Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Konsep Law of Attraction dalam Islam Menurut Perspektif Alquran dan Hadits
12 Juli 2023 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam psikologi, law of attraction atau hukum ketertarikan menjelaskan bahwa segala sesuatu yang dipikirkan, baik hal positif maupun negatif, itulah yang akan terjadi dalam kehidupan. Konsep law of attraction dalam Islam telah diajarkan melalui Alquran dan hadits.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Makna Law of Attraction: Mengungkap Rahasia Minat Belajar Matematika Siswa tulisan Asep Sujana dkk., dalam konsep law of attraction menurut perspektif Islam, apa pun yang disangka dan diyakini dalam pikiran akan direalisasikan oleh Allah SWT.
Jika seseorang berpikir berhasil, maka ia akan berhasil. Sebaliknya, jika dirinya berpikir gagal, maka ia juga akan gagal. Karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk mengisi pikiran sesuai dengan apa yang diinginkan dan diharapkan.
Law of Attraction dalam Islam
Law of attraction dalam Islam merupakan bagian dari hukum Allah yang berlaku untuk semua hamba-Nya, tidak mengenal tabiat, ketakwaannya, ataupun kemaksiatannya. Konsep ini tertuang di Alquran, salah satunya dalam surat Az-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan, barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa law of attraction dalam Islam sudah ada sejak Alquran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Lewat ayat itu, Allah mengingatkan hamba-Nya untuk selalu berpikir positif dan menebar kebaikan pada orang sekitar agar mereka mendapatkan balasan yang serupa.
Dijelaskan lebih lanjut dalam jurnal Law of Attraction (Suatu Kajian Psikologi dengan Pendekatan Tafsir Tematik) karangan Khoirul Ibad, law of attraction dalam Alquran mengarah pada tiga term, yakni doa, dzan, dan syukur.
Jika seseorang berdoa dan memantaskan diri di hadapan Allah SWT, doanya akan cepat terwujud. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al Mu'min yang artinya:
ADVERTISEMENT
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.’” (QS. Al-Mu’min: 60)
Begitu pula dengan seseorang yang berhusnudzan atau berprasangka baik kepada Allah SWT, niscaya akan menerima hal-hal positif di dalam hidupnya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Bukhori).”
ADVERTISEMENT
Pada intinya, law of attraction dalam Islam merupakan hukum tarik-menarik yang secara langsung melibatkan peran Allah dalam memengaruhi tercapainya tujuan hidup manusia. Karena itu, sebagai umat yang beriman, kaum Muslimin harus selalu berpikir positif dan menghindari prasangka buruk (suudzon), baik kepada Allah maupun sesama manusia
(ADS)