Doa Iftitah Muhammadiyah Lengkap dengan Artinya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
24 April 2024 21:22 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Doa Iftitah Muhammadiyah, Foto: Unsplash/Afiq Fatah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Doa Iftitah Muhammadiyah, Foto: Unsplash/Afiq Fatah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Doa iftitah adalah doa pembuka yang dibaca oleh umat muslim antara takbir dan surat Al-Fatihah pada saat menunaikan salat. Salah satu yang populer adalah doa iftitah Muhammadiyah. Bacaan Muhammadiyah memiliki perbedaan dan versi tersendiri dengan Nahdlatul Ulama (NU), namun keduanya tetap berlandaskan pada ajaran Rasulullah saw.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari “Telaah Atas Hadis-Hadis Tentang Bacaan Doa Iftitah Dalam Salat (Menurut Pandangan Mumammadiyah Dan Nahdlatul Ulama)”, Muhammad Agus Yusuf, (2021:2), Rasulullah saw telah mengajarkan berbagai macam doa iftitah kepada para sahabat, karenanya umat muslim berhak memilih untuk membaca salah satu redasi yang diajarkan tersebut.

Doa Iftitah Muhammadiyah

Ilustrasi Doa Iftitah Muhammadiyah. Foto: Unsplash/Sangga Rima Roman Selia
Muhammadiyah memiliki beberapa lembaga berwenang yang memutuskan hukum atau fikih bagi masyarakat Muhammadiyah, yaitu Majlis Tarjih dan Tajdid.
Majlis ini muncul dari berbagai macam praktik ataupun pemikiran di Indonesia terkait adat istiadat dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan ajaran Rasulullah saw, Muhammadiyah menyepakati bahwa terdapat dua versi doa iftitah Muhammadiyah yang tertulis di dalam HPT (Himpunan Putusan Tarjih), yaitu sebagai berikut:

Doa Iftitah Muhammadiyah Versi 1

Berikut ini adalah bacaan iftitah Muhammadiyah versi satu:
ADVERTISEMENT
اللَهُمَّ بَاعِدْبَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ. اللَهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقِّى الثَّوبُ الاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اللَهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Alla-humma ba-id baini-wa baina khatha-ya-ya kama-ba-adta bainal masyriqi wal maghrib. Alla-humma naqqini- minal khatha-ya- kama-yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Alla-hummaghsil khatha-ya-ya bilma-i wats tsalji wal barad.
Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin.”
Berdasarkan hadis riwayat Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (2:183) Rasulullah saw biasa membaca doa iftitah versi satu ini dalam salat fardu dan menjadi doa yang paling shahih diantara doa ifitah lainnya.
ADVERTISEMENT

Versi 2

Berikut ini adalah bacaan iftitah Muhammadiyah versi dua:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Wajjahtu wajhiya lilladzi- fatharas sama-wa-ti wal ardla hani-fan musliman wa ma- ana minal musyriki-n. Inna shala-ti wa nusuki- wa mahya-ya wa mama-ti lillahi-hi rabbil a-lami-n. La-syari-kalahu- wa bidza-lika umirtu wa ana awwalul muslimi-n (wa ana minal muslimi-n. Alla-humma antal maliku la-ila-ha illa-anta, anta rabbi- wa ana abduka, dlalamtu nafsi- wataraftu bidzambi- fagh firli- dzunu-bi- jami-an. La- yagh firudz dzunu-ba illa- anta, wah dini-liahsanil akhla-qi la-yahdil liahsaniha-illa- anta. Washrif anni- sayyiaha- la-yashrifu anni- sayyiaha- illa- anta. Labbaika wa sadaika wal khairu kulluhu- fi-yadaika, wasysyarru laisa ilaika. Ana bika wa ilaika. Taba-rakta wa taa-laita astaghfiruka wa atu-bu ilaika.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu.”
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah lebih memilih untuk mengamalkan bacaan iftitah yang pertama dalam mengajarkan doa iftitah saat salat pada masyarakat.
Hal ini dipertimbangkan bahwa bacaan tersebut berasal dari hadis yang shahih dan juga lebih pendek sehingga mudah dihapal dan diajarkan.

Hukum Membaca Doa Iftitah

Membaca doa iftitah pada salat fardu maupun salat sunah hukumnya adalah sunah muakkad, yaitu sangat dianjurkan untuk dilaksanakan namun jika tidak dilakukan tidak berdosa.
Ada syarat sunnah membaca doa iftitah, yang jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka kesunnahannya gugur atau hilang.
Syarat yang pertama yaitu memiliki waktu yang cukup untuk mengerjakan salat. Jika memiliki banyak waktu untuk salat dan tidak tergesa-gesa, maka dianjurkan untuk membaca doa iftitah saat salat.
Sebaliknya, jika tidak memiliki banyak waktu untuk salat maka diperbolehkan untuk tidak membaca doa iftitah.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu umat Islam dianjurkan untuk menyegerakan salat dan tidak menunda-nunda. Hal ini agar keberkahan dan kebaikan dalam salat didapatkan dengan tidak sia-sia.
Syarat yang kedua yaitu ketika menjadi makmum. Ketika imam belum sampai pada posisi ruku (masih berdiri) dan dirasa masih ada sedikit waktu maka diperbolehkan untuk membaca doa iftitah.
Sebaliknya, ketika tidak ada waktu dan khawatir tidak sempat membaca Al-Fatihah maka tidak dianjurkan untuk membaca doa iftitah.
Jika imam sudah tidak dalam posisi berdiri misalnya saat ruku, sujud atau duduk di antara dua sujud, maka makmum harus langsung mengikuti posisi imam. Membaca sesuai dengan posisinya dan diperbolehkan untuk tidak membaca doa iftitah.
Doa iftitah dibaca dengan suara yang pelan dan lirih. Jika dibaca dengan suara yang keras hukumnya adalah makruh tetapi tidak membatalkan salat.
ADVERTISEMENT

Tata Cara Melaksanakan Doa Iftitah

Pada umumnya caranya adalah sama seperti salat biasa, berikut adalah tata cara melaksanakan doa iftitah:
ADVERTISEMENT

Doa Iftitah Nahdlatul Ulama (NU)

Ilustrasi Doa Iftitah Muhammadiyah. Foto: Unsplash/Rumman Amin
Nadhlatul Ulama (NU) beraqidah islam menurut paham Ahlussunnah wal Jama’ah yang dalam bidang fikih mengikuti salah satu dari empat madzhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Berikut adalah salah satu bacaan doa iftitah NU menurut madzhab Syafi’i:
اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً.أنى وَجَّهْتُ وَجُمِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مسلما وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شريك له وبذلك أُمِرْتُ وأنا من المُسْلِمِينَ
Allahu akbar, kabirau walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin. Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan semua alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.”
Demikian doa iftitah Muhammadiyah lengkap dengan artinya dan tata cara melaksanakannya. Pastikan untuk mengikuti tata cara salat sesuai dengan keyakinan agar dapat fokus dalam menjalankan ibadah. (Mit)