Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Law of Diminishing Return: Pengertian dan Fase-fase di Dalamnya
30 November 2021 15:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Law of diminishing return adalah konsep yang kerap ditemui dalam ilmu ekonomi , khususnya yang berkaitan dengan kegiatan produksi.
ADVERTISEMENT
Secara umum, konsep tersebut merupakan sebuah hukum dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang proporsi input yang tepat untuk memperoleh output yang maksimal. Berikut penjelasan selengkapnya.
Law of Diminishing Return
Dalam buku New Business Model oleh Sawidji Widioatmodjo, law of diminishing return atau peningkatan hasil yang semakin menurun akan terjadi apabila skala produksi sudah sampai pada titik puncak.
Artinya, ketika input yang dimiliki telah melebihi kapasitas produksi dari input, maka pendapatan (return) akan semakin menurun.
Untuk lebih memudahkan pemahaman terkait konsep ini, perhatikan contoh tentang pengerjaan sebidang tanah seperti yang dikemukakan oleh Widioatmodjo berikut ini.
ADVERTISEMENT
Namun pada titik tertentu, peningkatan hanya berlaku pada faktor produksi, bukan lagi nilai pendapatan.
Fase-fase dalam Law of Diminishing Return
Mengutip dari buku Ekonomi dan Akuntansi: Membina Kompetensi Ekonomi oleh Eeng Ahman dan Epi Indriani, pada hakikatnya law of diminishing return dapat dibedakan menjadi tiga tahap, di antaranya:
1. Tahap pertama
Pada tahap ini produksi total bertambah secara signifikan (increasing return). Contohnya kita memiliki sebidang sawah dengan input petani. Satu sawah memiliki kapasitas petani sebanyak sepuluh orang. Jika kita menempatkan satu orang petani di sebidang sawah tersebut, kita akan mendapatkan beras (output)
Begitu pula jika petani ditambah hingga mencapai tujuh orang. Saat jumlah petani sudah berada pada angka tujuh, output akan stabil dan meningkat secara terus menerus. Kondisi demikian akan tetap berlanjut hingga jumlah petani mencapai 8, 9, dan 10 orang.
ADVERTISEMENT
2. Tahap kedua
Pada tahap kedua, produksi total bertambah semakin lambat. Misalnya, ketika pendapatan menggunakan 7 petani dengan pendapatan menggunakan 10 petani mengalami perbedaan.
Artinya, semakin banyak petani yang terlibat, semakin memengaruhi kinerja mereka. Sebab, sawah yang digarap semakin penuh. Namun, pada fase ini pendapatan masih tetap meningkat.
3. Tahap ketiga
Pada tahap ini, produksi total semakin lama semakin berkurang (diminishing). Misalnya, sawah dengan kapasitas sepuluh petani ditambah dengan satu hingga tiga orang lagi.
Kondisi tersebut semakin membuat sawah penuh. Inilah yang menyebabkan pendapatan menurun. Semakin banyak petani yang dipekerjakan, semakin menurun pula produktivitas mereka.
Dengan terus menambah tenaga petani, tidak menjadikan produksi beras semakin meningkat. Penambahan tenaga petani secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap upah mereka. Makin banyak petani yang dilibatkan, makin menurun juga pendapatan tiap petani.
ADVERTISEMENT
(ANM)