Konten dari Pengguna

Jaringan Keilmuan di Nusantara: Peran Akulturasi Budaya Islam di Dalamnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
2 November 2021 9:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jaringan Keilmuan di Nusantara. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jaringan Keilmuan di Nusantara. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Perkembangan jaringan keilmuan di Nusantara berhubungan dengan pertumbuhan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Kejayaan Islam di Nusantara oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pendidikan dan pengajaran Islam menyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas.
Pada saat itu, para ulama Islam yang ada di Nusantara tidak hanya mengajarkan pelajaran agama. Melainkan juga ekonomi, sejarah, hingga politik pemerintahan.

Jaringan Keilmuan Nusantara

Jaringan keilmuan di Nusantara juga dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang sebagian berlangsung di kerajaan dan dilakukan oleh para ulama Islam.
Perpustakaan tersedia di istana dan difungsikan sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Melayu. Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan Islam di Nusantara ditulis dalam aksara Arab, Melayu, atau Jawa.
Dua hal yang mempercepat proses itu, yaitu penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu.
ADVERTISEMENT
Perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia telah menambah khazanah budaya nasional Indonesia. Selain itu ikut memberikan dan menentukan corak kebudayaan bangsa Indonesia.
Ilustrasi Jaringan Keilmuan di Nusantara. Foto: Pixabay.com
Dikutip dari buku Sejarah Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan demikian terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada. Berikut ini beberapa contoh bentuk akulturasi yang perlu diketahui:

Seni Bangunan

Seni dan arsitektur bangunan Islam di Indonesia sangat unik, menarik, dan akulturatif. Seni bangunan yang menonjol di zaman perkembangan Islam adalah masjid, menara, dan makam.

Makam

Unsur seni bangunan keagamaan masih diteruskan pada masa tumbuh dan berkembangnya Islam di Indonesia dengan bentuk makam.

Seni Ukir

Sesudah zaman madya, seni patung berkembang. Para seniman tidak ragu mengembangkan seni hias dan seni ukir dengan motif dedaunan dan bunga seperti yang telah dikembangkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian juga ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan muncul kreasi baru, misalnya, jika ingin melukiskan makhluk hidup dapat disamarkan dengan berbagai hiasan, sehingga tidak lagi jelas-jelas berwujud binatang atau manusia.

Aksara dan Seni Sastra

Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau tulisan. Abjad atau huruf-huruf Arab digunakan di Indonesia untuk menulis bahasa Arab.
Huruf Arab juga digunakan di bidang seni ukir, dari sana kemudian berkembang seni kaligrafi. Seni sastra di zaman Islam berkembang di Melayu dan Jawa.

Kesenian

Di Indonesia, terdapat kesenian bernapas Islam yang bertujuan untuk menyebarkan ajaran Islam. Contohnya permainan debus dan seudati.

Kalender

Sistem kalender juga berpengaruh di Nusantara. Bukti perkembangan sistem penanggalan (kalender) yang paling nyata adalah ciptaan Sultan Agung.
ADVERTISEMENT
Ia melakukan sedikit pengubahan mengenai nama-nama bulan pada tahun Saka. Misalnya, bulan Muharam diganti dengan Sura dan Ramadan diganti dengan Pasa.
Kalender tersebut dikenal dengan sebuatan kalender Jawa yang dimulai pada 1 Muharam 1043 H. Kalender Sultan Agung dimulai tepat pada 1 Sura 1555 Jawa (8 Agustus 1633).
(FNS)