Konten dari Pengguna

Kerajaan Kediri: Sejarah, Perkembangan, dan Peninggalannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
1 November 2021 14:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kerajaan Kediri. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kerajaan Kediri. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan Hindu yang berlokasi di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri berdiri pada abad ke-12 dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno.
ADVERTISEMENT
Raja pertama kerajaan Kediri ialah Sri Jayawarsa Digjaya Shastraprabu. Sedangkan raja terakhirnya adalah Kertajaya atau Dandang Gendis.

Sejarah Singkat Berdirinya Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri berdiri diawali dengan perintah Raja Airlangga untuk membagi kerajaan menjadi dua, yaitu Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri).
Menurut buku Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 karya Amurwani Dwi L. dkk., pembagian kerajaan tersebut karena pada November 1042 kedua putra Raja Airlangga berebut takhta kerajaan.
Kerajaan Janggala meliputi Malang dan Delta Sungai Brantas dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruan, dengan Ibu Kota Kahuripan. Sedangkan Kerajaan Panjalu (Kediri) meliputi Kediri, Madiun dengan Ibu Kotanya Daha.
Hasil perang saudara tersebut membuat Kerajaan Panjalu diberikan kepada Sri Samarawijaya. Sedangkan Kerajaan Jenggala (Kahuripan) diberikan pada Mapanji Garasakan.
ADVERTISEMENT
Dalam Prasasti Meaenga disebutkan bahwa Panjalu bisa dikuasai Jenggala. Nama Raja Mapanji Garasakan (1042-1052 M) pun diabadikan. Namun, pada peperangan berikutnya Kerajaan Panjalu berhasil menguasai seluruh takhta Airlangga.
Ilustrasi Kerajaan Kediri. Foto: Pexels.

Perkembangan Politik, Sosial, dan Ekonomi Kerajaan Kediri

Pada 1135 M tampil raja yang sangat terkenal, yakni Raja Jayabaya. Sampai masa awal pemerintahannya, kekacauan akibat pertentangan dengan Janggala terus berlangsung. Pada 1135 M, Jayabaya baru berhasil memadamkan kekacauan itu.
Sebagai bukti, terdapat kata-kata Panjalu Jayati pada Prasasti Hantang. Setelah kerajaan stabil, Jayabaya mulai menata dan mengembangkan kerajaannya.
Kehidupan Kerajaan Kediri menjadi teratur. Bidang pertanian, pelayaran, dan perdagangan berkembang. Hal ini ditopang oleh Angkatan Laut Kediri yang cukup tangguh. Armada laut Kediri mampu menjamin keamanan perairan Nusantara.
ADVERTISEMENT
Barang perdagangan di Kediri saat itu antara lain emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang. Kesadaran rakyat tentang pajak sudah tinggi. Hal itu menunjukkan berkembangnya Kerajaan Kediri.

Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri

Merujuk pada buku Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 oleh Amurwani Dwi L. dkk., beberapa karya sastra terkenal peninggalan Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut:
1. Kitab Bharatayuddha
Kitab Bharatayuddha ditulis ketika zaman Jayabaya. Tujuan kitab ini memberi gambaran bahwa pernah terjadi perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala.
2. Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini
3. Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana ditulis saat zaman Raja Kameswari oleh Empu Darmaja. Isi kitabnya mengisahkan sepasang suami istri Smara dan Rati yang menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa.
ADVERTISEMENT
Mereka terkena kutuk dan mati terbakar oleh api karena kesaktian Dewa Syiwa. Namun, kedua suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.
4. Kitab Lubdaka
Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Tanakung pada zaman Raja Kameswara. Isi kitab Lubdaka adalah tentang seorang pemburu bernama Lubdaka.
(ZHR)