Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kitab Maulid Dhiyaul Lami: Keutamaan dan Sosok Penciptanya
14 September 2023 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Umat Muslim di Indonesia menyambut Maulid Nabi dengan beragam tradisi. Di lingkungan pesantren, hari kelahiran Rasulullah SAW diperingati dengan membaca maulid dhiyaul lami.
ADVERTISEMENT
Maulid Dhiyaul Lami merupakan syair pujian dan sanjungan untuk Nabi Muhammad SAW. Kitab ini mengisahkan perjalanan hidup Rasulullah dari lahir hingga menjadi utusan Allah.
Sejarah hidup Nabi ditulis dengan lirik yang indah dan puitis. Syair-syair indah itu mampu menyentuh hati umat Muslim sehingga tersebar luas di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Untuk mengetahui keutamaan Maulid Dhiyaul Lami dan sosok pengarangnya, simak artikel berikut ini.
Keutamaan Maulid Dhiyaul Lami
Maulid Dhiyaul Lami disebut sebagai kitab maulid yang memiliki nilai seni tinggi. Selain ditulis dengan lirik yang puitis, kitab ini sarat akan nilai filosofis.
Syair dalam kitab Maulid Dhiyaul Lami disusun dengan jumlah tertentu yang berkaitan dengan sejarah Nabi. Misalnya, syair pembuka yang berjumlah 12 melambangkan tanggal lahir Nabi Muhammad.
ADVERTISEMENT
Para ulama berpendapat bahwa Maulid Dhiyaul Lami memiliki fadhilah atau keutamaan yang sangat besar. Dikutip dari buku Kitab Shalawat Terbaik & Terlengkap yang ditulis Ustadz Rusdianto (2018), berikut keutamaan membaca Maulid Dhiyaul Lami.
Sosok Pengarang Maulid Dhiyaul Lami
Maulid Dhiyaul Lami ditulis oleh Habib Umar bin Muhammad bin Salim. Beliau adalah ulama besar yang memiliki nasab atau garis keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, yakni dari Husain bin Ali bin Abi Thalib, putra Fatimah Az-zahra.
ADVERTISEMENT
Habib Umar bin Muhammad bin Salim lahir pada 27 Mei 1963 di Kota Tarim, salah satu kota tertua di Yaman yang banyak melahirkan ilmuan dan ulama besar.
Sebagai keturunan Rasulullah, Habib Umar dibesarkan di dalam keluarga yang memiliki tradisi keilmuan Islam dan kejujuran moral yang sangat tinggi. Beliau menerima didikan agama langsung dari kedua orang tuanya.
Habib Umar Muhammad bin Salim sudah hafal Al-Qur'an di usia yang sangat belia. Tak hanya itu, beliau juga juga menghafal berbagai teks inti ilmu fiqh, hadits, dan berbagai ilmu-ilmu agama lainnya.
Pencapaian itu tak lepas dari peran sang ayah yang senantiasa membimbingnya. Suatu ketika, saat Habib Umar dan sang ayah shalat Jumat, kelompok komunis menculik ayahnya. Sejak saat itu, dia tidak pernah bertemu kembali dengan sang ayah.
ADVERTISEMENT
Dengan hati terluka, Habib Umar kecil pulang ke rumah seorang diri. Dia pun bertekad untuk meneruskan perjuangan sang ayah dalam menyiarkan agama Islam.
Selain dikenal sebagai dai, Habib Umar juga seorang penulis yang produktif. Pada tahun 1994, Habib Umar menulis ad-dhiyaul lami. Kitab maulid ini tersebar dengan cepat ke berbagai negara dan menjadi populer meskipun usianya terbilang baru.
Karya-karya Habib Umar lainnya mencakup bidang ilmu Fiqh, Tasawuf, Hadits, Aqidah, Nahwu, dan maulid. Adapun judul kitab yang ditulis di antaranya Isaf at Thalibi, Ridha al-Khalaq bi bayan Makarimal wimal Akhlad, Taujihat at-Thullab, Syarah Mandzumah Sanad al-'Ulwi, dan adz-Dzakirah al-Musyarrafah.
(GLW)