Konten dari Pengguna

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efektivitas Kebijakan Moneter

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
30 Desember 2021 16:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas kebijakan monoter. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas kebijakan monoter. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Pertanyaan tentang jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas kebijakan moneter kerap ditemukan di beberapa soal mata pelajaran ekonomi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, istilah kebijakan moneter ini sudah ada sejak dibuatnya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 mengenai kebijakan monoter Bank Indonesia.
Mengutip laman resmi dari Bank OCBC NISP, kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi melalui, berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat.
Tujuan dari kebijakan moneter ini pun sangat berperan penting, bahkan kebijakan monoter yang dijalankan bermanfaat untuk menjaga kestabilan ketersediaan uang di suatu negara.
Mengutip laman resmi dari Sumber Belajar yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karya Rusdi Rustandi, ada dua penentu keefektifan kebijakan monoter, yakni:

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efektivitas Kebijakan Moneter

Jelaskan faktor yang memengaruhi efektivitas kebijakan monoter. Foto: Freepik
Mengutip dari jurnal Penggunaan Suku Bunga Sebagai Sasaran Operasional Kebijakan Moneter di Indonesia karya Perry Warjiyo dan Doddy Zulverdi dan Efektivitas Kebijaka Moneter oleh Aris Budi Setyawan, berikut faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas kebijakan moneter.
ADVERTISEMENT
1. Laju inflasi yang terkendali
Dengan terkendalinya laju inflasi, hal ini dapat memengaruhi efektivitas kebijakan moneter. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Ketika terjadi inflasi, bank kesulitan untuk mengerahkan dana masyarakat. Akibatnya, tingkat bunga riil menjadi menurun, sehingga kemauan masyarakat untuk menyimpan kekayaannya di bank juga menurun.
2. Nilai tukar rupiah realistis
Adanya nilai tukar rupiah realistis membuat pelaku usaha mendapatkan kepastian, termasuk sektor perbankan, dunia usaha, dan juga masyarakat.
Sebaliknya, jika nilai tukar rupiah rendah, itu memicu peningkatan permintaan kredit dari dunia usaha. Situasi ini secara tidak langsung dapat menguntungkan dunia perbankan.
3. Suku bunga berada pada tingkat yang wajar
ADVERTISEMENT
Efektivitas kebijakan moneter dapat dipengaruhi dari suku bunga yang berada di tingkat wajar. Apabila suku bunga melonjak tinggi, para pelaku usaha atau pengusaha tidak tertarik menggunakan kredit.
Hal itu disebabkan karena dana yang sudah masuk ke bank dengan suku bunga tinggi, dapat mengancam perbankan, sehingga akan berhadapan dengan masalah likuiditas.
4. Ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan moneter positif
Kebijakan moneter dipengaruhi dari ekspektasi masyarakat. Pasalnya, ekspektasi masyarakat bisa berpengaruh terhadap tingkat inflasi dan juga nilai tukar.
Artinya, hal ini bisa mendorong naiknya harga-harga, sehingga dapat mengurangi tingkat konsumsi dan daya saing produk dalam negeri yang akan di ekspor.
Namun, ada juga ekspektasi masyarakat negatif terhadap nilai tukar yang berakibat kepada menurunnya kepercayaan masyarakat pada mata uang rupiah.
ADVERTISEMENT
(JA)