Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Macam-macam Pola Aliran Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
26 Desember 2023 7:03 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nah, sungai memiliki pola aliran sungai yang merupakan kumparan dari berbagai anak sungai. Menariknya, tiap pola aliran sungai tidak ada yang sama.
Mengenai pola aliran sungai, akan dibahas selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Pola Aliran Sungai
Pola aliran sungai adalah sebuah kumpulan dari sungai-sungai yang memiliki bentuk yang sama. Bentuk aliran tersebut menggambarkan kondisi profil sungai dan juga genetik sungai itu sendiri.
Ada banyak faktor yang memengaruhi terbentuknya pola aliran sungai. Sebagian besarnya disebabkan berbagai faktor alami, di antaranya yaitu jenis tanah dan juga batuan, topografi, morfologi, kemiringan, tingkat erosi , dan struktur geologi.
Seiring berjalannya waktu, sistem jaringan yang ada di sungai akan membentuk pola aliran sungai yang bercabang dan akan menyesuaikan dengan faktor lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Jenis Pola Aliran Sungai
Pola aliran sungai yang ada di permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh morfologi tempat sungai mengalir dan struktur geologinya. Pola aliran sungai yang umum dibagi sebagai berikut.
1. Pola radial sentrifugal
Pola aliran radial sentrifugal adalah pola aliran sungai yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini bisa ditemui di daerah gunung. Contohnya seperti pada kubah, gunung api, dan bukit terpencil.
2. Pola radial sentripetal
Pola aliran radial sentripetal adalah pola aliran sungai yang sumbernya berasal dari berbagai arah kemudian menuju pusat.
Contohnya pola aliran sungai di daerah ledokan (lembah). Kawah dan cekungan juga termasuk contoh pola ini.
3. Pola aliran dendritik
Pola aliran dendritik memiliki ciri-ciri anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur, yaitu membentuk sudut yang berlainan besarnya dan tidak tentu besarnya.
ADVERTISEMENT
Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur. Pola ini sering terdapat pada batuan horizontal (mendatar).
4. Pola aliran trellis
Pola aliran sungai yang berbentuk tulang daun atau teralis. Pola aliran ini dapat terbentuk di daerah pegunungan lipatan.
5. Pola aliran rektangular
Pola aliran rektangular memiliki sungai induk dengan anak-anak sungainya membelok membentuk sudut siku-siku (90 derajat).
Pola aliran ini terdapat di daerah patahan atau daerah yang tingkat kekerasan batuannya berbeda-beda.
6. Pola aliran pinnate
Pola aliran sungai yang muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip atau kecuraman lereng yang besar.
7. Pola aliran anular
Pola aliran yang sungai utamanya berbentuk lingkaran. Pola aliran anak sungainya berbentuk hampir tegak lurus dengan sungai utama.
Pola aliran ini bisa ditemui di daerah kubah (dome) stadium dewasa atau pegunungan tua. Secara keseluruhan, pola ini hampir membentuk cincin.
ADVERTISEMENT
8. Pola aliran paralel
Pola aliran yang anak sungainya saling sejajar atau hampir sejajar. Anak sungainya bermuara ke sungai utama dengan sudut lancip, atau langsung bermuara ke laut.
Pola aliran ini biasanya berkembang di lereng yang terkontrol oleh proses struktural (misalnya lipatan) atau dekat pantai.
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (Drainage Area Riverbasin) yang disingkat DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu.
Adapun pengertian lain dari DAS adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai.
Jadi, suatu sungai beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran. Misalnya, sungai Ci Manuk dengan anak-anak sungainya disebut Daerah Aliran Sungai Ci Manuk.
Sebuah DAS dapat terdiri dari sedikit atau banyak anak sungai. Melalui pengamatan tentang kerapatan sungai, sebuah DAS dapat diketahui jenis batuan dan iklimnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya, sebuah DAS yang terdiri dari batuan yang keras, tingkat kerapatan sungainya lebih rendah. Sebuah DAS yang berada di daerah yang beriklim kering, anak sungainya tidak banyak.
Daerah yang memisahkan antara satu DAS dengan DAS yang lainnya merupakan daerah punggungan yang dinamakan watershed atau stream devide (igir).
Luas DAS tidak sama di semua tempat, bergantung pada bentuk DAS yang ada. Misalnya, luas DAS di Pulau Jawa berbeda dengan luas DAS di Pulau Kalimantan.
Luas DAS ini juga berpengaruh pada besar-kecilnya air sungai. Selain luas, curah hujan di DAS juga berpengaruh, semakin besar curah hujan, semakin besar pula air sungai.
Kelestarian lingkungan DAS ini perlu dijaga agar tidak terjadi pendangkalan. Bagaimanapun, DAS telah menjadi kebutuhan untuk pembangunan pertanian, pemukiman, dan industri.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara pelestarian adalah dengan penghijauan. Penebangan liar di sekitar DAS juga harus dilarang.
Hal tersebut dimaksudkan agar air hujan di daerah DAS dapat tersimpan dan tidak secara langsung masuk ke sungai. Oleh karena itu, DAS juga berperan atas terjadinya banjir.
Manfaat Sungai
Mengutip dari buku Geografi SMA Kelas X oleh Yusman Hestiyanto, S.Si., beberapa manfaat sungai yang dapat kita lihat dan rasakan sampai saat ini dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Oleh karena banyaknya manfaat yang didapatkan dari sungai, hendaknya kelestarian sungai tetap dijaga.
Cara Melestarikan Sungai
Berikut ini adalah cara-cara untuk menjaga sungai tetap bersih berdasarkan buku Seluk Beluk Sungai oleh Fajar Nugroho dan Panca Ratna Sari (2017) dan buku Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Sabartiyah (2008).
1. Pengolahan air limbah
Air limbah adalah penyebab sungai tercemar dan menjadi kotor. Usaha-usaha berikut ini adalah upaya untuk mengatasi pencemaran tersebut, antara lain:
ADVERTISEMENT
2. Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai atau DAS adalah wilayah daratan yang dibatasi oleh pemisah topografis berupa punggung bukit yang menerima air hujan dan mengalirkannya ke hilir dan bermuara ke laut.
DAS termasuk daerah yang rawan terhadap kerusakan dan pencemaran karena sering terjadi pengikisan lapisan tanah oleh arus sungai. Berikut adalah cara pengendalian supaya DAS tidak rusak.
3. Tidak Membuang Sampah Sembarangan di Sungai
Pembuangan sampah di sungai dapat menyebabkan sampah menumpuk dan mencemari air sungai. Selain itu dapat membawa bibit penyakit yang membahayakan kesehatan.
Oleh karena itu, marilah kita mengelola sampah dengan benar dan tidak membuang sampah sembarangan di sungai. Selain itu secara berkala perlu dilakukan gerakan pembersihan sampah fisik dan pengerukan sungai.
ADVERTISEMENT
4. Penyuluhan Terhadap Warga di Sekitar Sungai
Gerakan penyuluhan, pembinaan, dan pengarahan terhadap warga di sekitar sungai untuk mengurangi pembuangan limbah rumah tangga dan supaya tidak menggunakan obat-obatan dan pembasmi hama kimia secara berlebihan.
5. Pengujian dan Pengontrolan Terhadap Keadaan Air Sungai
Harus dilakukan pengujian ilmiah terhadap tingkat bahaya air sungai yang sudah tercemar dan realisasi upaya untuk mengatasinya berdasarkan teknologi yang mungkin digunakan.
Diperlukan juga adanya pengontrolan atau supervise berkala dari pemerintah setempat untuk memantau keadaan air sungai.
(DEL)