Konten dari Pengguna

Jenis-Jenis Tensimeter, Alat yang Digunakan Untuk Mengukur Tekanan Darah

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
15 Desember 2021 11:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jenis-jenis tensimeter, alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Jenis-jenis tensimeter, alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah sfigmomanometer atau yang sering disebut dengan tensimeter.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Hipertensi karya Vitahealth, nama sfigmomanometer berasal dari kata anometer yang berarti alat untuk mengukur tekanan cair, dan syhygmos yang berasal dari bahasa Latin artinya pulsa atau denyut nadi.
Namun, karena nama sfigmomanometer masih terlalu asing di telinga banyak orang selain tenaga medis, istilah tensimeter lebih sering digunakan.

Jenis-Jenis Tensimeter

Lebih lanjut, tensimeter terdiri dari beberapa jenis, yakni tensi dengan penggunaan air raksa, aneroid, dan juga elektronik. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Tensimeter air raksa
Tensimeter air raksa merupakan jenis tensimeter yang paling umum digunakan karena dianggap paling akurat, sehingga disebut sebagai standar emas.
Alat ini terdiri dari manset yang bisa digembungkan dengan cara memompanya dengan pompa tangan yang berbentuk bola karet. Kemudian, dihubungkan dengan tabung panjang yang berisi air raksa.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ukuran tekanan darah akan diperlihatkan dalam milimeter air raksa (mmHg) pada tabung, yang akan bergerak ke atas jika dilakukan pemompaan.
Tensimeter air raksa. Foto: Pixabay
Penggunaan tensimeter air raksa sebetulnya tidak begitu sulit, karena dokter akan melingkarkan manset alat penguku pada lengan bagian atas pasien dan menempelkan stetoskop di arteri di bawah manset.
Lalu, dokter akan memompa manset hingga menggembung dan secara tidak langsung memblokade aliran darah melalui arteri, hingga pulsa pada lengan yang diukur tidak terasa lagi. Ini jadi indikasi bahwa aliran darah telah berhenti.
Kemudian, dokter akan memompa sedikit lagi hingga bacaan pada tabung air raksa kurang lebih 20 mmHg. Nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan titik pada saat denyut nadi berhenti.
ADVERTISEMENT
Supaya lebih jelas, tingkat bacaan di mana detak tersebut terdengar pertama klai adalah tekanan sistolik. Lalu, bunyi detak akan menghilang pada tekanan diastolik, yang terjadi ketika jantung rileks.
2. Tensimeter aneroid
Nama aneroid dari jenis tensimeter ini berasal dari bahasa latin yang berarti tanpa cairan. Alat ini berguna untuk menyeimbangkan tekanan darah karena ada udara yang tersimpan di dalam tekanan kapsul metal tipis.
Sayangnya, model tensimeter ini jarang digunakan di Indonesia sendiri. Oleh karena itu, beberapa orang masih terlalu asing dengan alat tensimeter aneroid ini.
3. Tensimeter elektronik
Tensimeter elektronik. Foto: Unsplash
Tensimeter elektronik adalah pengukur tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan model standar yang menggunakan air raksa.
Sayangnya, berbeda dengan tensimeter air raksa, tensimeter elektronik tidak begitu akurat. Bahkan, akurasinya relatif lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Model digital ini mengukur tekanan darah melalui suatu peralatan di pompanya yang berupa mikrofon ataupun transduser. Lebih lanjut, data atau informasi yang diperoleh melalui sensornya, kemudian dikonversikan oleh mikroprosesor menjadi bacaan tekanan darah.
(JA)