Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Doa Khutbah Jumat dalam Bahasa Arab dan Artinya
26 September 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 10 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salat Jumat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam laki-laki yang telah mukalaf dan tidak tengah beruzur syar’i seperti musafir hingga sakit parah.
Allah Swt berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Jumuah [62]: 11).
Mengenal Khutbah Jumat
Khutbah Jumat adalah salah satu rukun yang tidak boleh ditinggalkan dalam pelaksanaan salat Jumat yang bertujuan untuk memberikan tausiah kepada jemaah agar dapat meningkatkan imannya kepada Allah Swt dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam khutbah atau pidato, umat muslim akan diberi ilmu tentang penguraian ajaran agama Islam, terutama ketauhidan (bertakwa kepada Allah Swt). Khutbah diwasiatkan oleh seorang khatib kepada dirinya serta seluruh jemaah salat Jumat.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Dakwah Era Digital Sejarah, Metode dan Perkembangan karya M. Tata Taufik, khutbah salat Jumat dinilai sama dengan dua rakaat salat. Hal ini karena khutbah merupakan pembinaan dan pendidikan untuk orang dewasa.
Dalam pelaksanaannya, khutbah Jumat terdiri dari dua bagian utama, yakni khutbah pertama dan khutbah kedua.
Khatib yang bertugas menyampaikan khutbah biasanya berhenti sejenak di antara dua khutbah untuk memberikan jeda singkat sebelum melanjutkan khutbah kedua.
Pada saat jeda ini, khatib duduk sejenak dan berdoa. Doa di antara dua khutbah ini menjadi momen yang sangat istimewa, karena merupakan salah satu saat yang mustajab untuk berdoa.
Hukum Doa Khutbah Jumat
Menyampaikan dua khutbah termasuk syarat sah salat Jumat menurut kesepakatan ulama. Dalam pelaksanaannya, khatib akan membaca doa khutbah kedua sebelum menutup khutbah Jumat.
ADVERTISEMENT
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum doa khutbah Jumat dalam Islam . Pendapat pertama menyatakan bahwa berdoa saat khutbah Jumat adalah sunnah. Pendapat ini didukung oleh Mazhab Hanafiyah, salah satu pendapat dalam Mazhab Syafi'iyah, dan Mazhab Hanabilah.
Pendapat kedua menyatakan bahwa berdoa dalam khutbah Jumat merupakan rukun kedua dari khutbah. Oleh karena itu, doa khutbah Jumat dianggap wajib. Pendapat ini menjadi acuan dalam Mazhab Syafi'iyah.
Secara umum, menyatakan bahwa berdoa dalam khutbah Jumat kedua adalah sebuah anjuran, namun bukan merupakan rukun. Mayoritas ulama sepakat bahwa mendoakan kebaikan bagi umat muslim termasuk dalam ketentuan syariat.
Penyuaraan khutbah Jumat didahului dengan doa pembuka yang memuat pujian kepada Allah Swt, bacaan selawat kepada Nabi Muhammad saw wasiat untuk bertakwa, hingga membaca ayat Al-Qur’an selaras dengan tema. Doa juga kembali dilantunkan di akhir khutbah pertama dan khotbah kedua sebelum mendirikan salat Jumat.
ADVERTISEMENT
Bacaan Doa Khutbah Jumat
Berikut ini adalah kumpulan bacaan doa khutbah Jumat, baik doa pembuka khutbah Jumat hingga doa penutup khutbah Jumat, serta bacaan khutbah Jumat lengkap dengan bahasa Arab, latin dan artinya.
1. Doa Pembuka Khutbah
نَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
قال الله تعالى: اعوذبالله من الشيطان الر جيم
Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ’ala sayyidina muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. amma ba’du.
ADVERTISEMENT
Artinya:
"Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, yang kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal-amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tak seorang pun dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tak seorang pun mampu memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, berikan rahmat, keselamatan serta barakah kepada Junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya semuanya. Amma ba'du."
2. Doa Khutbah Pertama
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
ADVERTISEMENT
Barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.
Artinya:
"Semoga Allah memberkati Al-Qur'an yang Agung untuk kita serta memberi manfaat bagi kita melalui ayat-ayat-Nya. Ya Allah ampunilah aku, dan ampunilah seluruh umat muslim atas setiap dosa-dosanya. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
3. Doa Khutbah Kedua
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
ADVERTISEMENT
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati. Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa. Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina. Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah seluruh kaum muslimin dan kaum muslimat, kaum mukminin dan kaum mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."
Rukun Khutbah Jumat
Selain memahami tentang bacaan doa khutbah Jumat, umat Islam juga disarankan untuk mengetahui rukun-rukunnya, antara lain:
1. Memuji Allah Swt di Kedua Khutbah
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan,
ويشترط كونه بلفظ الله ولفظ حمد وما اشتق منه كالحمد لله أو أحمد الله أو الله أحمد أو لله الحمد أو أنا حامد لله فخرج الحمد للرحمن والشكر لله ونحوهما فلا يكفي
ADVERTISEMENT
Artinya:
"Disyaratkan adanya pujian kepada Allah menggunakan kata Allah dan lafadh hamdun atau lafadh-lafadh yang satu akar kata dengannya. Seperti alhamdulillah, ahmadu-Llâha, Allâha ahmadu, Lillâhi al-hamdu, ana hamidun lillâhi, tidak cukup al-hamdu lirrahmân, asy-syukru lillâhi, dan sejenisnya, maka tidak mencukupi." (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Al-Minhaj al-Qawim Hamisy Hasyiyah al-Turmusi, Jeddah, Dar al-Minhaj, 2011: 246)
2. Membaca Selawat Nabi Muhammad saw
Syekh Mahfuzh al-Tarmasi mengatakan,
ويتعين صيغتها اي مادة الصلاة مع اسم ظاهر من أسماء النبي صلى الله عليه وسلم
Artinya:
"Membaca selawat nabi tertentu, yaitu komponen kata yang berupa as-shalâtu beserta isim dhahir dari beberapa asma Nabi Muhammad shallahu 'alaihi wasallama." (Syekh Mahfuzh al-Tarmasi, Hasyiyah al-Turmusi, Jedah, Dar al-Minhaj, 2011: 248)
فخرج سلم الله على محمد ورحم الله محمدا وصلى الله عليه فلا يكفي على المعتمد خلافا لمن وهم فيه وإن تقدم له ذكر يرجع إليه الضمير (قوله فلا يكفي على المعتمد) أي وفاقا لشيخ الإسلام والخطيب والرملي وغيرهم (قوله خلافا لمن وهم فيه) أي فقالوا بإجزاء ذلك وهم جماعة من متأخري علماء اليمن منهم الشهاب أحمد بن محمد الناشري والحسين بن عبد الرحمن الأهدل
ADVERTISEMENT
Artinya:
"Mengecualikan sallama-Llâhu 'alâ Muhammad, rahima-Llâhu Muhammadan dan shallâhu 'alaihi, maka yang terakhir ini tidak mencukupi menurut pendapat al-mu'tamad (kuat), berbeda dari ulama yang menilai cukup, meskipun didahului marji'nya dlamir. Pendapat al-mu'tamad tersebut senada dengan pendapatnya Syaikhul Islam Zakariyya al-Anshari, Syekh al-Khathib, Syekh al-Ramli dan lain sebagainya. Sedangkan pendapat lemah yang mencukupkan penyebutan dlamir adalah pendapat sekelompok ulama Yaman, di antaranya Syekh Ahmad bin Muhammad al-Nasyiri dan Syekh Husain bin Abdurrahman al-Ahdal." (Syekh Mahfuzh al-Tarmasi, Hasyiyah al-Turmusi, Jedah, Dar al-Minhaj, 2011 M: 249)
3. Berwasiat dengan Ketakwaan
Syekh Ibrahim al-Bajuri menjelaskan,
ثم الوصية بالتقوى ولا يتعين لفظها على الصحيح (قوله ثم الوصية بالتقوى) ظاهره أنه لا بد من الجمع بين الحث على الطاعة والزجر عن المعصية لأن التقوى امتثال الأوامر واجتناب النواهي وليس كذلك بل يكفي أحدهما على كلام ابن حجر ...الى ان قال... ولا يكفي مجرد التحذير من الدنيا وغرورها اتفاقا
ADVERTISEMENT
Artinya:
"Kemudian berwasiat ketakwaan. Tidak ada ketentuan khusus dalam redaksinya menurut pendapat yang shahih. Ucapan Syekh Ibnu Qasim ini kelihatannya mengharuskan berkumpul antara seruan taat dan himbauan menghindari maksiat, sebab takwa adalah mematuhi perintah dan menjauhi larangan, namun sebenarnya tidak demikian kesimpulannya. Akan tetapi cukup menyampaikan salah satu dari keduanya sesuai pendapatnya Syekh Ibnu Hajar. Tidak cukup sebatas menghindarkan dari dunia dan segala tipu dayanya menurut kesepakatan ulama." (Syekh Ibrahim al-bajuri, Hasyiyah al-Bajuri 'ala Ibni Qasim, Kediri, Ponpes Fathul Ulum: 218-219)
4. Membaca Ayat Al-Qur'an
Membaca ayat Al-Qur'an lebih utama diamalkan pada khutbah pertama, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abu Bakr bin Syatha, berkata,
(قوله ورابعها) أي أركان الخطبتين (قوله قراءة آية) أي سواء كانت وعدا أم وعيدا أم حكما أم قصة) وقوله مفهمة) أي معنى مقصودا كالوعد والوعيد وخرج به ثم نظر أو ثم عبس لعدم الإفهام (قوله وفي الأولى أولى) أي وكون قراءة الآية في الخطبة الأولى أي بعد فراغها أولى من كونها في الخطبة الثانية لتكون في مقابلة الدعاء للمؤمنين في الثانية
ADVERTISEMENT
Artinya:
"Rukun keempat adalah membaca satu ayat yang memberi pemahaman makna yang dapat dimaksud secara sempurna, baik berupa janji-janji, ancaman, hikmah atau cerita. Mengecualikan seperti ayat "tsumma nadhara", atau "abasa" karena tidak memberikan kepahaman makna secara sempurna. Membaca ayat lebih utama dilakukan di khutbah pertama dari pada ditempatkan di khutbah kedua, agar dapat menjadi pembanding keberadaan doa untuk kaum mukminin di khutbah kedua. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, I'anatut Thalibin: 66)
5. Berdoa untuk Kaum Mukmin
Hal ini dilakukan di khutbah terakhir dan mendoakan kaum mukminin dalam khutbah Jumat disyariatkan isi kandungannya mengarah kepada nuansa akhirat.
Syekh Zainuddin al-Malibari mengatakan,
(و) خامسها (دعاء) أخروي للمؤمنين وإن لم يتعرض للمؤمنات خلافا للأذرعي (ولو) بقوله (رحمكم الله) وكذا بنحو اللهم أجرنا من النار إن قصد تخصيص الحاضرين (في) خطبة (ثانة) لاتباع السلف والخلف
ADVERTISEMENT
Artinya:
"Rukun kelima adalah berdoa yang bersifat ukhrawi kepada orang-orang mukmin, meski tidak menyebutkan mukminat berbeda menurut pendapat imam al-Adzhra'i, meski dengan kata, semoga Allah merahmati kalian, demikian pula dengan doa, ya Allah semoga engkau menyelamatkan kita dari neraka, apabila bermaksud mengkhususkan kepada hadirin, doa tersebut dilakukan di khutbah kedua, karena mengikuti ulama salaf dan khalaf." (Syekh Zainuddin al-Malibari, Fathul Mu'in Hamisy I'anatut Thalibin, Surabaya, al-Haramain: 66).
Syekh Abu Bakar bin Syatha menambahkan:
(قوله دعاء أخروي) فلا يكفي الدنيوي ولو لم يحفظ الأخروي وقال الأطفيحي إن الدنيوي يكفي حيث لم يحفظ الأخروي قياسا على ما تقدم في العجز عن الفاتحة بل ما هنا أولى
Artinya:
"Ucapan Syekh Zainuddin, berdoa yang bersifat ukhrawi, maka tidak cukup urusan duniawi, meski khatib tidak hafal doa ukhrawi. Imam al-Ithfihi mengatakan, sesungguhnya doa duniawi mencukupi ketika tidak hafal doa ukhrawi karena disamakan dengan persoalan yang lalu terkait kondisi tidak mampu membaca surat al-fatihah, bahkan dalam persoalan ini lebih utama." (Syekh Zainuddin al-Malibari, Fathul Mu'in Hamisy I'anatut Thalibin, Surabaya, al-Haramain: 66).
ADVERTISEMENT
Demikian, itulah bacaan khutbah Jumat yang perlu diketahui oleh umat Islam, lengkap dengan bahasa Arab, latin dan arti bahasa Indonesia, termasuk rukun-rukunnya.
(SUCI)