Jenis-Jenis Pakaian Adat Papua, Ciri Khas, dan Keunikannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
24 November 2021 21:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret pakaian adat Papua yang menjadi wujud nyata kekayaan budaya Provinsi Papura. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Potret pakaian adat Papua yang menjadi wujud nyata kekayaan budaya Provinsi Papura. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Papua merupakan salah satu wujud nyata kekayaan budaya yang dimiliki Provinsi Papua. Terdapat ciri khas dan keunikan yang sangat melekat pada pakaian adat satu ini.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Papua masih sangat asli, tanpa adanya pengaruh budaya lain yang masuk selama beberapa tahun terakhir ini. Pakaian adat ini memiliki makna yang tertuju pada kedekatan sebuah suku dengan kehidupan alam sekitarnya.
Dikutip dari buku Intisari RPUL SD Kelas 4,5, dan 6 milik Tyan Kirana dkk (2015: 22), secara garis besar, pakaian adat Papua dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pakaian adat kaum pria dan pakaian adat kaum wanita.
Kedua pakaian adat tersebut memang tidak terlalu banyak memiliki perbedaan. Perbedaannya hanya pada beberapa bagian saja. Selain itu, tambahan aksesoris yang digunakan seperti hiasan kepala, kalung, dan tas juga menambah kesan unik pakaian adat ini.
Untuk mengetahui semua jenis pakaian adat Papua, sekaligus ciri khas dan keunikannya, simak ulasan lengkap berikut ini.
Penampakan pakaian adat Papua yang dikenakan kaum wanita. Foto: Pixabay

Mengenal Jenis-Jenis Pakaian Adat Papua

Berdasarkan buku Mengenal Adat, Budaya, dan Kekayaan Alam susunan Tim Media Vista (2014: 32), jenis-jenis pakaian adat Papua dibagi menjadi empat, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Pakaian Adat Sali
Pakaian adat Sali adalah pakaian khusus wanita yang masih lajang atau belum menikah. Pakaian ini terbuat dari bahan yang didapat dari lingkungan alam sekitar, yaitu kulit pohon.
Kulit pohon tersebut biasanya memiliki warna cokelat. Warna ini memang menjadi ciri khas para wanita lajang. Ketika seorang wanita telah menikah, ia sudah tidak boleh lagi menggunakan pakaian adat Sali ini.
2. Holim/Koteka
Mungkin, ketika pertama kali mendengar kata “Holim” sebagian orang akan kebingungan. Ternyata, Holim adalah sebutan lain dari pakaian adat Papua yang tak lagi asing, yaitu Koteka.
Secara harfiah, Koteka artinya pakaian yang digunakan para pria untuk menutupi bagian kemaluannya.
Ukuran Koteka dapat dibedakan dari cara penggunaannya, yaitu Koteka pendek digunakan pada saat bekerja, sedangkan Koteka panjang digunakan pada upacara adat.
ADVERTISEMENT
Koteka terbuat dari bahan dasar tanaman, berupa kulit labu air yang dikeringkan (dijemur). Bagian dalamnya yang berbentuk seperti biji serta daging buah akan dibuang.
Selain itu, terdapat perbedaan pada bentuk Koteka berdasarkan suku yang menggunakannya. Suku Yali misalnya, menggunakan bentuk labu yang panjang, sedangkan Suku Tiom biasanya menggunakan dua labu.
Seiring berkembangnya zaman, penggunaan Koteka dilarang pada tempat-tempat umum, seperti pada kendaraan umum dan sekolah-sekolah. Kebanyakan Koteka juga diperjualbelikan sebagai cendera mata saja.
Pakaian adat Papua memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing. Foto: Pixabay
3. Pakaian Adat Ewer
Pakaian adat Ewer berasal dari daerah Papua Barat. Pakaian ini berwujud rok rumbai, yang terbuat dari susunan daun sagu atau jerami yang dikeringkan.
Pakaian adat Edet berfungsi untuk menutupi bagian bawah pemakainya. Pakaian adat ini juga dapat digunakan oleh pria maupun wanita.
ADVERTISEMENT
Biasanya dalam pemakaian pakaian adat Ewer disertakan dengan aksesoris atau hiasan, seperti bulu burung kasuari dan anyaman daun sagu.
4. Pakaian Adat Yokal
Bila sebelumnya telah dibahas tentang pakaian adat Sali yang digunakan oleh para wanita lajang, selanjutnya ada pakaian adat Yokal yang hanya dapat digunakan oleh para wanita yang sudah menikah.
Pakaian ini hanya dapat dijumpai di daerah pedalaman Papua. Pemilik pakaian adat yang memiliki warna coklat sedikit kemerahan ini harus mentaati peraturan khusus.
Aturan khusus yang dimaksud adalah tidak boleh diperjualbelikan, karena sebagai simbol masyarakat Papua yang memiliki kedekatan dengan alam semesta.
(VIO)