Konten dari Pengguna

Konsep Musik Barat: Modal hingga Atonal

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
12 Oktober 2021 10:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Musik barat memiliki konsep musik yang berbeda dari konsep musik dari negara-negara Timur dan Timur Tengah. Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Musik barat memiliki konsep musik yang berbeda dari konsep musik dari negara-negara Timur dan Timur Tengah. Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Musik merupakan salah satu cabang seni yang banyak diminati orang-orang. Cabang seni ini telah berkembang sejak ratusan tahun yang lalu hingga musik masih terus mengalami perkembangan.
ADVERTISEMENT
Menelisik dari sejarahnya, seni musik mengalami perkembangan tidak hanya di satu tempat saja, tetapi tersebar ke seluruh dunia, termasuk wilayah Barat dunia.
Konsep musik yang dimiliki negara-negara di Barat tentunya memiliki perbedaan dengan konsep musik dari negara-negara Timur dan Timur Tengah.
Lantas, bagaimana konsep musik yang dimiliki negara-negara Barat? Untuk mengetahui konsep musik barat, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Sejarah Musik Barat

Menurut The Concise Oxford Dictonary, musik sebagai seni menggabungkan suara vokal atau instrumental (atau keduanya) untuk menghasilkan keindahan bentuk, harmoni, dan ekspresi emosi atau gagasan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa musik barat mengandung ide-ide atau pemikiran yang dimiliki oleh negara Barat.
Awalnya, musik di negara-negara Barat diciptakan untuk tujuan spiritual, misalnya pemujaan-pemujaan terhadap keagungan dewa-dewa tertentu.
Musik awalnya digunakan oleh masyarakat Yunani kuno untuk memuja dewa-dewa. Sumber: Pexels.com
Pada peradaban kuno Yunani, musik dibuat sebagai sarana pemujaan terhadap dewi kesenian bangsa Yunani bernama Musae (asal kata musik).
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang membuat musik tidak bisa lepas dar ritual keagamaan. Alat-alat musik seperti Lyra dan Aulos menjadi alat musik yang digunakan aliran pemuja Apollo dan Dionysus.
Oleh karena itu, awalnya musik tersusun dari rangkaian suara (vokal dan instrumen) yang membentuk melodi dan harmoni yang terdengar seperti mantra.
Sesuai dengan kemajuan peradaban, kepercayaan, dan pemujaan terhadap dewa digantikan oleh kepercayaan kepada Tuhan yang diajarkan oleh agama hingga akhirnya musik mulai masuk ke tempat ibadah, seperti gereja.

Konsep Musik Barat

Usman Suhana Bisri, S.Sn dalam bukunya yang berjudul Seni Budaya Kelas XI menyebutkan konsep musik barat terdiri dari beberapa jenis, yakni:
Sistem musik modal merupakan salah satu konsep musik barat. Sumber: Pexels.com
1. Sistem Musik Modal
Sistem modal ialah suatu konsep yang menghasilkan karya musik yang berasal dari satu jajaran nada dengan jarak interval tertentu dan tidak ada hubungan khusus antara masing masing not tangga nada tersebut kecuali nada dasar yang merupakan pusat (finalis).
ADVERTISEMENT
Adapun ciri-ciri dari sistem modal adalah nada dasar, bersifat monofon, tidak ada hubungan khusus antara masing-masing tangga nada.
2. Sistem Musik Tonal
Sistem tonal merupakan konsep musik yang memperhatikan bunyinya secara vertikal dan horizontal yang selalu berhubungan dengan sistem mayor dan minor.
Sistem musik tonal berfokus pada perasaan adanya pusat nada, yang berarti dalam satu rangkaian not tidak hanya memiliki hubungan secara horizontal atau setiap not itu tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki keterkaitan dengan perasaan vertikal.
3. Sistem Musik Atonal
Konsep musik atonal adalah konsep yang menghasilkan jenis musik tanpa nada dan disonansi yang mungkin memiliki kesamaan, tetapi sebenarnya tidak sama.
Musik atonal atau musik tidak bernada awalnya dipandang sebagai konsep musik yang tidak jelas arahnya. Oleh karena itu, pada awal perkembangannya, sistem musik ini tidak begitu diterima masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring perkembangan zaman, masyarakat mulai terbuka dengan konsep musik ini. Atonal sendiri saat itu muncul karena adanya keakraban manusia terhadap nada, tapi tanpa dibumbui dengan perasaan.
(SAI)