Konten dari Pengguna

Lempeng Indo-Australia, Salah Satu Jenis Lempeng Tektonik di Dunia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
1 November 2021 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Lempeng Indo-Australia. Foto: Taufik Abdullah dan A.B Lapian dalam buku Indonesia Dalam Arus Sejarah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lempeng Indo-Australia. Foto: Taufik Abdullah dan A.B Lapian dalam buku Indonesia Dalam Arus Sejarah
ADVERTISEMENT
Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia adalah titik temu di antara tiga lempeng di dunia. Menurut buku Sejarah Indonesia Kelas X oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ketiga lempeng tersebut terdiri dari Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian utara, dan Lempeng Pasifik di bagian timur.
ADVERTISEMENT

Lempeng

Menurut Stein dalam buku An Introduction to Seismology, Earthquake, and Earth Structure, lempeng merupakan salah satu bagian paling atas dalam unsur penyusun Bumi.
Pada bagian atas Bumi terdapat lapisan litosfer yang terdiri dari kerak Bumi dan mantel Bumi. Kedua lapisan tersebut bersifat padat dan kaku. Bagian litosfer terbagi menjadi lempeng-lempeng tektonik yang terdiri dari lempeng samudra dan lempeng benua.

Lempeng Tektonik

Melansir laman bmkg.go.id, lempeng tektonik adalah segmen keras dari kerak Bumi yang mengapung di atas astenosfer yang bersifat cair dan panas. Lempeng tektonik memiliki pergerakan yang bebas dan menciptakan interaksi satu sama lain.
Menurut BMKG, terdapat tiga kemungkinan pergerakan sebuah lempeng tektonik terhadap lempeng lainnya, yaitu:
ADVERTISEMENT
Apabila dua lempeng bertemu di suatu sesar, ketiga hal di atas bisa terjadi. Pada umumnya pergerakan lempeng tergolong lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia. Pergeseran lempeng tercatat sebesar 0 hingga 15 sentimeter per tahunnya.
Namun terkadang, pergerakan lempeng mengalami macet dan saling mengunci satu sama lain. Kondisi ini menyebabkan pengumpulan energi. Apabila suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak lagi mampu menahan gerakan, terjadilah gempa bumi.
Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik merupakan wilayah yang memiliki kondisi tektonik aktif. Di wilayah tersebut berpotensi terjadi gempa bumi, terbentuknya gunung berapi, dan dataran tinggi.
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan Bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori pergerakan benua dan pemekaran dasar samudra.
ADVERTISEMENT

Lempeng Indo-Australia

Indonesia menjadi zona pertemuan tiga lempeng sekaligus, yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Kegiatan tektonis pada akhir Mesozoikum atau sekitar 65 juta tahun lalu, secara aktif menggerakkan ketiga lempeng tersebut. Pergerakan ketiga lempeng itu menyebabkan daratan menjadi terpecah-pecah, atau dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa alami).
Menurut buku Sejarah Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lempeng Indo-Australia merupakan dua lempeng tektonik yang mencakup benua Australia dan samudra di sekelilingnya.
Menurut BMKG, pergerakan lempeng Indo-Australia relatif ke arah utara dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia. Sementara lempeng Pasifik relatif bergerak ke arah barat.
(ANM)