Konten dari Pengguna

Filosofi di Balik 5 Jenis Tari Topeng Cirebon

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
12 Agustus 2021 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tari Topeng Cirebon. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tari Topeng Cirebon. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tari Topeng adalah kesenian yang lahir dan berkembang di daerah Cirebon, Jawa Barat. Disebut Tari Topeng karena penarinya menggunakan topeng atau kedok sebagai aksesoris yang berfungsi untuk menutupi wajah.
ADVERTISEMENT
Topeng yang digunakan penari juga terkait dengan jenis tarian yang dimainkan. Itulah sebabnya, penggunaan topeng disesuaikan dengan karakter atau kedok yang dimainkan pada tarian.
Dikutip dari situs indonesia.go.id, Topeng Cirebon biasanya terbuat dari bahan kayu lunak sehingga mudah dibentuk, seperti kayu jaran, kayu mangga, kayu waru, atau kayu lame.
Sesuai perkembangannya, tari ini memiliki beragam cerita yang bisa ditampilkan secara solo maupun berkelompok sejumlah lima sampai tujuh orang.
Ciri khas Tari Topeng Cirebon terletak pada gerakan tangan dan tubuh yang gemulai. Iringan musiknya didominasi oleh kendang dan rebab yang dimainkan para wiyaga. Sementara itu, penarinya menjadi dalang dari cerita tari tersebut.

Sejarah Tari Topeng Cirebon

Ilustrasi Tari Topeng Cirebon. Foto: iStock
Berdasarkan informasi dalam situs Kemendikbud RI, eksistensi Tari Topeng di wilayah Cirebon tak lepas dari periode awal penyebaran agama Islam di kota tersebut. Tepatnya pada saat Cirebon dipimpin oleh Sultan Syekh Syarif Hidayatullah yang juga seorang anggota Wali Songo bergelar Sunan Gunung Jati.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Cirebon menjadi pusat penyebaran agama Islam. Sunan Gunung Jati bersama Sunan Kalijaga menggunakan Tari Topeng dan enam kesenian lain sebagai alat penyebaran Islam. Bukan hanya itu, berbagai kesenian tersebut juga memiliki nilai estetis yang bisa ditampilkan di lingkungan Keraton.
Namun, di era kolonial Hindia Belanda abad ke-17 terjadi pembatasan pergelaran kesenian di Keraton Cirebon. Kondisi ini membuat para seniman tari mengembangkan seni topeng ini di kampung mereka masing-masing. Sejak saat itu, Tari Topeng mulai berkembang di kalangan rakyat biasa.

Jenis-jenis Tari Topeng Cirebon

Ilustrasi topeng. Foto: iStock
Dalam perkembangannya, topeng Cirebon memiliki bentuk lebih spesifik menyesuaikan jenis tariannya. Dengan begitu, Tari Topeng terdiri atas lima jenis topeng, yaitu:
ADVERTISEMENT
Kelima jenis topeng ini kemudian dikenal dengan nama Panca Wanda (lima rupa) yang mempunyai keunikan filosofi masing-masing yang mengandung makna siklus hidup manusia. Berikut ulasannya.
1. Topeng Panji
Topeng Panji menyimbolkan masa kanak-kanak. Oleh karena itu, tarian ini ditampilkan dengan gerakan yang lembut layaknya anak-anak.
Namun uniknya, gerakan yang banyak diamnya, statis, dan monoton itu sangat berlawanan dengan musiknya yang cepat dan keras.
Pertunjukan Tari Topeng Panji mempunyai daya tarik tersendiri karena terdapat pesan-pesan moral di dalamnya. Pesan-pesan yang disampaikan itu tak lain berasal dari pedoman umat Muslim, Al Quran dan As Sunnah.
2. Topeng Samba
Tari Topeng Samba ditampilkan dengan gerakan yang lincah, lucu, tapi kurang luwes. Topeng Samba juga menunjukkan tanda-tanda keceriaan dan hidup yang bahagia.
ADVERTISEMENT
Ini menggambarkan kehidupan manusia di masa remaja yang penuh akan rasa ingin tahu. Hal itu juga terlihat dari jenis topengnya yang berwarna putih, tetapi ada aksen hiasan di bagian wajah atas seperti rambut.
3. Topeng Rumyang
Topeng Rumyang mewakili siklus hidup manusia dewasa. Ini digambarkan melalui rupanya yang bersemu merah menandakan kedewasaan. Begitu pula dengan gerakannya yang semakin mantap, menunjukkan manusia yang mendekati kemapanan.
4. Topeng Tumenggung
Topeng Tumenggung menggambarkan kehidupan manusia yang sudah memasuki fase dewasa dan mapan. Hal ditandai dengan gerakan tari yang sangat dinamis.
Di antara Lima Wanda babakan topeng Cirebon, Tumenggung adalah satu-satunya topeng yang menggunakan topi.
5. Topeng Kelana
Tari Topeng Kelana sering disebut dengan Topeng Rahwana. Sebutan itu merujuk pada salah satu tokoh cerita Ramayana, yakni tokoh Rahwana. Bukan tanpa alasan, karakter Rahwana tersebut memang persis dengan tokoh Kelana dalam cerita Panji.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan topeng-topeng sebelumnya yang menyimbolkan siklus kehidupan manusia, topeng Kelana menggambarkan seseorang yang sedang marah.
Topeng ini adalah gambaran seseorang yang bersifat buruk, serakah, penuh amarah, dan tidak bisa mengandalkan hawa nafsu. Hal itu ditandai dengan warna merah dari kedoknya dan gerakan tarian yang sangat bertenaga dan bersemangat.
(ADS)