Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Komponen Ekosistem Berdasarkan Fungsi dan Penyusunnya
16 Desember 2021 14:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilihat dari segi fungsinya, komponen ekosistem terdiri dari komponen autotrofik dan heterotrofik. Sementara berdasarkan penyusunnya, komponen ekosistem terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik.
Untuk memahami lebih jauh mengenai komponen ekosistem ini, simak uraian lengkapnya berikut ini.
Komponen Ekosistem Berdasarkan Fungsinya
Dikutip dari Geografi untuk SMA/MA Kelas XI oleh Amir Khosim dan Kun Marlina Lubis, ekosistem adalah suatu wilayah yang di dalamnya terdapat berbagai unsur hayati dan fisik yang saling memengaruhi dan tidak bisa dipisahkan antara unsur-unsur yang satu dengan unsur yang lain.
Biasanya, di dalam ekosistem akan terjadi pertukaran energi antara unsur-unsur ekosistem itu sendiri. Berdasarkan fungsinya, komponen ekosistem terbagi menjadi dua, yaitu:
ADVERTISEMENT
Komponen Ekosistem Berdasarkan Penyusunnya
Dikutip dari Biologi Interaktif Kelas X IPA oleh Wijaya Jati, apabila dilihat dari segi penyusunnya, komponen ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik dalam ekosistem terdiri dari produsen, konsumen, detritivor, dan pengurai.
a. Produsen
Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri, misalnya ganggang, bakteri, dan tumbuhan hijau yang memanfaatkan cahaya matahari atau energi kimia untuk membuat makanannya sendiri.
Ada yang melalui proses fotosintesis (menggunakan energi cahaya matahari), maupun kemosintesis (menggunakan energi kimia).
b. Konsumen
Konsumen merupakan makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Konsumen memperoleh nutrisi dengan cara memakan makhluk hidup yang lain. Konsumen dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
ADVERTISEMENT
c. Detritivor
Detritivor merupakan organisme pemakan detritus (sisa-sisa makhluk hidup). Contohnya adalah cacing, bintang laut, dan teripang.
d. Dekomposer
Dekomposer merupakan organisme yang menguraikan senyawa organik dari makhluk hidup yang sudah mati menjadi senyawa anorganik. Organisme yang termasuk dekomposer adalah bakteri dan jamur.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik dalam ekosistem terdiri dari udara, air, tanah, mineral, cahaya, pH, suhu, dan kelembapan.
a. Udara
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (78%), oksigen (21%), karbon dioksida (0,03%), dan gas lainnya. Nitrogen merupakan gas penyusun udara terbesar. Gas ini diperlukan makhluk hidup untuk membentuk protein dan persenyawaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Hewan dan manusia tidak mampu memanfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. Nitrogen baru dapat dimanfaatkan oleh hewan dan manusia dalam bentuk persenyawaan protein dan asam amino yang dibentuk oleh tumbuhan.
Oksigen dibutuhkan untuk pernapasan oleh tumbuhan, hewan, dan manusia. Sementara karbon dioksida dibutuhkan oleh tumbuhan dalam fotosintesis.
b. Air
Air merupakan komponen penting bagi makhluk hidup. Sekitar 80-90% tubuh makhluk hidup tersusun oleh air.
Air digunakan sebagai pelarut dalam sitoplasma, tempat berlangsungnya reaksi kimia tubuh, menjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari kekeringan.
c. Tanah dan Mineral
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme penyusun ekosistem. Tanah juga merupakan sumber utama tersedianya mineral yang diperlukan oleh makhluk hidup, misalnya belerang, kalium, kalsium, natrium, dan fosfor.
ADVERTISEMENT
Mineral-mineral tersebut dimanfaatkan dalam metabolisme tubuh, menjaga keseimbangan asam basa, dan mengatur fungsi fisiologi tubuh.
d. Cahaya
Matahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup di bumi. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari secara langsung dalam fotosintesis, sedangkan hewan dan manusia memanfaatkan cahaya matahari melalui tumbuhan dan produsen lain.
e. pH
Derajat keasaman (pH) juga berpengaruh terhadap kelangsungan makhluk hidup. Pada umumnya, makhluk hidup tidak dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau terlalu basa. Sebagian besar makhluk hidup memerlukan lingkungan dengan pH yang netral (ph 7).
f. Suhu dan Kelembapan
Suhu lingkungan ditentukan oleh banyaknya sinar matahari yang diserap oleh komponen penyusun ekosistem. Makhluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup pada kisaran suhu 0 sampai 40 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
Suhu ideal bagi kelangsungan makhluk hidup sekitar 27 derajat Celsius. Oleh karena itu, Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dengan suhu hangat sepanjang tahun memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Penyebabnya karena banyak makhluk hidup yang dapat bertahan hidup pada kondisi ini.
Kelembapan merupakan gambaran banyaknya uap air yang terdapat dalam udara. Kelembapan penting bagi makhluk hidup untuk menjaga agar tidak terjadi penguapan berlebih dari tubuhnya.
(SFR)