Konten dari Pengguna

Ketahui Faktor Eksternal Munculnya Rasa Kebangsaan di Indonesia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
14 September 2021 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Faktor eksternal munculnya rasa kebangsaan di Indonesia. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Faktor eksternal munculnya rasa kebangsaan di Indonesia. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Munculnya rasa kebangsaan dan nasionalisme di dalam diri rakyat Indonesia tidak hanya karena faktor internalnya saja.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor internal yang cukup memberikan pengaruh besar terhadap rasa nasionalisme yakni, adanya penderitaan yang dialami rakyat Indonesia dalam waktu lama.
Selain itu, faktor eksternal juga bisa menjadi pemicunya seperti, perkembangan nasionalisme di berbagai negara, akibatnya, kejadian tersebut menimbulkan motivasi tersendiri untuk mengusir penjajahan.

Faktor Eksternal Munculnya Rasa Kebangsaan di Indonesia

1. Munculnya paham modern dari negara Barat
Ilustrasi paham liberalisme. Dok. Pixabay
Beberapa paham modern dari negara Barat yang kemungkinan muncul adalah liberalisme, komunisme, dan humanisme. Tiga hal ini bisa menjadi faktor eksternal munculnya rasa kebangsaan di Indonesia.
Melansir dari buku Tinjauan Kritis Liberalisme dan Sosialisme karya Heru Nugroho, liberalisme adalah sebuah ideologi yang ingin menggerakan kebebasan individu dalam mewujudkan kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam beberapa kasus, liberalisme juga terjadi dalam bidang perekonomian yang pada akhirnya merugikan negara berkembang. Paham ini pun hanya mampu dijalankan apabila diterapkan di negara maju.
2. Gerakan pan-islamisme
Gerakan pan-islamisme pertama kali digagas oleh Jamaluddin Al-Afghani. Ia berpendapat bahwa negara Barat merupakan musuh umat Islam.
Akibatnya, Jamaluddin Al-Afghani ingin bangkit dari keterpurukan tersebut dan mengajak beberapa negara untuk bersatu dan membentuk dunia Islam. Jamaluddin juga mendorong agar kaum muslimin bangkit dan menjadi bagian penting dalam sejarah dunia.
Seperti yang disebutkan dalam jurnal Pemikiran dan Pergerakan PAN Islami di Indonesia, gerakan ini juga menimbulkan ekspansi dalam berbagai bidang seperti militer, ekonomi, dan juga kebudayaan. Selain itu, adanya gerakan ini juga dipercaya menjadi pemicu rasa nasionalisme antar rakyat Indonesia kembali muncul.
ADVERTISEMENT
3. Pergerakan negara yang terjajah
Mengalami masa penjajahan dalam waktu cukup lama membuat banyak negara di Asia melakukan berbagai pergerakan.
Hal ini tentunya memicu perasaan untuk bangkit dan tidak terjajah kembali. Sehingga, banyak negara sekitar yang ikut mencontoh dan ingin kembali meningkatkan kesadaran akan rasa kebangsaan itu sendiri.
4. Kemenangan Jepang atas Rusia
Ilustrasi bendera Jepang. Dok. Pixabay
Menurut jurnal Candi Vol. 12 No. 2: Angkatan Laut Jepang dalam Perang Jepang-Rusia (1904-1905), kemenangan Jepang terhadap Rusia berdampak luas di wilayah Asia.
Hal ini juga berhubungan dengan poin 3, yaitu, pergerakan negara yang terjajah, karena setelah kemenangan tersebut, banyak negara Asia yang mulai menunjukkan gerakan nasionalis seperti Cina, Indonesia, dan Filipina.
Kemenangan ini juga menimbulkan pemikiran di seluruh warga Asia termasuk Indonesia bahwa negara Barat tidak selalu menang. Dengan pemikiran seperti itu, secara otomatis rasa kebangsaan dan nasionalisme muncul di diri putra-putri bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
(JA)