Karakteristik Keping Darah yang Membantu Pembekuan Darah Saat Luka

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
18 Desember 2021 9:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memeriksa darah. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memeriksa darah. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Sel darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah saat luka adalah keping darah atau trombosit. Sel darah ini memiliki bentuk sangat kecil dan tidak berwarna.
ADVERTISEMENT
Komponen penyusun darah di dalam tubuh manusia meliputi plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Semua komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dapat mendukung kerja darah di dalam tubuh.
Plasma darah memiliki komposisi sebanyak 55 persen di dalam darah. Sedangkan sebanyak 45 persen lainnya merupakan komposisi dari sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Dengan demikian komponen penyusun darah terbesar berada di plasma darah.

Komponen Penyusun Darah

Berdasarkan buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI oleh Mulyadi dkk., komponen penyusun darah terdiri dari:
1. Plasma Darah
Plasma darah merupakan cairan berwarna putih kekuningan. Plasma darah yang bercampur dengan sel darah putih, sel darah merah, dan keping darah akan ikut menjadi berwarna merah.
ADVERTISEMENT
Komponen pada plasma darah terdiri dari oksigen, 92 persen air, 7 persen protein plasma seperti albumin, globulin, dan fibrinogen, 1 persen mineral, dan lainnya.
Fibrinogen memiliki peran penting dalam pembekuan darah. Adapun albumin berguna untuk memelihara tekanan osmotik. Sedangkan globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi.
2. Sel Darah Merah
Sel darah merah pada manusia memiliki bentuk bikonkaf atau cekungan ganda. Di dalamnya terkandung protein hemoglobin yang berfungsi untuk mentranspor oksigen. Warna darah yang merah dipengaruhi oleh hemoglobin.
Produksi sel darah merah dikontrol oleh hormon eritropoietin. Usia ketahanan sel darah merah dalam tubuh mencapai 120 hari.
Setelah 120 hari, sel darah merah yang rusak atau sudah tua dipecah di dalam hati dan limfa. Selanjutnya sel darah merah tersebut kembali diproduksi di sumsum tulang belakang.
Illustrasi sel darah merah. Foto: Pexels.
3. Sel Darah Putih
ADVERTISEMENT
Sel darah putih berguna untuk merespons imun, mengenali dan mematikan kuman penyakit. Ciri sel darah putih, yaitu tidak memiliki bentuk yang tetap, tidak memiliki warna, dan mempunyai inti sel. Komposisi sel darah putih di dalam darah sangat sedikit, yakni kurang dari 1 persen.
4. Keping Darah
Keping darah atau disebut dengan trombosit merupakan sel darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah saat luka. Ukuran keping darah lebih kecil jika dibandingkan dengan sel darah merah dan putih. Keping darah memiliki usia yang singkat, yaitu hanya berumur delapan hari sebelum akhirnya dirombak di sumsum merah.

Proses Pembekuan Darah

Menurut Irnaningtyas dan Yosa Istiadi dalam buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013, berikut adalah proses pembekuan darah.
ADVERTISEMENT
Saat bagian tubuh manusia ada yang terluka hingga mengeluarkan darah, saat itu pula keping darah segera melekat di dinding jaringan pembuluh darah. Selanjutnya ia akan membentuk sumbatan yang dapat memberi perlindungan pada luka. Dengan begitu darah tidak keluar atau mengalir secara terus-menerus.
Intinya saat berdarah, keping darah akan pecah lalu mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim tersebut bertugas mengubah senyawa protrombin menjadi trombin melalui bantuan Ca2+ dan vitamin K.
Protein fibrinogen yang ada di plasma darah diubah oleh trombin menjadi benang-benang fibrin. Terakhir, benang-benang inilah yang bekerja untuk menyumbat luka, sehingga darah pada luka tidak mengalir lagi.
(ZHR)