Memahami Proses Oksigen Meninggalkan Alveolus dan Masuk ke Pembuluh Darah

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
12 Januari 2022 7:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pernapasan manusia. Sumber: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pernapasan manusia. Sumber: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Oksigen meninggalkan alveolus dan masuk ke pembuluh darah melalui proses difusi. Selain itu, karbon dioksida juga meninggalkan darah. Proses ini terjadi dalam sistem pernapasan manusia, lebih tepatnya pada alveolus.
ADVERTISEMENT
Kantong udara di dalam paru-paru atau disebut alveolus merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara darah di dalam pembuluh darah dengan udara bebas yang dihirup.
Berdasarkan buku berjudul Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII yang ditulis Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah. Sedangkan, karbon dioksida dan uap air dari darah berdifusi ke udara.

Mekanisme Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida

Peristiwa oksigen meninggalkan alveolus dan masuk ke pembuluh darah melalui proses difusi terjadi dalam mekanisme pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Mengutip buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA yang ditulis Faidah Rachmawati dkk., proses bertukarnya oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) terjadi dalam alveolus dan jaringan.
ADVERTISEMENT
Udara masuk ke paru-paru saat terjadi inspirasi. Karena tekanan parsial O2 (PO3) dalam atmosfer lebih tinggi, maka udara masuk ke alveoli. Kemudian, karena PO2 di alveoli lebih tinggi daripada kapiler-kapiler darah alveoli, maka oksigen masuk secara difusi ke kapiler darah.
Oksigen yang berada di kapiler darah diikat oleh hemoglobin darah dan diedarkan ke seluruh tubuh menuju jaringan-jaringan. Setelah sampai di jaringan, oksigen akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh.
Ilustrasi oksigen meninggalkan alveolus dan masuk ke pembuluh darah melalui proses difusi. Sumber: Unsplash.com
Di dalam sel, oksigen digunakan untuk proses oksidasi sel. Gas sisa yang dihasilkan dari proses oksidasi sel adalah karbon dioksida. Makin banyak okisgen yang digunakan, makin banyak pula karbon dioksida yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan tekanan parsial CO2 (PCO2) dalam sel lebih tinggi dari kapiler darah.
ADVERTISEMENT
Dari hal itu, karbon dioksida berdifusi ke kapiler vena darah dan dibawa menuju ke paru-paru. Tingkat kelarutan karbon dioksida di dalam darah kira-kira 20 kali kelarutan oksigen.
Karbon dioksida berdifusi dalam eritrosit secara cepat, sehingga mengalami hidrasi menjadi HCO3. Penyebabnya karena terdapat enzim karbonat anhidrase dalam plasma darah.
Adanya penurunan kejenuhan Hb terhadap karbon dioksida menyebabkan Hb mengikat lebih banyak H+ dari oksihemoglobin. Sebagian karbon dioksida dalam eritrosit bereaksi dengan gugus amino membentuk senyawa karbamino (senyawa Hb dengan CO2).
Dengan adanya ikatan Hb dengan karbon dioksida, darah lebih asam. Namun, keasaman ini dinetralkan oleh ion-ion Na+ dan K+. Sampai di paru-paru, karbon dioksida berdifusi ke alveolus dari kapiler vena.
Hal ini dapat terjadi karena tekanan karbon dioksida dalam alveolus lebih rendah dibanding tekanan CO2 dalam kapiler vena. Selanjutnya, melalui saluran pernapasan karbon dioksida diembuskan keluar tubuh.
ADVERTISEMENT
(AMP)