Konten dari Pengguna

Macam-Macam Puasa Sunnah dan Keutamaannya bagi Umat Muslim

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
17 Januari 2022 14:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi melaksanakan puasa sunnah yang tidak wajib bagi umat Muslim. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melaksanakan puasa sunnah yang tidak wajib bagi umat Muslim. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam hukum Islam, puasa diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu puasa wajib, puasa makruh, puasa haram, serta puasa sunnah. Macam-macam puasa sunnah pun dibagi menjadi beberapa istilah. Agar lebih memahaminya, simak pembahasan berikut ini.
ADVERTISEMENT
Menyadur dalam buku tulisan Nur Solikhin yang berjudul Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah (2016: 32), puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib dilaksanakan bagi umat Muslim. Namun, jika puasa tersebut tetap dilakukan, ia akan memperoleh pahala dari Allah SWT.
Puasa sunnah mendatangkan berbagai keutamaan bagi umat Muslim yang mengamalkannya, mulai dari menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat yang berujung datangnya azab dari Allah, hingga bermanfaat bagi kesehatan.
Dirangkum dari buku Panduan Praktis Menjalankan Puasa Sunnah karya Siti Nur Aidah dkk (2021: 24), dalam Islam terdapat macam-macam puasa sunnah dan keutamaannya, yaitu:
Ilustrasi menjalankan puasa sunnah agar terhindar dari maksiat hingga menjaga kesehatan tubuh. Foto: Pixabay

1. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijah, khususnya bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji.
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW bersabda: "Tiada amal yang soleh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama dalam bln Dzulhijjah).” (HR Bukhari).
Al-Imam As Syafie’i berpendapat, bagi orang yang sedang beribadah haji di Arafah, akan lebih baik tidak melaksanakan puasa ini.
Imam Ahmad RA mengatakan: “Jika ia sanggup berpuasa maka boleh berpuasa, tetapi jika tidak hendaklah ia berbuka, sebab hari ‘Arafah memerlukan kekuatan (tenaga).”

2. Puasa di Sembilan Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan di sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijah, seperti berzikir, bersedekah, serta yang paling ditekankan adalah puasa sunnah.
Rasulullah SAW bersabda: ”Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Allah di mana seorang hamba beribadah di dalam hari-hari itu daripada ibadah yang dilakukannya di dalam 10 hari Zulhijah. Puasa sehari di dalam hari itu menyamai puasa setahun dan qiamulail (menghidupkan malam) di dalam hari itu seumpama qiamulail setahun.
Ilustrasi berpuasa sunnah untuk mendatangkan kebaikan bagi umat Muslim. Foto: Pixabay

3. Puasa Tasu’a

Puasa sunnah ini dikerjakan pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya, yaitu di tanggal 10 Muharram. Sebab, pada 10 Muharram, orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.
ADVERTISEMENT

4. Puasa Asyura (10 Muharram)

Puasa sunnah ini dilakukan pada keesokan harinya, setelah melakukan puasa Tasu’a. Imam As-Syafii, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan, bahwa dianjurkan menjalankan puasa di hari kesembilan dan kesepuluh bulan Muharram secara berurutan.
Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Seutama-utama puasa setelah Ramadlan ialah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu, ialah shalat malam.” (HR Muslim).

5. Puasa Syawal

Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada enam hari di bulan Syawal. Untuk pelaksanaannya, bisa dilakukan secara berurutan maupun secara terpisah, tetapi dengan jumlah yang sama.
Terkait dengan keutamaannya, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka itulah puasa satu tahun.” (HR Ahmad dan Muslim).
Ilustrasi melaksanakan puasa Senin-Kamis sesuai sunnah Rasulullah SAW. Foto: Pixabay

6. Puasa Senin-Kamis

Puasa Senin-Kamis merupakan puasa sunnah yang paling sering dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Dari Abu Harrairah RA, dia berkata: “Bahwasanya Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak berpuasa pada hari Senin dan Kamis.”
ADVERTISEMENT
Dan ketika ditanya alasannya, beliau bersabda: “Sesungguhnya segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan.”
Maka Allah pun berfirman: “Tangguhkan keduanya." (HR Ahmad).

7. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa ini dilaksanakan tiga hari setiap pertengahan bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15. Puasa ini juga dianjurkan oleh Rasulullah.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR Ahmad, An-Nasai, dan at-Tirmidzi).

8. Puasa Sya’ban

Puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW yang lainnya adalah puasa di bulan Sya’ban.
ADVERTISEMENT
Dari Aisyah RA, beliau berkata: “Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
(VIO)