Konten dari Pengguna

Memahami Arti Kemerdekaan dalam Islam

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 Agustus 2023 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi arti kemerdekaan dalam Islam. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi arti kemerdekaan dalam Islam. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Memahami arti kemerdekaan dalam Islam sangat penting bagi umat Muslim agar dapat mengetahui batas-batas kebebasan yang ditetapkan syariat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemerdekaan memiliki arti kebebasan, dapat berdiri sendiri, dan tidak terjajah lagi.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut istilah, kemerdekaan dapat diartikan sebagai kebebasan individu untuk melakukan apa pun yang dikehendakinya tanpa pengaruh orang lain. Dalam bahasa Arab, kemerdekaan dikenal dengan istilah al-istiqla.
Sebenarnya, apa arti dan makna al-istiqla dalam pandangan Islam? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Arti Kemerdekaan dalam Islam

Ilustrasi kemerdekaan dalam Islam. Foto: Unsplash.
Kata al-istiqla yang ditafsirkan sebagai al-taharrur wa al-khalash min ay-qaydin wa saytharah ajnabiyyah atau bebas dan lepas dari segala bentuk ikatan dan penguasaan pihak lain. Kata lain yang digunakan untuk menyebut makna ini adalah al-hurriyah yang artinya kebebasan.
Makna kebebasan dan kemerdekaan dalam Islam sangat luas. Namun, kata ini dapat dimaknai dari dua sudut pandang, yakni secara syariah maupun kemanusiaan.
Kebebasan secara syariah dapat diartikan sebagai kondisi saat seseorang sadar dan berusaha keras untuk memposisikan diri sebagai hamba Allah. Dalam hal ini, seorang muslim tidak tunduk kepada selain Allah.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman UIN Alauddin, seorang manusia baru dianggap merdeka apabila telah mampu mengendalikan diri. Artinya, muslim yang merdeka tidak lagi diperbudak oleh hawa nafsu.
Sementara itu, menurut dr Yusuf Qardhawi dalam Sistem Masyarakat Islam dalam Al Quran dan Sunnah, Islam juga mengakui kemerdekaan atau kebebasan individu dalam beberapa aspek kemanusiaan, seperti:
Kemerdekaan dalam aspek kemanusiaan bahkan tercantum dalam Al Quran meski tidak disebutkan secara langsung. Misalnya kebebasan beragama, Allah menghendaki umat manusia untuk memilih agama yang dianut walaupun Islam adalah agama yang benar.
Dalam Surat Al Baqarah ayat 256, Allah berfirman:
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
Dalil lain yang menjelaskan tentang kebebasan beragama dalam Islam tercantum dalam Surat Yunus ayat 99. Allah SWT berfirman:
وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَتُكْرِه ُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ
"Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah percaya semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?"
Dari kedua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap manusia dilahirkan secara merdeka dan diberikan kehendak untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Kebebasan tersebut termasuk soal keimanan, apakah akan menjadi hamba Allah yang beriman atau yang kufur dan ingkar terhadap kebesaran-Nya.
ADVERTISEMENT
(GLW)