Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fase-Fase Bulan: Baru hingga Purnama
1 Oktober 2021 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Periode rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi sama, yaitu 27 1/3 hari, sehingga sisi bulan yang menghadap bumi selalu sama. Orbit bulan ketika mengelilingi bumi akan membentuk sebuah elips.
Dirangkum berdasarkan buku Takis Belajar Ilmu Pengetahuan Alam SMP karya Bob Foster dan Joko Sutrisno (2019: 79), bulan memiliki dua periode, yaitu periode sinodis dan sideris. Adapun perbedaan di antara keduanya sebagai berikut.
Periode Sinodis
Satu periode sinodis adalah waktu yang diperlukan bulan untuk mengelilingi bumi, tepat satu putaran dengan matahari sebagai acuannya.
Dengan kata lain, satu sinodis merupakan waktu yang diperlukan bulan, dari bulan baru menuju bulan baru berikutnya, yaitu 29,5 hari. Periode ini dinamakan dengan satu bulan komariyah atau tahun baru hijriah.
ADVERTISEMENT
Periode Sideris
Satu periode sideris adalah waktu yang diperlukan bulan untuk satu kali mengelilingi bumi dengan menggunakan acuan bintang terjauh. Satu bulan sideris lamanya 27 1/3 hari.
Akibat revolusi, bentuk bulan yang menghadap ke bumi selalu berubah-ubah. Perubahan bentuk bulan yang terlihat dari bumi ini disebut fase bulan.
Bulan memiliki lima fase berdasarkan penampakannya dari bumi. Lalu, bagaimana fase-fase bulan yang dapat terlihat dari bumi? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan berikut ini.
Fase-Fase Bulan
Fase-fase bulan disebabkan oleh perbedaan bagian sinar matahari, yang mengenai separuh muka bulan yang selalu menghadap Bumi . Dari bulan baru hingga bulan purnama disebut bulan timbul, sedangkan dari bulan purnama sampai bulan baru disebut bulan surut.
ADVERTISEMENT
Agar lebih memahaminya, berikut uraian fase-fase bulan yang dikutip berdasarkan buku Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar untuk Kelas IX SMP oleh Sukis Wariyono dkk (2008: 241).
Kedudukan I: Bulan Baru
Pada kedudukan ini, matahari, bulan, dan Bumi terletak pada satu garis lurus. Bagian bulan yang tidak terkena sinar matahari, akan menghadap ke bumi. Akibatnya, bulan tidak terlihat dari bumi. Kedudukan bulan di fase ini disebut bulan baru (bulan muda).
Kedudukan II: Bulan Sabit
Pada kedudukan ini, separuh bagian bulan yang terkena sinar matahari hanya seperempat, sehingga yang terlihat dari Bumi juga seperempat. Akibatnya, manusia di bumi dapat melihat kehadiran bulan sabit.
Kedudukan III: Bulan Separuh
Pada kedudukan ini, bagian bulan yang terkena sinar matahari kira-kira separuhnya, sehingga yang terlihat dari bumi juga separuhnya. Akibatnya, manusia di Bumi dapat melihat setengah bulatan yang disebut bulan separuh (kuartir pertama).
ADVERTISEMENT
Kedudukan IV: Bulan Cembung
Pada kedudukan ini, bagian bulan yang terkena sinar matahari tiga perempatnya. Sehingga, yang terlihat dari Bumi hanya tiga perempat bagian bulan. Akibatnya, manusia di bumi dapat melihat bulan cembung.
Kedudukan V: Bulan Purnama
Pada kedudukan ini, bagian bulan yang terkena sinar matahari semuanya, begitu juga yang terlihat dari Bumi. Akibatnya, manusia di bumi dapat melihat fenomena bulan purnama (kuartir kedua).
(VIO)