Konten dari Pengguna

Karawitan Jawa: Nilai dan Contoh Notasinya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
21 Januari 2022 2:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Karawitan Jawa. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Karawitan Jawa. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Salah satu seni musik tradisional Indonesia yang diketahui oleh masyarakat luas ialah karawitan. Pertunjukan seni ini tersebar di berbagai wilayah di Pulau Jawa, Bali, dan wilayah lain di Indonesia. Kita dapat menemukan berbagai jenis karawitan seperti karawitan Jawa, karawitan Sunda, karawitan Bali, dan berbagai jenis karawitan lainnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku berjudul Wiwara: Pengantar Bahasa dan Kebudayaan Jawa karya Harimurti Kridalaksana, karawitan adalah kesenian musik tradisional Jawa yang menampilkan nada dan irama tertentu secara harmonis. Adapun jenis instrumen yang digunakan dalam pagelaran musik ini adalah gamelan.
Tak hanya menyuguhkan permainan musik gamelan, pertunjukan karawitan juga menyajikan kebolehan vokal para penyanyi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa karawitan adalah seni tradisional yang memadukan seni musik instrumen dan seni vokal.

Jenis Musik Karawitan

Mengutip dari buku Musik Tradisional oleh Hanun Adhaninggar, berdasarkan bentuk dan fungsinya, karawitan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, di antaranya:
Karawitan vokal
Seni karawitan menjadikan vokal sebagai salah satu unsur pembangunnya. Umumnya, karawitan vokal menyajikan berbagai nyanyian yang dikenal dengan tembang.
ADVERTISEMENT
Karawitan instrumental
Sesuai dengan namanya, karawitan ini menonjolkan pertunjukan alat musik gamelan. Terdapat dua macam karawitan instrumental, yakni karawitan bonangan dan karawitan pakurmatan.
Karawitan klenengan
Jenis karawitan ketiga merupakan perpaduan antara karawitan vokal dan karawitan instrumental. Unsur vokal maupun unsur instrumen dalam pertunjukan karawitan ini saling melengkapi.
Pesinden di pertunjukan karawitan. Foto: Flickr/Rangga Wiladika

Karawitan Jawa

Mengutip jurnal berjudul Seni Karawitan Jawa: Pendidikan Budi Pekerti oleh Noor Sulistyobudi, meski tersebar di berbagai daerah, karawitan Jawa lebih dikenal oleh masyarakat luas. Inilah mengapa, istilah karawitan kerap dilekatkan dengan budaya Jawa.
Karena persebarannya dapat ditemukan di berbagai daerah, cara memainkan karawitan pun berbeda antar-wilayah. Komponen yang membedakan karawitan Jawa dengan daerah lainnya ialah alat musik yang digunakan, bunyi yang dihasilkan, materi yang diberikan, dan adat ketika memainkannya.
ADVERTISEMENT
Menurut Sumaryono dalam Sulistyobudi, adanya perbedaan tersebut salah satunya diakibatkan oleh pandangan hidup masyarakat Jawa. Masyarakat yang terletak di kepulauan Sunda Besar ini memiliki pandangan hidup untuk senantiasa menjaga keselarasan dalam berbicara dan bertindak.
Nilai tersebut salah satunya divisualisasikan melalui suara rebab yang berpadu seimbang dengan bunyi kenong, kendang dan gambang, serta suara gong pada setiap penutup irama.
Menurut buku Seni Budaya untuk SMA/SMK/MA/MAK Kelas XII oleh Agus Budiman, dkk., karawitan Jawa menggunakan notasi nada-nada Kepatihan yang diciptakan oleh R.M.T. Wreksodiningrat sekitar 1910 di Surakarta, Jawa Tengah.
Notasi tersebut kerap digunakan untuk pembelajaran musik atau seni karawitan Jawa dengan lambang angka. Adapun notasi karawitan Jawa dapat dituliskan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1 2 3 4 5 6 7
(Ji ro lu pat mo nem pi)
Untuk memahami notasi karawitan Jawa, simak gambar berikut ini.
Gambar notasi karawitan jawa karya R.M.T. Wreksodiningrat . Sumber: Agus Budiman, dkk. dalam buku Seni Budaya untuk SMA/SMK/MA/MAK Kelas XII.
Itulah penjelasan terkait karawitan Jawa, semoga bermanfaat!
(ANM)