat dan susah. Belum lagi jika kita tidak merasa bersalah, tapi orang lain memendam kesal kepada kita. Mengetahui diri kita salah saja, kita masih enggan meminta maaf, apalagi tak merasa bersalah sama sekali.
Hadis di atas adalah contoh nyata. Seorang wanita ahli ibadah, rajin shalat malam, gemar berpuasa, banyak bersedekah dan beramal, tapi lidahnya selalu membawa rasa sakit bagi tetangganya.
Rasulullah mengatakan, “Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk ahli neraka.” Artinya, amal ibadah yang tidak berbanding lurus dengan perilaku sosial yang baik, ibadah tersebut akan kekurangan makna.
ADVERTISEMENT
Dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi manusia (lainnya).” Dalam riwayat lain dikatakan, “Orang yang tidak mengasihi, maka tidak akan dikasihi.”
Ini menunjukkan bahwa kasih sayang sesama manusia tidak kalah pentingnya dengan ibadah yang bersifat ritual, bahkan Allah, dalam hadits di atas, tidak akan mengasihi orang yang tidak mengasihi sesamanya.
Hal ini berarti Allah menghendaki hamba-hambanya membangun dunia yang harmonis, menciptakan lingkungan yang sehat dari kebencian, membiasakan kepedulian, membudayakan sayang-menyayangi, mengembangkan “saling asa” dan “asuh”, serta hal-hal positif lainnya.
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd
Kaum muslimin dan muslimat rohimakumullah
Pada prinsipnya, dengan merayakan Idul Fitri, kita bersama-sama diajarkan untuk kembali kepada jati diri manusia. Kita adalah makhluk yang sangat lemah, sehingga membutuhkan Allah untuk bersandar di mana saja dan kapan saja.
ADVERTISEMENT
Allahus-shomad! Begitu Mulia-Nya Allah SWT memperlakukan kita, maka sewajarnya kita patuh dan taat beribadah kepada Allah. Sebagai makhluk sosial, kita juga sangat butuh kerjasama dan bantuan sesama manusia, khususnya orang-orang terdekat kita.
Hidup bermasyarakat adalah mutiara terpendam, seperti yang disabdakan Rasulullah,“Annaasu Ma’adinun”. Oleh sebab itu janganlah kita sia-siakan hubungan di antara kita. Janganlah diperpanjang masalah di antara orang-orang di sekitar kita.
Sekarang kita mungkin beranggapan tidak membutuhkan, tapi suatu saat dan kapan saja kita akan memerlukan bantuan. Marilah kita lapangkan dada kita agar kita semua menjadi golongan orang-orang yang kembali fitri dan menjadi orang-orang yang hidupnya bahagia.
Minal Aidin wal faizin. Semoga Allah menerima niat baik dan amalan kita, serta Allah jadikan hari-hari kita selama setahun kedepan menjadi lebih baik. Taqabbalalohu minna wa minkum. Fi kulli ‘aamin wa antum bi khoir. Amiin, Amiin. Ya Robbal a’lamiin.
ADVERTISEMENT
اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
ADVERTISEMENT
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا الل

Tata Cara Khutbah Idul Fitri

Ilustrasi tata cara khutbah Idul Fitri. Foto: unsplash.com.
Mengutip laman nu.or.id, tata cara khutbah Idul Fitri sama seperti khutbah salat Jumat. Khutbah dilaksanakan dua kali. Di antara dua khutbah tersebut, khatib disunahkan untuk berdiri bagi yang mampu dan boleh duduk.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, “Sunah seorang imam berkhutbah dua kali pada salat Idul Fitri dan Idul Adha, dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR. Asy-Safi’i)
ADVERTISEMENT
Pada khutbah pertama, khatib disunahkan untuk memulainya dengan membaca takbir sebanyak sembilan kali. Sementara pada khutbah kedua membukanya dengan takbir sebanyak tujuh kali.
Saat khutbah berlangsung, setiap jamaah diperintahkan untuk tenang dan mendengarkan secara seksama agar dapat berjalan dengan khidmat. Dikutip dari buku Fikih Terlengkap oleh Rani Anggraeni, mendengarkan khutbah Idul Fitri hukumnya sunah muakkad, yakni sangat dianjurkan atau mendekati wajib.
(IPT)