Energi Alternatif Sinar Air: PLTA hingga Mikrohidro

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
21 September 2021 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga air. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga air. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sinar air merupakan salah satu energi alternatif yang banyak dimanfaatkan untuk menggantikan air. Sumber energi ini, datang baik dari air sungai yang mengalir atau gelombang air berupa ombak di lautan.
ADVERTISEMENT
Air memiliki sifat yang terus-menerus bergerak. Tiap gerakan air menghasilkan energi alami yang memiliki kekuatan sangat besar. Energi yang dihasilkan oleh air dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi energi listrik.
Tidak seperti tenaga matahari dan angin, manfaat energi terbarukan dari air ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama 24 jam setiap harinya. Saat ini, 20% dari total energi dunia diperoleh dari pemanfaatan tenaga air yang disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Lantas bagaimana pemanfaatan energi alternatif sinar air yang berpengaruh dalam kehidupan manusia? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan lengkap berikut ini.
Ombak di lautan dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif tenaga sinar air. Foto: Pixabay

Pemanfaatan Energi Alternatif Sinar Air

Berdasarkan buku Ajar Energi Batu dan Terbarukan karangan Dr. Arridina Susan Silitonga, S.T dkk (2020: 145), terdapat dua pemanfaatan utama energi sinar air yang menjadi sumber ketergantungan hidup manusia.
ADVERTISEMENT
1. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA di Indonesia sendiri cukup banyak. Dengan memanfaatkan tenaga air, listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Cara kerja PLTA ini cukup sederhana, akan tetapi listrik yang dihasilkan sangat bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat di dalamnya.
PLTA digunakan untuk menghasilkan arus listrik sejak lama. Di Indonesia sendiri, potensi PLTA sangat besar, yaitu 70.000 mega watt. Sayangnya, PT PLN masih masih memanfaatkannya hanya sekitar enam persen saja.
Namun, PLTA juga memiliki kekurangan, yaitu membutuhkan bangunan yang mendukung (besar dan kokoh). Tidak hanya itu, jika terjadi kemarau yang berkepanjangan, pasokan air akan berkurang atau bahkan habis. Akibatnya, PLTA tidak dapat menghasilkan listrik seperti seharusnya.
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro menggunakan air terjun yang terdapat di sungai. Foto: Pixabay
2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
ADVERTISEMENT
Pembangkit listrik tenaga ini menjadi alternatif sumber energi paling populer, terutama di wilayah yang terpencil. Hal ini karena sistem pembangkit tenaga mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang besar. Dampak terhadap lingkungan sekitarnya pun sangat kecil.
Manfaat energi mikrohidro sendiri berguna untuk saluran irigasi dan penerangan listrik di rumah penduduk. Pemanfaatannya pun mudah, yaitu air dari sungai dibendung kemudian dialirkan melalui parit. Sebagian air dialirkan ke bak penampungan dan sebagian lagi dialirkan untuk irigasi.
Berikut cara kerja pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang dilansir melalui situs resmi web.ipb.ac.id milik Institut Pertanian Bogor.
ADVERTISEMENT
(VIO)