Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Jenis-Jenis Kebijakan Moneter untuk Mengatasi Inflasi
13 Januari 2022 18:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi inflasi, tindakan pemerintah dapat berupa mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar sebab penyebab utama dari inflasi adalah tingginya jumlah uang yang ada di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Inflasi akan menyebabkan munculnya masalah lain, seperti turunnya nilai mata uang, naiknya harga-harga barang, meningkatnya angka pengangguran, penurunan kesejahteraan, hilangnya investasi, dan sebagainya.
Inflasi dapat diatasi dengan kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dalam hal ini bank sentral yang berpengaruh pada jumlah uang beredar di masyarakat.
Jenis-Jenis Kebijakan Moneter untuk Mengatasi Inflasi
Dikutip dari buku Ekonomi SMA dan MA Kelas X yang ditulis oleh Iswanto, kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi masalah inflasi dengan mengurangi jumlah yang beredar
Ada berbagai jenis kebijakan moneter yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah beredar. Berikut jenis-jenis kebijakan moneter yang dapat menyelesaikan masalah inflasi.
1. Politik Diskonto (Discount Policy)
ADVERTISEMENT
Politik diskonto adalah salah satu jenis kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga.
Dengan menaikkan suku bunga, maka dapat mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya, jika suku bunga turun dapat menambah jumlah uang yang beredar.
Untuk mengatasi inflasi, kebijakan politik diskonto yang perlu dikeluarkan oleh bank sentral adalah menaikkan tingkat suku bunga.
2. Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Politik pasar terbuka adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan surat berharga dengan tujuan untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar.
Dengan politik pasar terbuka, bank sentral secara aktif akan membeli atau menjual surat berharga dengan tingkat suku bunga tertentu. Penjualan dan pembelian surat berharga ini akan memengaruhi jumlah uang yang beredar.
ADVERTISEMENT
Politik pasar terbuka dapat mengatasi masalah inflasi dengan cara menjual surat-surat berharga yang akan membuat orang-orang tertarik untuk membeli sehingga jumlah uang beredar akan berkurang.
3. Politik Pembatasan Kredit (Plafon Credit Policy)
Politik pembatasan kredit adalah kebijakan yang membatasi pinjaman atau pemberian kredit kepada masyarakat. Pembatasan kredit ini tentunya akan berdampak pada jumlah uang yang beredar.
Politik pembatasan kredit dapat dilakukan dengan cara memilih atau seleksi dan menentukan mana yang sangat memerlukan. Kredit yang diberikan lebih dahulu ditentukan pembatasan banyaknya kredit (kuantitas) dan sifat kredit (kualitas).
Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi peredaran jumlah uang di masyarakat. Dengan begitu, masalah inflasi pun dapat diatasi.
4. Politik Uang Ketat (Tight Money Policy)
ADVERTISEMENT
Kebijakan uang ketat adalah kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan suku bunga, menjual surat-surat berharga, dan sebagainya.
Dengan berkurangnya jumlah uang yang beredar di masyarakat, inflasi pun akan turun dan harga-harga akan kembali normal.
5. Politik Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)
Politik cadangan kas merupakan kebijakan yang berkaitan dengan hubungan antara kas yang dimiliki ole bank umum dengan pemberian kredit ke masyarakat.
Bank sentral dapat menentukan jumlah cadangan kas minimum yang harus ada di bank-bank umum dengan tujuan agar kredit yang diberikan kepada masyarakat dapat dikendalikan.
Kebijakan kemudian dapat memengaruhi jumlah uang beredar sehingga dapat mengatasi berbagai macam permasalahan ekonomi, termasuk inflasi.
(SAI)