Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Konten dari Pengguna
Kingdom Protista: Definisi, Ciri-Ciri, Klasifikasi, dan Fungsi dalam Kehidupan
3 Februari 2024 13:49 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Mudah dan Aktif Belajar Biologi, Rikky Firmansyah, dkk (2009:39), sebagian besar anggota kingdom ini adalah mikroskopis.
Organismenya berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Alga hijau, jamur lendir, dan protozoa merupakan contoh dari Protista.
Pengertian Kingdom Protista
Dalam buku Biologi , Sri Widayati, dkk (2009:64) dijelaskan bahwa Kingdom protista berasal dari bahasa Yunani, protos yang berarti 'pertama'. Protista merupakan eukariotik pertama hasil evolusi prokariotik.
Organisme protista pertama kali diungkap oleh Antony Van Leeuwenhoek setelah mengamati makhluk-makhluk kecil sekitar 300 tahun yang lalu. Organisme ini juga termasuk salah satu kingdom yang memiliki anggota yang cukup banyak.
Meskipun bukan termasuk hewan, tumbuhan dan jamur, namun anggota protista secara morfologi ada juga yang mirip tumbuhan, hewan dan jamur. Satu hal yang pasti dalam kingdom ini adalah seluruh anggotanya bersifat eukariotik.
ADVERTISEMENT
Ciri-Ciri Protista
Berikut adalah karakteristik dari Protista:
1. Organisme Mikroskopis dan Eukariotik
Anggota protista memiliki ukuran yang sangat kecil. Oleh karenanya, organisme ini tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang, tetapi harus menggunakan bantuan mikroskop. Selain itu, organisme protista juga bersifat eukariotik, yaitu memiliki membran inti.
2. Uniseluler dan Multiseluler
Sebagian besar jenis protista bersifat uniseluler, akan tetapi ada juga yang hidup secara berkelompok dan bersifat multiseluler.
3. Aerob dan Anaerob
Mayoritas protista bersifat aerob, yaitu memerlukan oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Oksigen berperan dalam proses respirasi (pernapasan) yang bertempat di mitokondria.
Di samping itu, ada juga beberapa protista yang bersifat anaerob, yakni tidak memerlukan oksigen untuk bertahan hidup. Protista anaerob berespirasi dengan bersimbiosis pada bakteri yang bersifat aerob.
4. Heterotrof dan Fotoautotrof
Beberapa protista memiliki sifat heterotrof, yakni tidak bisa memproduksi makanannya sendiri. Cara lain memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi molekul-molekul organik.
ADVERTISEMENT
Sedangkan organisme protista yang bersifat fotoautotrof menghasilkan makanan dengan cara menangkap energi matahari karena memiliki kloroplas.
5. Habitatnya di Daerah Lembab
Kebanyakan protista hidup di tempat yang mengandung air, tanah yang basah, sampah, dedaunan, serta habitat lain yang cukup lembab.
Ketika hidup di laut, sebagian besar protista berperan sebagai fitoplankton yakni kontributor utama dalam penyediaan energi jaring-jaring makanan.
6. Hidup Bebas dan Bersimbiosis
Protista dapat hidup dengan bebas atau bersimbiosis dengan organisme lain baik secara mutualisme, parasitisme, maupun komensalisme.
Protista parasit bersifat patogen (menimbulkan penyakit) pada hewan dan manusia.
7. Reproduksi secara Seksual dan Aseksual
Adapun reproduksi pratista bisa secara seksual dengan konjugasi dan secara aseksual dengan pembelahan biner.
Klasifikasi Protista
Protista dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yakni protista mirip hewan (protozoa), protista mirip jamur (jamur lendir), dan protista mirip tumbuhan (alga).
ADVERTISEMENT
1. Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Kata protozoa berasal dari bahasa Yunani, proto yang berarti 'pertama', dan zoa yang berarti 'hewan'. Protozoa merupakan organisme yang menyerupai hewan. Kebanyakan protozoa tidak berbahaya bagi manusia, namun beberapa bersifat patogen.
Lebih dari 40.000 spesies protozoa hidup di berbagai tempat seperti perairan, tanah lembap, hingga berparasit ke organisme lain. Protozoa mampu bergerak bebas dan bernapas secara difusi.
Selain itu, protozoa juga organisme uniseluler, dan memperoleh makanan dengan mengabsorbsi molekul organik yang terjadi secara intrasel. Perkembangbiakannya secara seksual dan aseksual.
Beberapa protozoa juga bersifat holozoik, holofitik dan saprozoik. Adapun alat gerak protozoa terdiri atas bulu cambuk (flagella), kaki semu (pseudopodia), dan bulu getar (silia).
Rhizopoda (Sarcodina)
Habitat makhluk hidup ini berada di air tawar, air laut, di tempat basah, dan sebagian berparasit di dalam tubuh hewan dan manusia. Ciri khas Rhizopoda sering juga disebut Sarcodina, yang memiliki alat gerak berupa kaki semu.
ADVERTISEMENT
Contoh dari Rhizopoda adalah Amoeba proteus yang biasa ditemukan di air tawar. Kaki Amoeba juga memiliki fungsi sebagai alat menangkap makanan.
Contoh lainnya adalah Entamoeba, dan Difflugia. Beberapa jenis Entamoeba dapat menyebabkan penyakit, seperti Entamoeba dysentriae (penyebab disentri), dan Entamoeba holistica (penyebab amebiasis).
Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa)
Actinopoda memiliki arti kaki yang memancar. Sebagian besar Actinopoda adalah plankton.
Selain itu, Actinopoda terdiri dari Heliozoa dan Radiozoa. Kebanyakan Heliozoa hidup di air tawar, sedangkan Radiozoa hidup di air laut.
Foraminifera
Foraminifera berasal dari kata foramen yang berarti lubang. Sebagian besar habitatnya berada di tengah laut dengan tubuh terlindung oleh kerangka luar yang tersusun dari kalsium karbonat. Contohnya yaitu Globigerina.
Sporozoa (Apicomplexa)
ADVERTISEMENT
Beberapa anggota dari filum ini bersifat parasit dalam organisme lain. Sporozoa merupakan anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak.
Contoh Sporozoa yang terkenal adalah Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Ada juga Pneumocystis carinii yang bisa menyebabkan penyakit pneumonia.
2. Protista Mirip Jamur (Jamur Lendir)
Protista ini dikatakan mirip jamur karena kemiripannya dalam hal morfologi dan sifatnya yang saprofit (sebagai pengurai). Perbedaan jamur dan jamur lendir ada pada sifatnya.
Pada jamur, zigotnya tidak dapat bergerak (imotil) karena tidak memiliki flagela. Sedangkan pada jamur lendir, zigotnya dapat bergerak (motil) karena memiliki flagel.
Myxomycota (Jamur Lendir Plasmodium)
Beberapa spesies filum ini memiliki pigmen yang terang, biasanya berwarna kuning atau oren. Jamur lendir tidak melakukan fotosintesis dan semua anggotanya heterotrof.
ADVERTISEMENT
Dalam siklus hidupnya, terdapat kumpulan sel amoebid bernama plasmodium. Plasmodium ini hidup di tempat yang kembab, batang pohon dan daun yang membusuk.
Jika habitat hidupnya sudah mulai mengering atau tidak ada lagi sisa makanan, pertumbuhan plasmodium akan berhenti.
Acrasiomycota (Jamur Lendir Selular)
Jamur lendir selular ini memiliki bentuk sel satu yang mandiri. Dalam siklus hidupnya, terutama pada masa reproduksi, jamur lendir selular akan memiliki tubuh buah.
Tubuh buah tersebut akan menghasilkan spora yang digunakan saat reproduksi aseksual.
Oomycota (Jamur Air)
Oomycota memiliki arti ‘telur jamur’. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel biflagellata yang terjadi pada daur hidup jamur air.
Adapun jamur sejati tidak memiliki flagella. Contoh spesiesnya Saprolegnia dan Phytoptora infestans.
ADVERTISEMENT
3. Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
Alga atau disebut juga dengan ganggang biasanya berwarna hijau kecoklatan dan biasanya hidup di kolam atau tempat berair lainnya.
Alga atau ganggang memiliki dinding sel dan kloroplas, sehingga organisme ini disebut protista mirip tumbuhan. Selain itu, alga juga bersifat uniseluler dan multiseluler.
Cara hidup alga bisa secara soliter (sendiri) dan berkoloni. Cara reproduksi ganggang juga secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
Filum Pyrrophyta (Ganggang Api)
Filum Pyrrophyta sering disebut sebagai dinoflagellata karena memiliki flagella berjumlah dua. Hampir semua ganggang api bersifat uniseluler, serta memiliki pigmen berupa klorofil a dan c.
Ganggang ini sebagian besar hidup di air laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar. Beberapa contoh anggota Filum ini antara lain Noctiluca, Ceratium dan Gonyaulax.
ADVERTISEMENT
Filum Euglenophyta
Filum Euglenophyta merupakan ganggang yang memperlihatkan ciri-ciri hewan dan tumbuhan. Filum ini memiliki pigmen berupa klorofil a dan b serta mampu bergerak bebas dan memiliki bintik mata.
Contoh anggota filum ini adalah Euglena. Euglena merupakan organisme yang sering ditemukan habitatnya di air yang keruh serta memiliki alat gerak berupa flagella di ujung anterior.
Filum Phaeophyta (Ganggang Coklat)
Anggota filum Phaeophyta memiliki talus yang selalu bersel banyak dan dapat dilihat secara makroskopis. Ganggang coklat mengandung pigmen xantofil, klorofil a dan c.
Contoh spesies filum ini adalah Sargassum, Macrocystis, dan Nereocystis.
Filum Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
Istilah Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti ‘keemasan’. Ganggang ini memiliki pigmen berupa karoten dan santofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan klorofil a dan c.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar kelompok ganggang ini adalah uniseluler. Sel-sel alga ini memiliki dua flagella yang disebut dengan biflagellata. Habitatnya sebagian besar juga berada di air tawar dan air laut sebagai plankton.
Filum Rhodophyta (Ganggang Merah)
Berbeda dengan filum lainnya, filum ini tidak memiliki tahapan flagela pada siklus hidupnya. Meskipun kebanyakan filum ini memiliki spesies berwarna merah, namun ada juga ganggang yang berwarna ungu hampir hitam yang hidup di laut dalam.
Pada kedalaman air sedang, warna ganggang akan merah cerah, dan kehijauan jika hidup di air yang dangkal. Contoh anggota Rhodophyta antara lain Eucheuma spinosum yang digunakan sebagai bahan agar-agar, Gracilaria, Gellidium, dan Gigartina mamilosa.
Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau)
Ganggang hijau ini memiliki kloroplas yang berwarna hijau yang berasal dari klorofil.
ADVERTISEMENT
Warna hijau pada ganggang ada karena karena pigmen yang dominan adalah klorofil a dan b, di samping jenis pigmen yang lain yaitu karoten dan xantofil.
Habitatnya berada di air tawar, air laut, dan tempat-tempat lembab lainnya. Beberapa contoh ganggang hijau adalah Spirogyra, Volvox globator, Chlamydomonas, Ulva, dan Chlorella.
Fungsinya dalam Kehidupan
Keberadaan protista di alam semesta memberikan dampak pada kehidupan, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan:
1. Protista yang Bersifat Menguntungkan
ADVERTISEMENT
2. Protista yang Bersifat Merugikan
Itulah penjelasan tentang Kingdom Protista hingga fungsinya dalam kehidupan. Meskipun bukan termasuk hewan, tumbuhan atau jamur, uniknya organisme ini mampu bertahan hidup dengan menyerupai ketiga bentuk makhluk hidup tadi. (fat)