Konten dari Pengguna

Konsep Teater Modern dan Hal Seputarnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
6 Desember 2021 15:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi merumuskan konsep teater modern. Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merumuskan konsep teater modern. Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pada konsep teater modern, seni pertunjukan tradisional mulai terpengaruh oleh faktor luar. Contoh seni pertunjukan atau peran yang konsepnya sudah termasuk ke dalam teater modern, misalnya, drama, film, dan teater.
ADVERTISEMENT
Seni peran merupakan unsur yang mendasar dalam suatu pentas teater. Mengutip dari buku Seni Budaya yang ditulis Zackaria Soetedja dkk., seni peran secara etimologi berasal dari kata “to act to” yang berarti berbuat, bertindak, melakukan atau berbuat menjadi atau berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya. Sehingga, pemeranan dalam seni teater identik dengan akting.
Bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, akting merupakan penampilan pemeran melalui gerak tubuh, ekspresi wajah, dan emosi ketika memerankan tokoh cerita di hadapan penonton. Pada intinya akting adalah perlakuan yang dikerjakan secara sadar untuk meyakinkan orang lain.
Misalnya, seorang penipu yang hendak mengelabui korbannya. Si penipu itu sebenarnya telah melakukan akting dengan cara berlaku meyakinkan korban, sehingga ia yakin bahwa penipu telah bertindak apa adanya.
Ilustrasi konsep teater modern. Sumber: Pexels.com

Konsep Teater Modern

Sederhananya, konsep teater modern merupakan teater yang penyampaian, penaskahan, dan lainnya terpengaruh metode-metode Barat. Selain itu, penciptaannya pun cenderung berasal dari fenomena kehidupan manusia atau karya sastra.
ADVERTISEMENT
Secara mendasar, akting terbagi menjadi dua, antara lain akting presentasional dan akting representasional. Berdasarkan buku berjudul Seni Budaya yang ditulis Sem Cornelyoes Bangun dkk., akting presentasional adalah suatu akting saat pemeran memadukan tubuh, roh, dan jiwa dari karakter yang ada di dalam naskah ke dalam dirinya.
Paduan tersebut menghasilkan mutu akting yang wajar, indah, dan tepat sebagai seni pertunjukan. Hal ini sebagaimana yang diacu oleh metode realisme Konstantin Stanislavski.
Sedangkan akting representasional, yaitu bentuk sajian teater yang paling tua dan bertahan hingga kini dalam sejumlah sajian teater tradisional. Sajian ini menitikberatkan pada gerakan-gerakan lahiriah tanpa merinci detail gerakan-gerakan batin.

Naskah Lakon Teater Modern Indonesia

Menurut buku yang ditulis Sem Cornelyoes Bangun dkk., kehidupan teater modern Indonesia mulai menampakkan wujudnya setelah Usmar Ismail menulis naskah lakon yang berjudul Citra pada 1943.
ADVERTISEMENT
Naskah lakon pada masa tersebut bukan bertema pahlawan-pahlawan epik atau para bangsawan. Namun, sesudahnya mulai bermunculan naskah-naskah tentang kehidupan sehari-hari atau manusia Indonesia yang sedang menggalang kekuatan menuju pecahnya revolusi.
Teater modern Indonesia semakin semarak dengan berdirinya Pusat Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Terlebih setelah kepulangan Rendra dari Amerika dengan eksperimen-eksperimennya yang monumental. Misalnya, yang terdapat pada naskah lakon Bib Bob, Rambate Rate Rata, Dunia Azwar, dan banyak lagi.
Di samping itu, mulai banyak grup teater yang memiliki penyajian berbeda antara satu sama lain. Mereka tak hanya mengadopsi naskah lakon dari Barat, tetapi menggali akar-akar teater tradisi dalam penulisan naskah lakon.
(AMP)