Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Nabi Saleh Singkat dan Mukjizatnya
4 Maret 2024 15:21 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 19 Maret 2024 17:46 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mempelajari kisah Nabi Saleh singkat bisa memberikan kesadaran akan pentingnya beriman kepada Allah Swt. Nabi Saleh a.s merupakan salah satu dari 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui. Nabi Saleh diutus oleh Allah bersama kaum Tsamud yang hidup di dataran Al-Hijir.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Nabi Saleh AS: Mukjizat Unta Yang Keluar Dari Batu karya Novi Vidya S & Tim Divaro (2018: 2), Nabi Saleh a.s merupakan keturunan dari ‘Ubayd bin ‘Asif bin Masah.
Di mana garis keturunanya juga dari bin ‘Ubayd bin Hadzir bin Tsamud bin Iram bin Sam bin Nuh a.s bin Lamak bin Mutawasylah bin Idris a.s bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits a.s bin Adam a.s.
Kisah Nabi Saleh Singkat
Nabi dan rasul jumlahnya ada banyak sekali. Totalnya ada sekitar 124 ribu Nabi dan 312 rasul. Namun, dalam Islam hanya diwajibkan untuk mengetahui dan mempelajari 25 Nabi dan rasul.
Salah satu Nabi ini adalah Nabi Saleh a.s. Berikut adalah kisah Nabi Saleh singkat dan mukjizatnya yang bisa dijadikan pelajaran.
ADVERTISEMENT
Nabi Saleh a.s merupakan salah satu dari empat Nabi yang berasal dari tanah Arab. Nama beliau disebut beberapa kali dalam Al-Quran. Nabi Saleh a.s hidup kira-kira pada tahun 2150-2080 SM.
Beliau diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah kepada kaum Tsamud. Beliau mengajak mereka agar menyembah hanya keapda Allah Swt.
Sebuah sumber mengatakan bahwa bangunan berbatu dengan ukiran dan pahatan di Arab Saudi adalah sisa-sisa dari kaum Tsamud di masa Nabi Saleh a.s.
Allah Swt. berfirman:
وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًاۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْۗ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
ADVERTISEMENT
Terjemahan
Dan kepada kaum TSamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.” (Q.S Al-A’raf (7): 73).
Semasa hidupnya, Nabi Saleh a.s menetap di daerah Arab Utara tepatnya di Al-Hijr. Selama di Al-Hijr, Nabi Saleh a.s merupakan salah satu orang yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh penduduk Al-Hijr, yaitu kaum Tsamud.
Kaum Tsamud sangat pandai dalam hal memahat batu terutama batu-batu pegunungan. Hal tersebut dikarenakan daerah Hadramaut yang merupakan tempat tinggal kaum Tsamud adalah pegunungan. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 9.
ADVERTISEMENT
“Dan (terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah.” (Q.S. Al-Fajr ayat 9).
Namun ketika Nabi Saleh a.s mulai menyampaikan ajakan untuk menyembah Allah Swt. dan bertakwa kepada-Nya, maka kaum Tsamud menjadi kecewa dan murka.
Mereka mulai memusuhi Nabi Saleh a.s karena beliau meminta untuk meninggalkan sesembahan berhala yang sudah menjadi bagian dari tradisi mereka secara turun-temurun.
Selain memiliki kebiasaan menyembah berhala, tabiat lainnya yang dimiliki oleh kaum Tsamud adalah angkuh dan sombong. Mereka seringkali meremehkan dan memandang rendah kaum lainnya.
Bahkan dalam kesehariannya mereka selalu berbuat maksiat seperti, berzina dan mabuk-mabukkan. Gaya hidup kaum Tsamud tersebut telah menyimpang jauh dari ajaran Allah Swt.
Ketika Nabi Saleh a.s mulai menyeru kepada kaum Tsamud tentang ajaran tauhid untuk menyembah Allah Swt. semata, maka kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bertentangan.
ADVERTISEMENT
Kelompok pertama yaitu yang mengikuti Nabi Saleh a.s dipimpin oleh Junda’ bin Amru bin Mahlab bin Lubaid bin Jawwas. Junda’ bin Amru adalah salah satu tokoh pemuka di kaum Tsamud.
Sedangkan kelompok yang menentang Nabi Saleh a.s dipimpin oleh Dzu’ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha’r bin Julmas. Dzu’ab dan Rabbab bahkan menghalang-halangi ketika Nabi Saleh a.s hendak mengajak sepupunya yaitu Junda’ bin Syihab untuk mengikuti ajarannya.
Kelompok penentang yang diketuai oleh Dzu’ab dan Rabbab berpendapat bahwa Nabi Saleh a.s terkena sihir. Mereka tidak terima dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh a.s.
Selain itu Nabi Saleh a.s juga dianggap sebagai penipu karena mereka tidak percaya apabila utusan Allah Swt. adalah manusia biasa sama seperti mereka, sehingga mereka menuntut mukjizat sebagai bukti kerasulannya.
ADVERTISEMENT
Mukjizat Nabi Saleh
Nabi Saleh dikenal dengan memiliki beberapa mukjizat yang tidak dimiliki oleh Nabi lainnya, yaitu sebagai berikut.
1. Unta Betina yang Keluar dari Batu
Untuk membuktikan kerasulan Nabi Saleh a.s, beliau ditantang oleh kaum Tsamud untuk dapat mengeluarkan seekor unta betina yang sedang hamil 10 bulan dari sebuah batu besar yang ditunjuk oleh mereka.
Nabi Saleh a.s pun menyanggupi permintaan kaum Tsamud tersebut dan mulai berdoa kepada Allah Swt. Kemudian dengan kuasa Allah Swt., dari permukaan batu yang dipukul oleh tangan Nabi Saleh a.s keluarlah unta betina.
Dengan ciri-ciri sama persis seperti yang disebutkan oleh kaum Tsamud. Unta tersebut dikenal dengan sebutan “Unta Betina Allah”.
Maka terperanjatlah mereka. Kejadian mukjizat tersebut membuat sebagian dari kaum Tsamud yang menyaksikannya menjadi pengikut Nabi Saleh a.s. Namun ada pula yang masih pada pendiriannya untuk menentang Nabi Saleh a.s. Maka bersabdalah Nabi Saleh a.s.
ADVERTISEMENT
Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan) kebenaran untukmu, sebab itu biarlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.” (Q.S. Hud ayat 64).
“Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar,” (Q.S. Asy-Syu’ara ayat 156).
2. Terbunuhnya Unta Betina Allah
Ujian Nabi Saleh a.s tidak hanya di sana saja, tetapi kaum Tsamud menganggap kehadiran unta betina menjadi penyebab ternak-ternaknya mengalami kekeringan air. Dengan adanya kejadian tersebut membuat kaum Tsamud berencana untuk membunuh unta betina.
Ditambah lagi adanya provokator dalam rencana tersebut. Bahkan provokator tersebut adalah seorang perempuan, yang bernama Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar dan ‘Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz.
ADVERTISEMENT
‘Unaizah merupakan istri dari Dzu’ab, salah satu pemimpin kelompok penentang Nabi Saleh a.s. ‘Unaizah dan Dzu’ab memiliki 4 orang anak perempuan dan membentuk perjanjian dengan Qudar bin Salif untuk dapat memilih salah satu anaknya apabila berhasil membunuh unta betina.
Shaduq pun melakukan hal yang sama, yaitu menawarkan dirinya sendiri pada Mishra’ bin Mahraj bin Mahya apabila Mishra’ mampu membunuh unta tersebut.
Qudar dan Mishra’ yang tergiur dengan tawaran kedua perempuan tersebut pun bertekad penuh untuk membunuh unta betina dengan mengajak 7 pemuda yang lain. Kemudian rencana tersebut pun berhasil dilakukan hingga terbunuhnya unta betina Allah.
3. Azab yang Mendatangi Kaum Tsamud yang Ingkar dan Keji
Nabi Saleh a.s sangat sedih ketika mengetahui unta betina Allah dibunuh oleh para pemberontaknya. Nabi Saleh a.s segera memperingatkan para pembunuh unta agar segera bertaubat, jika tidak maka akan datang siksa pedih.
ADVERTISEMENT
Namun, mereka justru meremehkan peringatan Nabi Saleh a.s dan bahkan menyerukan agar azab segera diturunkan. Oleh karena itu, Nabi Saleh a.s meminta mereka menikmatinya selama tiga hari sebelum azab datang. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 65:
“Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia (Salih) berkata, ‘Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.’” (Q.S. Hud ayat 65).
Pada hari pertama sebelum datangnya azab yang menewaskan pembunuh unta dan para kaum Tsamud yang ingkar, wajah mereka berubah warna menjadi kuning. Pada hari kedua, wajah mereka menjadi merah. Dan pada hari ketiga, wajah mereka menjadi berwarna hitam.
Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir, pada hari keempat setelah matahari terbit maka datanglah azab Allah Swt. yang dahsyat kepada kaum Tsamud yang ingkar. Azab tersebut berupa suara yang begitu keras dari langit hingga mengakibatkan terjadinya gempa bumi.
ADVERTISEMENT
Tidak ada satu pun yang selamat dari kejadian tersebut, kecuali Kalbah binti As-Salq. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi azab, Kalbah lari meninggalkan kampungnya ke Arab dan menceritakannya kepada penduduk di sana.
Demikian kisah singkat Nabi Saleh a.s dan mukjizatnya. Hal teladan yang dapat diambil dari kisah Nabi Saleh a.s adalah selalu ada konsekuensi yang didapatkan dari setiap perbuatan. (Umi)