Konten dari Pengguna

Kisah Perang Badar dalam Sejarah Agama Islam

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
11 Mei 2024 4:41 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kisah Perang Badar. Unsplash/Madrosah Sunnah.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kisah Perang Badar. Unsplash/Madrosah Sunnah.
ADVERTISEMENT
Kisah perang Badar merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah agama Islam. Perang ini berada di bawah pimpinan nabi Muhammad saw sebagai titik balik penting dalam perjalanan awal umat Islam sebagai kekuatan politik dan agama yang dihormati.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Mulai Diizinkannya Perang dan Terjadinya Perang Badar Kubra, Muhammad Ridha, (2021), perang badar merupakan awal mula terjadinya perubahan penting dalam sejarah Islam, bahkan sejarah dunia.
Selain mengingat perang Badar sebagai tanda atas kebesaran Allah Swt yang menghendaki kemenangan umat Muslim dengan segala keterbatasan yang ada. Perang ini juga menjadi salah satu momen penting bagi perjalanan dakwah Nabi Muhammad saw.

Kisah Perang Badar

Ilustrasi Kisah Perang Badar. Pixabay/Pexels.
Perang Badar merupakan perang umat Islam dan umat kafir Quraisy yang pertama dan terjadi di kota Mekah yang berlangsung pada bulan Ramadan tepatnya pada 17 Ramadan 2 Hijriah. Adapun kisah perang Badar dalam sejarah Islam adalah sebagai berikut.

1. Kedatangan Rasulullah saw di Kota Madinah

Rasulullah saw dan para pengikutnya yang beriman mencari perlindungan di kota Madinah setelah diusir dari kota Mekah. Tetapi, kedatangan Rasulullah saw dan pengikutnya justru memicu kecemburuan dan ketakutan dari pihak kafir Quraisy di kota Mekah.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, Nabi Muhammad saw dan kaum Muslim dimusuhi serta diintimidasi oleh kaum Quraisy di Mekah. Oleh sebab itu, atas perintah Allah Swt, Rasulullah dan para pengikutnya hijrah ke Madinah tanpa membawa harta benda.
Setelah Rasulullah saw dan pengikutnya menetap di kota Madinah, umat Islam semakin meningkat kekuatannya. Di Madinah, umat Islam membentuk sebuah negara Islam atau wilayah Islam yang diatur oleh Rasulullah saw.

2. Konflik antara Umat Islam dan Umat Kafir Quraisy

Sebelum terjadinya Perang Badar, di antara umat Islam dan umat kafir Quraisy di wilayah Najd mengalami beberapa konflik. Konflik ini terjadi karena oleh umat kafir Quraisy melakukan serangan-serangan terhadap umat Islam di wilayah tersebut.
Tak hanya berselisih, kaum kafir Quraisy bahkan menyulitkan kaum muslimin dan rela mengorbankan harta mereka agar umat Islam kesusahan. Hal ini menyebabkan kaum muslim harus hijrah dari Makkah ke Madinah demi menghindari tindakan zalim kaum Quraisy.
ADVERTISEMENT

4. Penyergapan Konvoi Dagang Quraisy

Awal mula terjadinya perang Badar adalah saat Rasulullah saw mendengar ada kafilah dagang kaum Quraisy pimpinan Abu Sufyan bin Harb yang baru saja kembali dari Syam. Beliau berencana mengerahkan pasukannya untuk merampas barang kafilah tersebut.
Kafilah dagang tersebut membawa harta kekayaan yang jumlahnya melimpah dari penduduk Makkah yang dirampas dari kaum muslimin sebelum mereka hijrah ke Madinah, yaitu sebanyak 1.000 unta membawa harta benda bernilai tidak kurang dari 5.000 dinar emas.
Hal ini tentunya menjadi kesempatan emas bagi pasukan Madinah untuk melakukan penyergapan yang telak bagi orang-orang kafir Quraisy dan termasuk sebagai serangan dalam bidang politik, ekonomi, serta militer.
Untuk itu, Rasulullah saw kepada kaum muslimin mengumumkan, "Ini adalah kafilah dagang Quraisy yang membawa harta benda mereka. Hadanglah kafilah itu, semoga Allah Swt memberikan barang rampasan itu kepada kalian."
ADVERTISEMENT
Lantas, umat Islam menghadang kafilah dagang Abu Sufyan yang membawa barang dagangan Quraisy dari Syam tersebut. Penyergapan tersebut beralasan keinginan umat Islam untuk mengambil hak-hak mereka yang pernah dirampas oleh kaum Quraisy dahulu kala.
Namun, rencana Nabi Muhammad saw untuk melakukan penyergapan iring-iringan dari Abu Sufyan tersebut diketahui oleh Abu Sufyan. Orang-orang kafir Quraisy pun langsung mengirim beberapa pasukan.

5. Pihak Kafir Quraisy Ingin Menghancurkan Umat Islam

Sementara, pihak kafir Quraisy di kota Mekah merasa khawatir dan tumbuh rasa cemburu akibat perkembangan umat Islam di kota Madinah di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Mereka menganggap umat Islam sebagai ancaman mereka di kota Mekah.
Oleh karena itu, mereka melakukan rencana untuk mengirim pasukan besar-besaran dalam menghancurkan umat Islam di Madinah. Terjadinya Perang Badar ketika pasukan kafir Quraisy dipimpin oleh Abu Jahl menyerang Madinah untuk menghancurkan umat Islam.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, pasukan Nabi Muhammad hanya berjumlah 313 orang dengan 2 kuda dan 70 unta. Mereka harus berhadapan dengan pasukan Quraisy yang berjumlah sekitar 1.000 prajurit bersenjata lengkap, 600 persenjataan lengkap, 700 unta, serta 300 kuda.
Namun, sesunggunya perang badar terjadi karena umat Islam ingin mempertahankan eksistensi agama Islam. Selain itu, perang Nabi Muhammad saw melawan kaum Quraisy ingin menegakkan agama Islam di muka bumi bukan untuk meraih kekuasaan semata.

5. Kemenangan Kaum Muslimin

Saat peperangan dimulai, korban pertama adalah seorang laki-laki yang kasar dan buruk akhlaknya yaitu Al-Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi. Ia merupakan seseorang yang keluar barisan pertama dan mengancam pasukan muslim.
Kedatangan Al-Aswad ini untuk merebut mata air dan mengambil air minum dan langsung diberantas oleh Hamzah bin Abdul Muthalib. Setelah itu, kaum kafir Quraisy kehilangan penunggang kuda 3 orang yang merupakan komando pasukan kuat mereka.
ADVERTISEMENT
Hal itu, membuat kaum kafir Quraisy murka dan menyerang secara membabi buta pasukan muslim. Rasulullah saw berdoa kepada Allah dan memohon kemenangan, hingga Rasulullah saw akhirnya dilanda rasa kantuk. Dalam riwayat Muhammad bin Ishaq menyebutkan:
Rasulullah saw bersabda, "Bergembiralah wahai Abu Bakar. Telah datang pertolongan Allah Swt kepadamu. Inilah Jibril yang datang sambil memegang tali kekang kuda yang ditungganginya di atas gulungan-gulungan debu."
Meskipun kaum muslim kalah dalam jumlah dan persenjataan, Allah Swt menunjukkan kuasanya dengan memenangkan pasukan Nabi Muhammad. Kekalahan kaum Quraisy tersebut disebabkan oleh perang mereka yang sembrono dan hanya mengandalkan keberanian.
Setiap pasukan dipimpin oleh pemimpinnya sendiri dengan motivasi balas dendam, merebut harta, hingga meraih status sosial, tanpa kesatuan komando. Sedangkan pasukan muslimin, bertempur dalam satu komando yang rapi dan berperang secara terukur.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Allah Swt juga mengirimkan bala bantuan 5.000 malaikat untuk membantu umat Islam meraih kemenangan atas kaum Quraisy, yang terdapat dalam surat Ali Imran.
Kekuasaan Allah Swt tersebut sengaja ditampakan ketika Perang Badar agar kaum Musyrik atau kaum Quraisy bisa terbuka dan menerima kebenaran dan kebaikan ajaran tauhid yang dibawa Nabi Muhammad saw.

6. Setelah Kemenangan Perang Badar

Setelah kemenangan kaum muslimin tersebut, posisi Nabi Muhammad saw semakin diperhitungkan dan sangat dihormati. Keberadaa kaum muslim yang semakin kuat membuat pihak yang tidak senang dengan kaum Muslim mulai merasa terancam.
Kemenangan ini juga membuat yang awalnya suku-suku masih kafir, semakin yakin dengan Nabi Muhammad saw dan berlomba-lomba untuk mengucap kalimat syahadat. Islam pun semakin kuat dengan bertambahnya jumlah kaum muslim.
ADVERTISEMENT
Selain itu, seusai perang Badar kaum Muslim mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang sangat membantu sistem perekonomian kaum Muslim di Madinah. Akhirnya, dakwah Rasulullah pun semakin mudah untuk menyebarkan agama Islam.

Ayat Al-Quran Tentang Perang Badar

Ilustrasi Kisah Perang Badar. Unsplash/Madrosah Sunnah.
Al-Quran merupakan kitab suci utama yang dipercayai umat Muslim bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah Swt, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Mengutip dari laman quran.nu.or.id, berikut ayat Al-Quran beserta terjemahan tentang perang Badar.

1. Surat Al-Anfal Ayat 9

اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ
Latin: Idz tastaghîtsûna rabbakum fastajâba lakum annî mumiddukum bi'alfim minal-malâ'ikati murdifîn
Artinya: (Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia mengabulkan(-nya) bagimu (seraya berfirman), “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut.”
ADVERTISEMENT

2. Surat Ali-Imran ayat 123

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١
Latin: Wa laqad nasharakumullâhu bibadriw wa antum adzillah, fattaqullâha la‘allakum tasykurûn
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menolongmu dalam peperangan Badar. Padahal, kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Oleh sebab itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu mensyukuri-Nya.”

3. Surat Ali-Imran ayat 124-126

اِذْ تَقُوْلُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ اَلَنْ يَّكْفِيَكُمْ اَنْ يُّمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلٰثَةِ اٰلَافٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُنْزَلِيْنَۗ ۝١
Latin: Idz taqûlu lil-mu'minîna a lay yakfiyakum ay yumiddakum rabbukum bitsalâtsati âlâfim minal-malâ'ikati munzalîn
Artinya: “(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin ‘Apakah tidak cukup bagimu Allah membantumu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?’”.
بَلٰٓىۙ اِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا وَيَأْتُوْكُمْ مِّنْ فَوْرِهِمْ هٰذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ اٰلَافٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُسَوِّمِيْنَ ۝١٢٥
ADVERTISEMENT
Latin: Balâ in tashbirû wa tattaqû wa ya'tûkum min faurihim hâdzâ yumdidkum rabbukum bikhamsati âlâfim minal-malâ'ikati musawwimîn
Artinya: “Ya (cukup). Jika kamu bersabar dan siap siaga, lalu mereka datang menyerangmu dengan seketika, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.”
وَمَا جَعَلَهُ اللّٰهُ اِلَّا بُشْرٰى لَكُمْ وَلِتَطْمَىِٕنَّ قُلُوْبُكُمْ بِهٖۗ وَمَا النَّصْرُ اِلَّا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِۙ ۝١٢٦
Latin: Wa mâ ja‘alahullâhu illâ busyrâ lakum wa litathma'inna qulûbukum bih, wa man-nashru illâ min ‘indillâhil-‘azîzil-ḫakîm
Artinya: “Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa.
Kisah kisah perang Badar dalam sejarah Islam di atas memiliki banyak makna penting bagi umat Islam dan menjadi salah satu tonggak penting dalam perkembangan ajaran Islam. (LA)
ADVERTISEMENT