Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dongeng Kancil Singkat: Kancil yang Selalu Ingat Tuhan
25 Oktober 2021 10:34 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis dongeng yang disukai anak-anak adalah fabel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh hewan.
Kamus ini juga menyebutkan bahwa contoh hewan yang sering digunakan sebagai penggambaran suatu karakter adalah kancil. Hewan kancil pada dongeng-dongeng umumnya digambarkan sebagai sosok yang cerdik.
Dengan memanfaatkan kecerdikan, kancil dinilai dapat menyampaikan sejumlah nilai-nilai positif bagi para pembaca dongeng. Berikut contoh cerita dongeng kancil singkat yang ditulis oleh Atisah dalam karyanya yang berjudul Kalah Oleh Si Cerdik.
Contoh Cerita Dongeng Kancil Singkat
"Kancil yang Selalu Ingat Tuhan"
Seekor kancil jantan yang tanduknya baru ke luar, menandakan dia baru saja tumbuh dewasa, sangat kehausan. Bibirnya pecah-pecah. Ia telah berlari ke sana ke mari mencari sumber air, tapi setetes pun tak didapatkannya.
ADVERTISEMENT
Kancil jantan itu sangat sedih dan tubuhnya sudah lemas. Ia duduk sujud seperti manusia memuja Tuhan. Hatinya menjerit meminta pertolongan kepada Tuhan yang Mahakuasa.
“Ya Allah yang Mahagung, hamba mohon pertolonganmu. Hamba kehausan dan kelaparan. Berilah hambamu ini sedikit air dan rumput.”
Setelah sujud, ia duduk lalu melihat-lihat ke kiri ke kanan, ke depan dan ke belakang. Ajaib, dari arah depan ia melihat gerumbulan pepohonan yang agak kehijauan di sebuah bukit.
Kancil berlari ke tempat itu. Tempat itu ternyata cukup jauh. Ia melewati kebun ilalang yang baru saja dibakar orang sampai badan kancil itu kotor terkena debu.
Namun, ia tidak mempedulikannya. Keinginannya hanya satu, yaitu ingin cepat minum. Kancil sampai ke sebuah bukit. Pohon-pohon dan rerumputan di bukit itu ternyata masih subur.
ADVERTISEMENT
“Oh! Sumber airkah itu?” kata kancil bicara sendiri. Ia kemudian mencermati keadaan sekelilingnya. Ternyata ada aliran air.
Sementara itu,tanaman dan rumput di pinggir cekungan air itu pun warnanya hijau. “Terima kasih Tuhan, doa hamba-Mu dikabulkan,” kata Kancil. Ia tidak buru-buru minum dan makan. Namun, sujud syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
Setelah itu, ia baru minum pelan-pelan. Ternyata di belakang kancil ada seekor serigala yang tengah memburunya. Kancil tidak menyadari keadaan itu.
Serigala sendiri ragu-ragu karena badan Kancil yang belang-belang kotor itu seperti anak Harimau. Sementara, kepalanya seperti kepala Kancil. Jadi, serigala itu hanya mengawas-awasi saja.
Yang berbuat seperti itu ternyata tidak hanya Serigala, juga seekor Macan Tutul tengah mengintip di atas sebuah pohon. Kancil tenang-tenang saja karena tidak mengetahui dirinya dijadikan rebutan dua binatang pemangsa.
ADVERTISEMENT
Macan Tutul dari atas dahan meloncat ke hadapan kancil. Ia takut keduluan Serigala “Macan Tutul, jangan ganggu buruanku!”
“Enak saja. Ini jatahku, tahu?” Serigala marah kepada Macan Tutul.
Sebaliknya, macan tutul juga marah karena merasa terganggu. “Celaka!” Kata Kancil sambil mengelus dadanya.
Kancil sangat kaget di hadapannya ada dua hewan pemangsa yang memperebutkan dirinya. Ia sangat takut karena melawan seekor binatang pemangsa saja tidak berdaya. Apalagi, jika harus melawan dua binatang sekaligus.
Dalam ketakutannya, Kancil sujud dan berdoa kepada penciptanya memohon agar dirinya dibebaskan dari kedua hewan ini/
Setelah berdoa, ia merasa mempunyai kekuatan. Kancil membentak kedua binatang yang tengah bertengkar itu.
“Serigala dan Macan Tutul! Selamat datang. Kalian pasti haus dan lapar. Mari kita minum. Air ini berasal dari Allah untuk kita minum.”
ADVERTISEMENT
Serigala dan Macan Tutul berhenti bertengkar. Mereka Kaget mendengar suara Kancil yang kencang dan penuh keberanian
“Benar katamu. Aku ingin minum dan ingin makan. Untuk minum ada air. Untuk makan ada kamu. Kamu juga sama untuk minum ada air untuk makan ada rumput,” kata Macan Tutul.
“Kancil, kamu bukan jatah Macan Tutul, tapi untukku. Aku yang sudah mengikutimu sejak lama.”
“Bukan, kamu bukan jatah serigala. Tapi, jatahku. Aku yang punya hak sebab aku yang mengawasi dan mengikuti gerak-gerik kalian.”
“Heh, kalian! kenapa ngomongnya ngawur. Apa kalian tidak tahu, siapa aku? Kepalaku memang Kancil, tapi badanku Macan Lodaya. Jadi, kesukaanku bukan hanya rumput, juga daging Serigala. Tandukku sakti. Siapa yang kutubruk, langsung mati dan dagingnya kupakai sarapan," kata Kancil.
ADVERTISEMENT
Macan Tutul dan Serigala terkejut mendengar kata-kata Kancil. Malahan Serigala merasa agak takut.
“Sekarang aku tak akan makan daging sebab ada rumput. Silakan serigala untuk Macan Tutul sebab Macan Tutul tak mau makan rumput atau sebaliknya, Macan Tutul untuk serigala. Kalau tidak habis, aku dibagi supaya kenyang. Makan daging sebagai pencuci mulut, ‘kan enak’.”
Kancil lalu minum sekenyangnya, kemudian makan rumput, dan pura-pura tidak punya rasa takut kepada kedua binatang pemangsa itu.
Sementara itu, serigala dan Macan Tutul berkelahi. Mereka saling menggigit, saling mencakar, dan saling membanting. Siapa yang kalah dagingnya akan dimakan.
Sesudah kenyang kancil kabur menyelamatkan diri. Sambil tidak lupa ia berterima kasih kepada Allah pencipta alam.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Serigala yang bertengkar dengan Macan Tutul telah berhenti. Serigala jadi pincang dan buta dianiaya Macan Tutul, kemudian ia melarikan diri. Macan Tutul pahanya sempat digigit Serigala.
(SAI)